Bagian 4

450 48 2
                                    

Sebuah dinasti dimana yang terkuat dia yang akan berkuasa, bertahan untuk hidup adalah hal yang lumrah, dan kaum terlemah adalah penonton pelengkap sebuah kehidupan, menghabisi atau dihabisi adalah sesuatu yang tidak bisa di lepaskan.

"Hormat kami Jendral Lee"

Terlihat segerombolan prajurit yang memberikan hormat kepada atasannya, mereka adalah prajurit kerajaan Timur, yang di pimpin oleh Raja Park Chanyeol, mereka adalah yang mampu bertahan hidup dalam kejamnya peperangan.

"Bagai mana apa sudah ada perkembangan tentang Puteri Jisung.?"

"Kami menerima laporan dari mata-mata yang berhasil menyusup ke wilayah kerajaan Jung, ternyata memang benar Puteri Jisung dibawa ke kerajaannya."

"Bersengsek.! bagaimana pun caranya kita harus merebut kembali kejayaan kerajaan timur, kita harus membawa Puteri kembali untuk memimpin kerajaan hanya dia penerus yang tersisa dari mendiang Raja Park."

"Kami akan mematuhi perintah anda Jenderal Lee"

"Kalian boleh pergi."

Lee Jeno sedang termenung memikirkan nasib pujaan hatinya, dia sangat merindukan wanita itu.

"Jeno, setelah ini kita harus apa.?"

"Kita harus menyusun rencana, sebelum ini kau rekrut beberapa pria di pedesaan untuk menjadi prajurit Mark, kita sangat kekurangan tenaga jika hanya mengandalkan tentara yang ada."

"Baiklah besok aku akan menyusuri wilayah pesisiran Utara disana pemukiman penduduknya lumayan padat, terimakasih Jeno kau masih bertaha sampai sekarang, jika bukan karena semangatmu mungkin kami sudah berpaling dan berkhianat dari kerajaan yang tidak jelas masa depannya ini."

"Bagai manapun kita harus terus berjuang Mark, apa kau melupakan semua kebaikan mendiang Raja Park."

"Tentu saja tidak, aku masih mengingat semua, besok aku akan pergi dengan Lucas dia bisa di andalkan dalam melatih kekuatan seseorang."

"Aku serahkan semuanya kepadamu."

______________________________

Kemegahan, kemewahan ini hanya semu tidak ada kebahagian yang terpancar dari raut wajah wanita manis itu, dia sudah terduduk di kursi taman sejak sejam yang lalu tidak ada kegiatan yang berarti dia hanya duduk melihat keindahan taman.

"Ohhh, ternyata ini selir baru ayahku,  ternyata hanya bocah."

Jisung memberikan tatapan tidak suka kepada pria di depannya, siapa dia beraninya mengomentarinya.

"Bukan urusanmu." Jisung hendak beranjak dari kursi taman, namun tangannya di cekal oleh pria itu.

"Apa kau tidak mengenaliku hah.! aku penerus Kerajaan ini, kau seharusnya hormat kepadaku, kau cuman wanita pemuas nafsu ayahku saja."

"Kau ingat ini tidak peduli setinggi apa derajatmu, seberapa pentingnya kau di kerjaan ini, semua tidak berguna bagiku."

"Apa kau tidak pernah di ajarkan sopan santun hah, berani sekali kau membalas omonganku."

"Kau hanya seorang pria yang ingin di banggakan karena kedudukannya, dan ku pastikan dalam otakmu hanya kosong belaka, kau hanya seorang lelaki bodoh yang sialnya beruntung terlahir dari keluarga kerajaan, dan kujamin jika kau hanya rakyat biasa kupastikan kau hanya akan menjadi gelandangan."

Jung Sungchan merasa wanita ini sudah keterlaluan, dia hanya ingin menyapa saja, tapi tanggapan wanita ini diluar dugaannya dia merasa harga dirinya di injak-injak, tangannya mengepal kuat jika saja yang berada dihadapnya ini bukan seorang wanita sudah dia pastikan dia akan meregang nyawa.

Concubine From The EastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang