10. The Red String

734 95 11
                                        

"INI dimana Chan?" tanya Jay saat malam itu mereka sampai di sebuah warung yakisoba yang terletak di gang tersembunyi.

"Mau makan. Lo apa nggak laper berlayar seharian dari Busan?" Sungchan masuk begitu saja ke dalam toko tersebut.

Jay tersenyum mengekori di belakang yang lebih tinggi. Dia juga lapar karena kalau diingat-ingat setelah menginjakkan kaki di Jepang, baik dirinya, Mark ataupun Sungchan baru saja makan sebungkus sosis saja untuk masing-masing orang.

Di malam yang sama dimana Soobin membawa kabur Beomgyu. Berada di distrik yang sama, di bawah yang langit yang sama, Sungchan tetap belum bertemu kakak tercintanya.

"Irasshaimase!" Sambutan selamat datang sudah menyapa telinga Sungchan dan juga Jay.

"Ossan! Apa kau masih ingat aku?" Sungchan merubah gaya bicara dan gesturenya. Ia merentangkan kedua tangan seolah akan memeluk seseorang yang baru saja keluar dari warung yakisoba tersebut.

Sosok kakek tua berbadan kekar dengan tato khas bunga-bunga miliknya mengernyitkan dahi, mencoba mengingat siapa yang sedang bicara dengannya ini. Wajahnya yang menerka-nerka itu seketika tersenyum lebar.

"Sungchan ya?"

Sungchan mengangguk dan berpelukan dengan orang tersebut. Jay menerima lemparan senyuman dari kakek tersebut, kakek yang sama saat Soobin dan Beomgyu makan disana sebelum mereka.

"Sudah lama setelah kita bertemu terakhir kali. Kau makin tinggi saja!" Kakek itu mengusak-usak puncak kepala Sungchan, membuat adik dari Beomgyu itu tersenyum manis.

"Kakek masih ingat aku ya? Padahal sudah lama aku tidak kesini." Sungchan dan kakek tersebut malah bernostalgia dengan Bahasa yang tidak dipahami oleh Jay.

"Tentu saja aku ingat! Bagaimana dengan beladirimu? Apakah masih menjadi nomer satu di Korea Selatan sekarang?"

"Ah biasa saja ossan." Sungchan tersipu malu, sudah bukan rahasia lagi jika dia dikenal sebagai juara nasional di negaranya dalam beladiri taekwondo.

"Tetap pertahankan prestasimu, nak. Jangan ikut-ikut geng-gengan yang tidak ada manfaatnya. Itu bisa merusak masa depanmu nanti."

Sungchan tertawa kecil. "Tidak akan ossan. Aku tidak berminat dengan hal-hal seperti itu."

Hanya bisa berdiri kaku dan menatap temannya, perut Jay tiba-tiba saja berbunyi keras memecah suasana.

"Ha ha ha! Sudah lapar ya anak muda? Silahkan, mau pesan apa?" Kakek tersebut mempersilahkan Sungchan dan Jay duduk dan memberikan mereka buku menu kecil seukuran A5.

Sungchan pun membantu Jay memilihkan menu. Mereka berdua akhirnya memesan dua mangkok yakisoba karena Jay pasrah dan mengikuti Sungchan saja. Selama menunggu hidangan dibuatkan, Jay tidak bisa menahan rasa penasaran.

"Lo kenal kakek sangar itu?" tanyanya pada Sungchan.

Sungchan mengangguk. "Dia mantan Yakuza."

Mulut Jay menganga. "Kok lo bisa kenal anjrit?"

"Dia mantan Yakuza yang udah tobat. Tahun lalu pas turnamen di Jepang, dia jadi kaya semacam bodyguard buat gue. Eh taunya kita masih satu klan, ya dari situ kita jadi makin akrab."

Jay semakin dibuat terkejut dengan fakta yang diungkap temannya. "Lo satu klan sama keluarga Yakuza?"

Sungchan menggeleng. "Gimana ya jelasinnya ... Klan gue itu klan turunan. Jadi nggak yang murni satu klan juga sama Akihiro-ojisan."

"Gue nggak paham. Tapi cuma diliat doang dari badannya yang segede king kong begitu, tuh kakek pasti bukan orang biasa."

"Setau gue dia cuma mantan Yakuza aja sih. Nggak yang seakrab itu juga kok. Kan udah gue bilangin, gue sama kak Beomgyu itu klan turunan. Udah nggak murni lagi."

Alter Ego ✦ SoogyuWhere stories live. Discover now