"Teruslah menangis!"

Gadis itu terlampau takut untuk kembali menangis, kaki nya sakit karena tak sengaja menginjak pecahan kaca di kamar nya tadi sedangkan seluruh tubuhnya serasa berkedut sakit karena pukulan yang di berikan padanya. Jika ia menangis ibunya akan memukulnya lagi dengan semakin membabi buta. Akhirnya yang bisa ia lakukan hanya menggigit bagian dalam bibir nya dan meremas kuat ujung baju yang ia pakai.

Gadis itu bisa melihat dengan jelas ibunya dengan rambutnya yang acak-acakan memakai dress tak berlengan berwarna hitam di atas lutut dan masih mengenakan heels dengan polesan make up tebal di tambah lipstik nya yang merah menyala dan gadis itu bahkan bisa mencium bau alkohol yang mungkin berasal dari wanita itu tapi menurutnya, wanita yang adalah ibunya itu tidak terlihat mabuk.

"Maafkan aku sayang, gara-gara anak itu aku jadi mengabaikan mu" ucap sang wanita, tatapan nya melunak sembari tersenyum berjalan ke arah pria dewasa yang sedari tadi menyaksikan peristiwa barusan dengan bersedekap dada. Ia menyambut tangan Evelyn Ratu yang mengelus bahunya lalu mencium pipi pria itu.
Mereka berdua mulai bermesraan di ruangan itu, bahkan dengan berani berciuman di depan gadis remaja yang masih berumur 16 tahun. Keduanya asik dengan dunia mereka yang entah sengaja atau tidak mempertontonkan aksi yang tak pantas, tangan pria itu mulai menggerayangi tubuh Evelyn dan dengan kurang ajar wanita itu mulai mendesah keenakan untuk beberapa saat. Mereka lupa diri dan melupakan gadis itu yang masih terdiam sebelum akhirnya sang pria menjauhkan tubuh Evelyn dan menatap gadis itu yang masih terduduk dengan tatapan kosong di sudut ruangan.

"Jangan pedulikan dia, lebih baik kita ke kamar"

Keduanya pergi tanpa rasa bersalah atau kasihan sedikit pun meninggalkan gadis itu berantakan yang tengah menatap kosong pintu yang terbuka lebar di depan sana. Tubuh gadis itu tidak lagi menegang was-was akan di pukuli kembali karena yang bisa ia dengar keduanya sedang berteriak bersahut-sahutan di dalam kamar. Ia tidak mau memikirkan apa yang mereka lakukan, dirinya terlalu muda untuk semua hal dewasa yang sudah ia lihat selama ini. Entah sudah berapa banyak kekerasan dari Evelyn yang ia dapatkan. Kehidupan nya begitu tak normal untuk gadis seumuran nya. Pandangan gadis itu kembali buram kala air mata meluncur bebas, sekujur tubuhnya sakit menahan pilu yang kian menusuk sampai ke tulang, jiwa nya meronta tak terima atas apa yang ia dapatkan selama ini.

Kenapa takdir begitu jahat?

Gadis itu berdiri, berjalan dengan tatapan kosong menuju pintu rumah. Ia takut dan muak dengan segalanya. Setelah berdiri tegap di depan rumah, gadis itu melirik rumahnya sekilas lalu beranjak pergi menjauhi neraka itu.







01 : 15 am, 05 Februari 2000

Tubuh mungil itu berjalan tertatih menyusuri jalanan yang mulai sepi oleh kendaraan. Kaki nya terasa perih bukan main kala menginjak kerikil atau tanah karena luka pecahan kaca tadi lumayan dalam apalagi ia tak menggunakan alas kaki.

Pelarian macam apa ini? Ia tidak membawa uang sama sekali, sehelai pakaian bahkan tidak ada. Sial! Jika begini, dia pasti akan mati. Desa kecil kediamannya butuh waktu 3 jam untuk ke kota sedangkan jalanan untuk kesana lebih banyak mendapati hutan ketimbang rumah-rumah. Gadis itu terus merutuki dirinya sendiri kala malam semakin dingin menusuk. Entah apa yang membuat nya terdorong untuk melarikan diri ketika melihat pintu rumah terbuka lebar. Apa mungkin karena selalu di kurung?

"Apa yang harus aku lakukan?" Ucapnya frustasi ketika hendak memasuki jalanan yang hanya terdapat hutan di sekeliling. Dia sudah sampai di ujung desa, tapi enggan melanjutkan perjalanan.
Ini mustahil dan sangat mustahil bahkan ia berjalan kaki semalaman pun belum tentu akan sampai.

Bella Francesca Ratu_ gadis cantik dengan surai hitam legam termenung di pinggiran jalan. Entah sudah berapa lama ia berdiri sembari memeluk diri sendiri karena dingin malam yang semakin menusuk apalagi ia hanya menggunakan piyama bermotif beruang.

Bella takut jika ibunya akan menyadari keberadaannya yang tidak ada di rumah. Membuat kesalahan kecil saja ia akan di pukuli apalagi jika ibunya menemukan Bella, Membayangkan nya saja membuat Bella menarik nafas gusar. Seketika ia panik dan mulai menyesali perbuatannya melarikan diri dari rumah. Tidak ada pilihan lain kalau sudah seperti ini, ia harus kembali ke rumah neraka itu. Memangnya apa yang ia harapkan? Kerabat saja ia tak punya, yang Bella tau ia hanya mempunyai ibunya Evelyn.

Bella kembali menangis meratapi nasib dan kebodohannya. Hingga tak sadar ia sudah berdiri di tengah jalan tepat di atas garis putih 'ya Tuhan aku benar-benar takut'


Tiba-tiba suara mobil dengan kecepatan kencang melaju dari arah kanan Bella. Mobil itu tampak kehilangan kendali!

Tin! Tin!

Suara klakson di tekan berkali-kali, sedangkan Bella yang tak berdaya berusaha menyelamatkan diri namun kaki nya sakit untuk berjalan lebih cepat. Sudah terlambat! Bella menutup matanya rapat-rapat

Brak!

Cahaya lampu mobil itu makin terang dan terang. 'apakah ini akhir untuk Bella?'








"Sedang apa kau di sini?" Bella tersentak mendengar suara seseorang di seberang jalan.

"Kau siapa?" Tanya Bella takut-takut menatap wanita cantik yang mengenakan kupluk dan syal berwarna merah darah.

"Cih! tidak sopan. Bukannya menjawab malah balik bertanya" tuturnya datar sembari mendekat ke arah gadis yang sudah ia perhatikan sedari tadi. Dan lihatlah gadis ini, apakah ia korban penculikan yang sedang melarikan diri? Penampilannya sangat berantakan dengan wajah lebam di mana-mana.

Bella tak lagi menjawab ketika wanita itu sudah berada di depannya dan langsung berdiri sembari memasukkan tangan ke saku celana.

Wanita itu sedikit menunduk dan menyeringai di depan gadis itu yang demi apapun tampak menyeramkan bagi Bella.

Bella perlahan mundur berancang-ancang untuk segera lari sementara wanita itu hanya menatapnya santai setelah itu ia akhirnya menegakkan tubuh dan berdiri tegap lalu menengok ke arah rumah yang besar dengan desain klasik di seberang jalan.

"Ikuti aku, jika kau ingin aman"







___

Bersambung...

HARAP DI BACA :
CERITA INI HANYALAH KARANGAN YANG DI PENUHI DENGAN KEJADIAN-KEJADIAN DI LUAR NALAR YANG TENTU TIDAK AKAN PERNAH TERJADI DI DUNIA NYATA. JADI, JIKA BERTEMU SCENE MEMBINGUNGKAN MOHON DI MAKLUMI KARENA INI CERITA "FIKSI"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Soul Of Queen BelleWhere stories live. Discover now