"Ini, ruang musik, gue. Gak ada yang bisa masuk ke sini tanpa seizin, gue. Karna ini tempat latihan band pribadi, gue," ujar Nathan.

"Trus, kita ngapain ke sini?"

Lelaki itu menatap lalu menyeringai ke arah Anna."Lo, sekarang asisten pribadi, gue."

Anna membulatkan matanya,"Maaf, Kak Nathan. Aku lagi gak nyari pekerjaan."

"Ini bukan pekerjaan, ini perintah."

'Kak Atlan sama Kak Nathan sama aja," batin Anna kesal.

"Mau, gak?"

"Tapi."

"Nolak, gue buly." ucapan Nathan membuat Anna langsung menggelengkan kepalanya.

"Lo gak mau kerja?"

"Gak mau dibuly," lirih Anna dengan raut wajah yang tampak kesal.

Nathan mengulum senyum, lelaki itu lalu menyodorkan benda pipih miliknya ke pada Anna."Tulis nomor, lo!"

Anna mengambil ponsel itu dan menuliskan 12 digit nomor yang di simpan di ponsel Nathan.

"Kerjaan, lo nanti gue kasih tau besok," ucap Nathan, lelaki itu lalu pergi karna ada urusan. Sedangkan Anna menggerutu di tempat. Kemaren, dia sangat ingin menghindari Atlan dan Nathan, tapi sekarang gadis itu malah terjerat kontrak kerja.

*****

"Napa, lo, Na?" Tanya Agatha yang melihat temannya dari tadi tampak begitu murung.

Anna hanya menggeleng, ia berpikir bukan saat yang tepat menceritakan ini semua pada sahabatnya.

Sekarang, mereka sedang berada di jalan pulang, Agatha berniat untuk menginap di Asrama mereka. Gadis itu juga ingin melihat keadaan sahabatnya, Viona saat ini.

"Viona?" teriak Agatha, ia lalu memeluk Viona yang sedang sibuk dengan gawainya.

"Ona, masi sakit gak?" tanya Agatha sambil menyentuh kening Viona pelan.

"Enggak, kok. Sekarang aku lebih mendingan."

"Baguslah."

Viona mengangguk, atensinya beralih ke arah Anna yang sedang diam sedari tadi.

"Na?" Viona menepuk bahu Anna, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Ii--iya, Ona?"

"Kamu gak papa?"

Anna tersenyum kecut, gadis itu lalu mengangguk.

"Cerita, lo kenapa?"

"Iya, Na. Jangan di pendem sendiri. Lo anggap kita sahabat, kan?"

Anna memandang ketiga sahabatnya, tampak raut wajah mereka terlihat khawatir.

Anna menghela napas pelan, mungkin cerita darinya akan membuat ketiga sahabatnya merasa kaget.

"Ayok na, cerita. Siapa yang bikin lo kaya gini?"

"Nathan!"

"HAH?" ketiga temannya langsung membulatkan matanya.

"Aa--apa, yang dia lakuin ke, lo?"

Anna menceritakan segalanya, dari awal Nathan yang ingin bicara padanya, sampai pria itu menyuruh Anna untuk menjadi asisten, tidak. Lebih tepatnya pembantu untuk membersihkan alat musik.

"Emang, yah. Nathan kejam banget, apalagi soal membuly."

"Menurut, gue yang paling kejam membuly itu, Atlan."

"Asal, lo tau Na. Dulu Atlan pernah membuly satu cowo di dekolah, sampai pada puncaknya, lelaki itu memotongkan pergelangan tangan cowo itu. Sampai dia pindah sekolah," penjelasan dari Zea membuat Anna melebarkan matanya. Atlan seorang pembuly? Mana mungkin.

"Tapi-tapi." Viona mendekat, ia mencolek dahu Agatha. "Atlan udah nyelamatin, Tata. Karna lelaki yang Atlan buly, adalah seorang lelaki yang selalu gangguin Agatha sampai ngancam Tata."

"Terus, gimana sama, Kak Atlan?"

"Desas-desusnya, semenjak kejadian itu, Kak Atlan langsung di skor sama kepala sekolah sampe tujuh hari, Dan yah, Kak Atlan juga langsung di usir dari rumahnya, sampe sekarang ngga ada yang tau, tempat tinggal orang tuanya bahkan Kak Atlan sekarang pulang ke mana aja, ngga pada tau."

Anna hanya mengangguk mengerti, ternyata Atlan adalah salah satu pria penuh misteri. Anna memandang Agatha, ia merasa banyak hal yang gadis itu sembunyikan darinya dan kedua sahabatnya.

*****

Hari semakin gelap, jam menunjukan pukul 12.00 malam. Anna, gadis itu masih terjaga. Entah kenapa banyak hal yang menganggu pikirannya saat ini.

"Na, blom tidur?" lirih Agatha.

Anna menoleh, gadis itu mendapati Agatha yang baru masuk ke kamar.

"Abis dari mana?"

"Teras, ada yang nelepon."

"Ta, aku mau ngomong sesuatu sama, kamu."

"Soal?"

"Ka, Atlan," terang Anna membuat Agatha terdiam.

"Na, lo jangan nyari tau sesuatu hal yang ngga penting. Karna nanti itu akan bikin lo dalam masalah."

Setelah mengatakan itu Agatha langsung naik ke ranjang atas, entah kenapa dengan dia. Gadis itu seperti selalu menghindar jika Anna ingin mencari tau soal Atlan.

Ting!
Sebuah notif chat masuk ke dalam ponsel Anna, gadis itu langsung mengambil benda pipih itu. Keningnya mengerut melihat nomor yang tidak dia kenal.

+62.0865....
Online

sv!

Siapa?

Gila, gk knl bos lu?

Mata Anna membelalak saat menyadari ternyata nomor itu milik Nathan.

Anna
Kak nathan, yah?

Kak Nathan
Y

Anna
Mau apa kak?

Kak Nathan
Ngasih bonus

Anna
Kan aku blom kerja?

Kak Nathan
Bonus krjaan lu, cupu

Anna
Kerjaan, aku apa kak?

Kak Nathan
Tar.

PEKERJAAN SELAMA MENJADI ASISTEN PRIBADI NATHAN.
Syarat bekerja:
1. Kerja di mulai  satu selama istirahat kedua dan dua jam pulang sekolah
2. Harus tepat waktu telat satu menit potong gaji
3. Dalam satu minggu bolos kerja satu jam, potong gaji.
4. Jangan ngebantah, gak nurut, potong gaji.
5. Ada barang yang lecet dikit, potong gaji.
6. Kalo melanggar syarat dari nomor 1-5, gak akan gajihan.
7. Tidak bisa keluar kecuali dikeluarkan.

Jenis Pekerjaan:
1. Bersihin alat musik
2. Alat musik di bersihin hanya pake lap, jangan pake sabun karna itu bukan alat dapur
3. Anterin minuman atau makanan kalo bos haus
3. Kalo ada jadwal manggung harus asisten yang menangani
4. Harus ikut kemanapun bos pergi

Anna membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang di kirimkan Nathan.

Anna
Ka Nathan syarat pekerjaan macam apa itu

Kak Nathan
Lo skrng mulai bekerja

Anna
Tapi

Kak Nathan
Ingat syarat nomor empat

Anna menutup ponselnya, gadis itu menghela nafas."Apalagi yang akan terjadi besok," gumam gadis itu sambil memejamkan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang