Jove 14 | Rosé

9

" Jam 5 subuh dia sudah tidak ada di Australia."

" What!?" Kaget Jennie sampai Olivia mengangkat alis, ada apa?

°°°

Koper kecil di geret. Rose berlalu keluar bandara O'Hare. Sekitar jam 11an dia baru sampai.

Langsung masuk ke dalam taxi, menyodorkan alamat yang di tulis di kertas olehnya pada supir.

Si supir mengangguk manut. Dia pergi membawa Rose ke tujuan itu.

Sempat wanita ini ingin mengeluarkan hp di saku. Cuman terdiam sejenak lalu mengurungkan niat.

" Itu apartemen elit Nona. Apa anda tinggal disana?" Tanya supirnya.

" Oh! Bukan. Saya mau bertemu teman disana."

" Ohh iyaya."

Rose melirik supir di depannya.

" Sorry sir."

" Ya?"

" Nanti bisa menungguku sebentar? Aku hanya mengambil barang saja di sana."

" Baik Nona."

Kepala menoleh ke luar kaca mobil. Rose membuang panjang nafasnya sambil dia kelihatan bete sekali.

Sesampainya di tujuan, dia keluar. Berlalu masuk dan bicara pada satpam.

" 10 menit tolong telpon ambulan." Kata Rose yang langsung berbalik. Jalan masuk ke dalam lift menuju lantai 7.

.

.

.

" Dia berada di lantai 7. Akan aku bacakan alamatnya."

.

.

.

Ting! Lift terbuka. Rose melepas satu kancing kemeja atas. Jalan melihat-lihat nomor urutan apartemen ini.

Saat sampai depan pintu nomor 7, dia berhenti.

.

.

.

" James jarang membuka pintu tanpa kode. Jika itu polisi, dia akan langsung tau."

" Caranya?"

" Jennie selalu melakukannya. Tendang pintu dua kali, lalu tekan bel kemudian ketok sekali dan tekan asal pin pintu."

.

.

.

Pip~pip! Pip! Pip! Pip!

Kepala menoleh ke belakang.

" James! Ada tamu!" Teriak temannya yang sibuk leha-leha di ruang tamu penuh dengan botol alkohol.

" Siapa?"

James nongol dari arah dapur. Dia diam sejenak mendengar suara ketokan sekali juga tendang pintu.

" Jennie?" Sebutnya.

.

.

.

Rose mengikat rambutnya Dengan sangat rapi dan kuat. Dia melakukan sekali lagi hal ini sampai telinganya mendengar suara seseorang yang mendekati pintu.

.

.

.

" Bukannya kalian sudah putus?"