MINTA IZIN

51 2 0
                                    

Berjalannya waktu aku jadi harus melalukan rutinitas Ibu dulu. Ibu berubah menjadi monster. Ia tidak lagi selembut dulu dan lebih parahnya aku tidak boleh lagi menangis. Karena jika aku menangis, dia bukan lagi menyeka air mataku tapi membuat air mataku lebih jauh lagi jatuh ke lantai.

Dia ibuku. Ibu yang berubah sejak 3 tahun terakhir ini. Persis saat ayah tidak lagi bersamanya. Aku bahkan tidak cukup paham, mengapa Ibu memperlakukanku seperti itu setelah ayah pergi.

"Ibu tadi bilang apa! Kamu tidak boleh menangis dijalan, disekolah, atau bahkan sekalipun di kamar mandi!" bukkk! Tangannya yang mengepal terbang di pipiku.

Tubuh kecilku langsung terjatuh, darah juga mulai bertaburan di lantai keramik warna putih. Bukan lagi sakit yang aku rasa saat itu, aku hanya lapar dan aku menangis karena ibu tidak mengizinkanku makan secuil roti sejak kemarin pagi.

Ia mengamuk karena aku tidak segera pulang di jam 11 siang, ia mengira bahwa aku mengadu pada guru perempuan di sekolah.

Padahal, aku hanya mempercepat kakiku dan tidur siang satu jam di dekat gubuk tua dekat sawah, lima menit dari rumah. Aku mengantuk karena semalaman ibu menyuruhku memijatnya, ia lelah karena seharian bekerja. Dan pekerjaan rumah dari sekolah juga belum aku kerjakan. Namun naas, saat itu aku hanya mendapat kelelahan semalaman dan tidak mendapatkan roti atau semacamnya.

Sejak saat itu, aku tidak lagi berani menangis entah dimanapun, sekalipun di lorong kecil dan hanya tikus yang mendengar. Aku tidak ingin. Aku tidak mau. Aku takut. Takut jika ibu tiba-tiba terganggu dan mencariku, lalu menyeretku dari lorong dan aku bisa saja berdarah lagi.

"Ibu" kataku memanggil dirinya yang sedang membaca koran di malam hari. Aku menunduk dengan kaus dalam kebesaran dan celana merah diatas dengkul. Terlihat ada beberapa luka mengering atau masih basah di lengan mungilku. Ibu diam.

"Ibu guru bilang kalau besok aku akan pergi ke danau dekat bukit. Katanya mau piknik kecil kecilan satu kelas" Lanjutku.

Ibu diam.

JIMMYWhere stories live. Discover now