Dihentakan terakhir, Yeonjun menurunkan kaki Beomgyu sembari mendekatkan wajahnya keceruk leher anak itu.

Tangan Yeonjun bergerak mencabut vibrator yang Beomgyu pakai, membuat anak itu tertiban tubuh Yeonjun, suara rendah yang menggetarkan hasrat itu kembali bersuara disamping telinga kanan Beomgyu. "Besok ayah pergi bekerja untuk beberapa hari.. kamu capek?" Tanya Yeonjun, melihat nafas anak tiri yang masih ngos-ngosan.

"Enggak." Jawab Beomgyu menggeleng, namun pandangannya terlihat begitu lemah ketika berbalik badan. "Ayah, mandilah dulu.. Atau mau Beomgyu yang mandikan?" Sehabis berkata begitu, tubuh Beomgyu langsung tumbang menimpa tubuh yang lebih besar. Kelelahan.

Yeonjun sempat panik, namun mendengar anak itu bergumam-gumam, ia yakin jika tidak ada yang serius. Yeonjun lantas menggendong tubuh sang anak ala bridal kembali kekamar dan menidurkannya diatas ranjang. "Ayah.." Mata Beomgyu memaksa untuk terbuka.

"Sudah, tidurlah.. aku bisa mandi sendiri.."

"Selimutnya.."

_woman._

Setelah malam yang basah, pagi itu Beomgyu akhirnya terbangun. Mengedarkan pandangan kepenjuru ruangan, dia masih dikamar Yeonjun namun sosok pemilik rumah tidak ada disini. "Apa ayah sudah berangkat?" Beomgyu tiba-tiba teringat ucapan Yeonjun saat mengatakan akan bekerja untuk beberapa hari, Beomgyu segera turun, bokongnya terasa perih sampai kesulitan melangkah, ini masih jam enam lebih seperempat kok, ia segera mendorong pintu yang tembus ke kamarnya dan memakai pakaian yang bersih dari wardrobe.

Mandinya nanti saja.

Beomgyu segera keluar. Perasaannya lega ketika melihat Yeonjun masih ada dibawah sana, sudah dengan pakaian rapih dan formal, aura maskulin terpancar lebih daripada hari-hari sebelumnya membuat Beomgyu seketika tertegun. Semakin sadar jika pria yang ia kenal cabul itu juga sangat keren.

"Jaga Beomgyu, jangan sampai dia kenapa-napa." Begitu dengar si anak dari lantai atas, sebelum sang ayah tiri melenggang keluar. Beberapa detik kemudian pak John berbalik badan hendak membangunkan Beomgyu dikamar Yeonjun, namun langkah lelaki tinggi itu terhenti saat melihat Beomgyu sudah berdiri disana sambil menatapi kepergian Yeonjun.

"Beomgyu. Silahkan bersiap-siap kesekolah, saya akan mengantarmu." Ujar Johnny membuat Beomgyu menoleh. Eh, sejak kapan pria bermarga Seo berdiri disitu?

Beomgyu pun tersenyum ramah menanggapi perkataan Johnny. "Baik pak." Jawabnya kemudian, lalu berbalik menuju kamar. Johnny yang melihat Beomgyu berjalan sedikit terpincang kembali bersuara. "Permisi, apa anda butuh bantuan?"

"Tidak pak John, terimakasih banyak.." Beomgyu menengok ke arah yang lebih tua sebentar kemudian mendorong pintu kamar.

5 hari berlalu. Beomgyu sudah pulang dari sekolah, kini ia berada didalam kamar, pulang lebih awal tak menjanjikan hari-harinya akan terbebas dari tugas.

Kening lelaki manis itu tertaut, mendadak stress, ketika memeriksa kembali tugas yang diberikan ibu guru Yuri, sebuah tugas presentasi kelompok untuk tiga hari kedepan. "Sial, tenggat waktunya terlalu dekat.." mana anggota kelompok nya tidak ada yang bisa diandalkan, terpaksa Beomgyu harus berusaha sedikit untuk menyelesaikannya sendiri.

Ia dimasukan kedalam kelompok buangan, akibat terlalu oke oke aja pas ga ada yang ngajakin dia bergabung kedalam kelompok lain. Dikira Beomgyu kurang pintar ya?

Alis itu berhenti tertaut ketika mendengar suara aneh dari kamar sebelah, ia mendekat dan mendengar benturan pintu yang menghubungkan kamarnya dengan Yeonjun. "Ayah sudah pulang?"

"Emh. Yeonjun.." suara desahan perempuan diselingi suara sang ayah dari sana.

Beomgyu mendadak membeku, mengapa udara ruangan tiba-tiba pengap? Membuatnya tak tahan hanya berdiam diri dikamar.

Beomgyu menuruni tangga, mengabaikan sekitar, yang ia pikirkan hanya pergi, telapak tangan Beomgyu mengepal merasakan dadanya sesak. "Tidak.. ada apa denganku.." tanpa ijin air mata anak itu menetes deras dari pelupuk mata.

Ia memberhentikan sebuah taksi, sembari mengusap air matanya beberapa kali. "Mau kemana dek?"

"Ke.. kebun raya.."

_tanteyeji._


"John, kau lihat anakku?"

"Katanya dia ada tugas kelompok yang harus dikerjakan."

"Oh begitu. Kapan dia pulang?"

"Pukul.." Johnny menggantungkan kalimat sembari memeriksa jam tangan, bingung harus menjawab pukul berapa, namun tiba-tiba datang sosok Beomgyu dari luar, "ayah!" Panggil anak itu tersenyum lebar berlari kepelukan Yeonjun. "Aku rindu.." katanya kecil namun masih dapat didengar.

"Ayah juga. Sayang, bagaimana tugasmu sudah selesai?" Tanya Yeonjun mengusak surai anak tirinya, ikut senang melihat Beomgyu yang ceria.

Beomgyu melihat kearah Johnny yang saat ini terlihat menggaruk bawah hidung, ia tidak mengatakan apapun pada Johnny tadi siang, syukurlah pria itu berbohong, terimakasih pak John. "Sudah yah.." jawab Beomgyu kemudian.

"Oh? hallo tante.." Beomgyu membungkuk dengan sopan ketika melihat seorang wanita menuruni tangga.

"Hai, siapa namamu?" Wanita itu ikut membungkuk kecil, sembari tersenyum seperti malaikat. Tentu saja, wanita menawan ini yang sudah mencuri hati sang ayah.

 Tentu saja, wanita menawan ini yang sudah mencuri hati sang ayah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka kemudian beralih keposisi duduk diruang tamu. "Beomgyu perkenalkan ini calon ibumu. Hwang Yeji."

Beomgyu menerima jabatan tangan Yeji. "Kau menggemaskan ya.." ucap wanita itu. Yeonjun menyunggingkan senyum lega, ketika melihat reaksi Beomgyu yang bersikap baik.

Pulangnya Yeji diantarkan Yeonjun sampai depan pintu rumah. Sedangkan, si remaja laki-laki satu-satunya segera berdiri hendak kekamar dengan langkah terburu. "Beomgyu. Apa kau marah padaku?" Suara sang ayah, tangannya ditarik, sedangkan Beomgyu sudah lemas seperti yupi, tenaganya terkuras karena berlagak baik-baik saja dari tadi.

Beomgyu tidak menjawab pertanyaan Yeonjun, ia malu, ternyata ketahuan. "Maafkan saya Beomgyu.." kenapa harus mengatakan maaf pula (?) "..harusnya saya mengatakan jika saya akan tetap menikahi wanita sejak awal." Beomgyu menghela nafas.

Ia berusaha melepas tangan sang ayah yang bertaut. "Kau bilang apa? Aku sama sekali tidak peduli.." datar Beomgyu, melanjutkan langkahnya namun perkataan Yeonjun selanjutnya berhasil membuat langkah Beomgyu terhenti kembali.

"Berjanjilah kau tidak akan membenci Hwang Yeji."

"Aku tidak membencinya!?" Amarah Beomgyu melonjak, nada suara tinggi menyanggah perkataan sang ayah, Beomgyu yang segera sadar jika sikapnya diluar kendali secepat mungkin pergi meninggalkan Yeonjun sendirian ditangga.

Yeonjun tak dapat berbuat apapun untuk membujuk Beomgyu sampai malam itu, ia tidak melihat batang hidung sang anak sejak pertikaian sore tadi.

"Tuan, sekarang dia sudah lebih tenang.."

"Terimakasih John."



𒈔𒄆𒈔
_kiss?_



STEPFATHER • YEONGYUWhere stories live. Discover now