perpisahan singkat

6.3K 1K 188
                                    


Hari ini hari terakhir kuliah sebelum libur panjang semester ganjil.

Semua mahasiswa yang tinggal di luar kota berbahagia, karena akhirnya mereka bisa pulang kampung setelah sekian lama. Walau masih ada beban UAS yang menunggu setelah liburan, setidaknya mereka bisa rehat sebentar dengan bertemu keluarga.

Bagi Nja, hari ini terasa biasa saja. Sama seperti hari-hari lainnya, dia akan pulang ke rumah dan melakukan hal yang itu-itu saja.

Justru baginya libur semester akan terasa membosankan.

Nja nggak punya teman lain selain teman kuliahnya. Selama libur semester, teman-temannya pasti akan pergi liburan, yang otomatis membuat Nja nggak punya teman untuk diajak hangout.

Ginan dan Kynan pasti akan pulang kampung, Nana dan Karin selalu sibuk bepergian ke luar kota, sedangkan Hansa nggak bisa dihubungi.

Bukan berarti Nja nggak bisa liburan dengan kedua orang tuanya, tapi menghabiskan waktu dengan mereka kalau terlalu lama akan terasa memuakkan. Bukan karena Nja punya hubungan yang nggak baik dengan mereka, melainkan karena hubungan orang tuanya terlalu baik terhadap satu sama lain, Nja yang melihat mereka mesra-mesraan sepanjang hari justru malah pening.

Pasca kejadian patah hati tempo hari, Nja merasa dia jadi lebih sensitif dari biasanya. Dia bukan orang yang senang overthinking, namun setelah mengetahui fakta bahwa hubungannya dengan Mala nggak bisa dikembangkan lebih jauh lagi, Nja jadi lebih murung dan gampang marah. Termasuk jika melihat orang tuanya mesra-mesraan.

Nja nggak pernah bermaksud membuat orang-orang muak atau kesal karena tingkahnya, ia bersumpah. Hanya saja emosinya nggak bisa ditahan belakangan ini, dan akhirnya Nja hanya akan memperlakukan teman-temannya dengan menyebalkan.

Sekarang, Nja sudah merasa lebih baik bila dibandingkan dengan bulan lalu. Walau kadang tiap melihat postingan Instagram Mala, hatinya masih berdenyut ngilu, namun sekarang Nja berusaha mengontrol dirinya sebisa mungkin.

Kenapa sih, nyerah gitu aja? Padahal belum juga memulai.

Nja nggak mau menjadi penghancur kebahagiaan orang lain, apalagi jika itu orang yang dia suka. Kalau dia punya pacar, dan pacarnya direbut lelaki lain juga, dia akan merasa lelaki itu kurang ajar. Nja pun berpikir demikian jika dia masih kekeuh memperjuangkan rasa sukanya pada Mala, dia akan terkesan kurang ajar dan brengsek.

Mumpung belum terlalu jauh, rasanya akan lebih mudah jika melepas sekarang daripada nanti setelah Nja memperjuangkan terlalu jauh.

Namun, setelah Nja berusaha meyakinkan dirinya kalau dia benar-benar akan baik-baik saja setelah patah hatinya itu, yang membuatnya kesulitan justru Mala yang tingkat kepekaannya di bawah rata-rata.

Dia seakan nggak mengerti kalau Nja menjaga jarak dengannya, adalah karena dia merasa nggak enak begitu tahu fakta kalau Mala nggak lagi sendirian. Dia sudah punya pacar, dan Nja berusaha menjaga hubungannya dengan Mala agar tetap menjadi kakak dan adik tingkat, dengan nggak jalan berdua bersama Mala.

Nja menjauh adalah fakta. Namun Mala masih nggak bisa membaca situasi.

Dia masih sering mempertanyakan kenapa sekarang Nja jadi nggak asik dan tiba-tiba nggak mau lagi diajak jalan.

Dengan LDR yang tengah Mala jalin, rasanya hanya akan menimbulkan masalah jika Nja pergi dengan Mala berdua saja meski hanya sebagai teman.

Terasa nggak benar.

Dan kini, Mala bukan hanya mempersulitnya lewat pesan, namun dia sudah berani mendatangi Nja ke lantai jurusan dan standby di depan Laboratorium.

NiskalaWhere stories live. Discover now