16. Reclaim

233 27 47
                                    

🌻 JohnYu 🌻

.

.

.

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Yuta akhirnya berdiri di depan pintu rumah Johnny hari ini. Entah ini berani atau nekat. Pada akhirnya dia benar-benar melaksanakan saran dari Seungcheol dan Jimin. Dengan hati mantap menemui Johnny, dipencetlah bel pintu di depannya.

Terdengar dari dalam suara seorang wanita menyahut, “Tunggu sebentar!” Sesaat berselang muncul seorang wanita paruh baya yang bukan merupakan keturunan Asia. Yuta sudah mengenalnya, dia adalah ibu Johnny—Yuta ingat Johnny pernah mengatakan bahwa ibunya berdarah asli Amerika.

“Yuta!” Wanita itu menyambut dengan senyum ceria. Dia memang tak pernah tak gembira tiap kali ada teman dari anak-anaknya yang datang berkunjung.

“Apa kabar, Bibi!” Yuta turut pula menyapa dengan senyum nan lebar.

Wanita itu lantas menepuk lengan Yuta demikian keras, seakan-akan yang sedang berdiri di hadapannya tersebut adalah salah satu putranya. “Ya, ampun. Sudah kubilang panggil saja aku Michelle,” ujarnya dengan logat yang sama sekali tak terdengar seperti orang barat.

Ucapan ibu Johnny hanya ditanggapi dengan tawa dan anggukan kepala dari Yuta. Ini bukan pertama kalinya. Namun meski demikian, tentu saja Yuta tak pernah menurut. Bukan dia tak menghargai, tapi justru dia merasa lancang jika mengikuti budaya barat tersebut.  Dia mungkin akan lebih nyaman jika memanggil dengan sebutan Mrs. Seo.

“Kapan terakhir kali Johnny mengajakmu main ke sini?” ibu Johnny berkata. “Sepertinya sudah lama sekali, kan? Leo dan Theo banyak menanyakanmu akhir-akhir ini.”

“Benarkah? Kalau begitu aku akan lebih sering berkunjung lagi mulai sekarang,” Yuta berkata sambil mengusap tengkuknya. Dalam hati dia berharap semoga dua anak lelaki tersebut tak berbicara buruk tentangnya.

Tahu Yuta pastinya datang bukan tanpa tujuan, ibu Johnny pun tak lagi berbasa-basi dan menanyakan, “Apa kau mencari Johnny?”

Dengan senyum yang masih bertahan Yuta menganggukkan kepala. “Iya,” jawabnya riang. “Apa dia ada di rumah?”

“Oh, Yuta sayang, sepertinya kau belum tahu, ya? Johnny tinggal sendiri sejak masuk universitas.”

Raut kecewa tak bisa Yuta sembunyikan setelah mendengar jawaban tersebut. “Benarkah? Dia tidak memberitahuku,” ujarnya dengan senyum yang telah luntur.

“Maafkan dia, ya. Dia baru selesai pindahan kemarin—dan kau pasti tahu, kan? Mahasiswa baru itu punya banyak hal untuk diurus. Mungkin dia lupa memberitahu teman-temannya.”

Jadi itukah alasan Johnny tak segera menemui Yuta? Yuta sempat lega, karena itu artinya Johnny tak benar-benar bermaksud lari darinya. Seperti yang dikatakan ibu Johnny, anak lelaki itu hanya terlalu sibuk.

Story Written by You & The Sun | NCT JohnYu [COMPLETE]Where stories live. Discover now