05-pasar

65 4 0
                                    

Esok Harinya Adnan tengah  duduk di ruang  tamu sambil membaca sebuah  buku di tangannya,  Nanda yang tengah lewat terselip niat jail di pikiran nya.

Nanda berjalan mengendap endap ke arah Adnan yang membelakanginya dan....

" MAS ADNANNN!!!!! "

"allaahhhh____" Adnan pingsan di tempat


" lah kok, heeeeh!  Mas Adnan" panik Nanda

N

Nanda di buat panik karna tiba² Adnan pingsan  di atas sofa

"mi umi! Mas Adnan pingsan mi! " teriak  Nanda panik

Rahma keluar dari dalam kamarnya
"lah kamu kagetin apa? " tanya Rahma

"lah kok umi tau"

" woo ya jelas,  pantes" jawab Rahma

" trus gimana mi? " tanya Nanda

" dah biarin aja, ntar juga suami mu bangun sendiri " ujar pak Damar yang tiba² lewat entah dari mana sambil membawa secangkir kopi di tangannya

" kok di biarin sih? " bingung  Nanda

" suami  mu emang gitu, kalo kamu ngagetin Adnan terlalu, nanti emang pingsan,  dah kebiasaan " jelas Rahma dan setelah  itu kembali  masuk  kekamarnya sedangkan pak Damar hilang entah  ke mana seakan lewat bak iklan saja

Beberapa menit kemudian Adnan sadar dari pingsannya,  ia memegang kepala nya yang sedikit  terasa pusing, lalu beralih menatap Nanda

" kalo mau ketawa,  ketawa  aja ndak usah di tahan " ujara Adnan yang menyadari Nanda yang tengah berusaha  menahan tawanya.

Nanda membuang  nafas beratnya
" gak jadi" jawab Nanda setalah berhasil menahan tawanya, ia sempat di tak percaya  suaminya  ini punya kebiasaan  yang cukup unik.

"mas Adnan" panggil Nanda

"ya? "

" temenin Nanda yuk,  tadi umi nyuruh belanja,  bahan² di dapur udah pada miris katanya"

" emang kamu bisa belanja? " tanya Adnan namun denagn nada sedikit  meledek

"bisaa dongg! " ucap Nanda bangga

" ya udah sana ganti  baju dulu" suruh Adnan

Ya Nanda kini hanya memakai celana pendek selutut dan baju pendek tanpa lengan

Harap maklum, Nanda masih belum  terbiasa dengan baju tertutup

Adnan menatap tajam pada Nanda
" ganti  atau  hafalan kamu  mas tambah" ancam  Adnan

" iya iyaaa ganti" Nanda langsung berlari masuk kekamarnya, Adnan hanya terkekeh pelan sambil menggelengkan  kepalanya

Seusi berganti kini  Nanda  memakai rok hitam di bawah  lutut dengan  kaos hitamnya, Nanda masih belum terbiasa untuk menggunakan  hijab.

Adnan pun tak memakai  baju khas santrinya ia menggunakan  kaos hitam dengan celana hitamnya  pula dan tak memakai pecinya

Adnan menyiapkan  motornya
" yuk Nda! "

Nanda mengganguk pelan lalu naik ke motor
" ok, dah "

Adnan langsung  menjalankan motornya,  setelah sampai  di pasar Nanda menyuruh Adnan untuk menunggunya di parkiran saja Adnan berniak membantu  namun  Nanda menolak  keras.

Dan sebenarnya  juga ada sesuatu  yang ingin Adnan beli untuk Nanda setelah Nanda tak terlihat  oleh pandangannya Adnan langsung mencari  seusuati yang ia cari

Adnan menuju toko pakaian, ia melihat sebuah gamis dengan warna navy

" bagus,  buat  Nanda cocok deh kayaknya" gumam Adnan

"mas ada yang bisa saya Bantu? " tanya  salah seorang  pegawai  toko

" em gamis  ini berapa  ya mba? " tanya Adnan

" yang ini 165"

" emm ya sudah saya beli  ya,  sekalian baju koko yang ini" ujar Adnan sambil menunjuk baju koko dengan  warna serupa

" baik, sebantar saya siapkan  dulu "

Adnan mengganguk paham,   dirinya  membeli semua itu dari hasil tabungan nya, ya awalnya uang itu untuk kebutuhan Adnan sendiri  nanti namun sekarang ada tanggung  jawab lain yang penting  baginya sebagai  seorang  suami

Adnan tersenyum,  ia sudah tak sabar  melihat Nanda memakai baju yang telah ia berikan untuknya

Nanda selesai berbelanja ia kembali menuju parkiran, namun di tengah  jalan  seseorang  menarik tangannya yang membuat Nanda berbalik  kebelakang   " apaan sihh!! " kesal Nanda

Andra!

"lepass!! " Nanda berusaha  menarik tangannya  yang di cekal Andra

" tunggu nan, dengerin penjelasan  gw dulu " pinta  Andra

"masa bodo sama omongan lo gw gak  mau percaya lagi sama lo ndraa! " kesal  Nanda

" iya nan gw tau gw salah tapi-"

Perkataan Andra terpotong, sebuah  tangan mencengkal tangan Andra

" bisa tolong lepaskan tangan  anda!"
Ujar Adnan

Andra menatap nyalang pada Adnan  Nanda berhasil menarik  tangannya ia bersembunyi  di balik punggung  Adnan

" siapa lo hah!  Gak usah ikut  campur! "

"ini urusan  saya, Nanda tanggung  jawab saya jadi kalo  ada masalah  bisa selesaikan dengan  saya dulu "

"alahh bacot  lo! " kesal Andraa

Bugh!!  Andra melayang"kan pukulannya tepat mengenai wajah Andna yang belum siap

Adnan jatuh tersungkur  kebawah
" mas Adnan!! "  panik Nanda
Ia berjongkok untuk membantu suaminya  berdiri  namun dicegah oleh Andra

"Nanda buat apa sih  lo bantuin tu anak"

"plakk!!" Nanda menampar kuat  pipi Andra
"pergi! Gw benci liat lo ndra" tekan Nanda.

Andra membisu oleh perkataan Nanda

Nanda kembali membantu  Adnan berdiri dan langsung  berjalan pergi meninggalkan Andra disana yang masih tak bergeming dari tempatnya

"Nan...  Nandaa! " Panggil Andra namun tak di gubris si empunya nama.

.
.
.
.

Oke..... Gimana part kali ini,  mimin jamin deh di part selanjutnya  bakal lebig bikin greget...  Tunggu yaa

Jangan lupa votenyaa, dan saran tapi gak butuh hujatan thankss readers.....😊😊😊

Takdir Pesantren (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang