Yeonjun yang sudah tak sanggup menerima rangsangan, segera membuka sabuk dan melorotkan celana yang ia pakai hingga menampilkan maskot-- kejantanannya didepan sang anak. Tanpa berlama-lama, Beomgyu lantas mengulum itu seperti anak anjing yang kehausan.

Tangannya juga ikut memijat pangkal penis Yeonjun dan memainkan twinball si lelaki paruh baya. Bunyi berkecipak memenuhi ruangan sesekali terdengar desahan Yeonjun dan Beomgyu, membuat sensasi geli mengalir kesekujur tubuh akibat getaran yang ditimbulkan. Rasanya ingin menyodok kepemilikannya habis-habisan kedalam mulut Beomgyu, namun sayang, karena pasti akan sesak dan menyakitkan.

Celana dalam Beomgyu sangat licin. Cairan precum si pria yang mendominani menyembur beberapa kali, dan sebagian sudah Beomgyu telan. "Jangan memaksakan diri, muntahkan saja.." Beomgyu mengeluarkan benda yang berdiri kaku itu dari mulutnya setelah mendengar ucapan Yeonjun, kemudian ia berlari menuju kamar mandi.

Merasa segan mengotori lantai kamar Yeonjun, walaupun itu juga bercampur dengan cairan bening punya sang ayah.

Beomgyu mencuci mulut selama beberapa detik, sampai getaran dari vibrator itu kembali mengaduk perutnya menuju klimaks untuk yang keempat kalinya malam ini, kedua lutut Beomgyu melemas, nafas anak itu memburu tak karuan.

Ia diam selama beberapa detik untuk menormalkan pernapasan, namun sebelum kembali ke kamar tidur, tubuhnya tiba-tiba saja terangkat saat satu tangan melingkar diperutnya dengan erat, celana pendek dan dalam Beomgyu ditarik sekaligus dari belakang, sekarang tubuh bagian bawah anak itu sudah terekspos dengan sempurna, hanya menyisakan vibrator yang masih menyala dibagian batangnya.

Beomgyu mendongak kearah cermin wastafel, ia mendapati sosok Yeonjun disana dengan keadaan tanpa sehelai benang yang sekarang gencar menciumi perpotongan lehernya dari belakang, sembari meremas bongkahan pantat Beomgyu hingga menyisakan kemerahan selebar tangan Yeonjun disana.

Cairan sang anak menetes kelantai bilik mandi, sementara Yeonjun mulai mengangkat satu kaki Beomgyu keatas, kemudian benda tak asing mulai mencoba masuk kedalam analnya, Beomgyu menyamankan posisi dengan menopang kedua tangannya pada wash basin, ia tersentak ketika benda panjang berurat itu tiba-tiba terdorong kedalam, penis itu kembali mengisi penuh perut Beomgyu. "Beomgyu suka hadiahnya?" Tanya sang ayah.

Ia mengangguk. "Ya... Tentu saja.." jawabnya sembari tersenyum hingga menunjukkan deretan gigi yang rapih menatap sayu wajah sang ayah, tak pikir panjang akan jawaban yang keluar dari mulut manisnya.

Yeonjun menyingkap baju sang anak dan memilin nipple mungil itu secara bergantian.

Gerakan pinggul Yeonjun perlahan mulai bertempo, sekian menit, anal Beomgyu kembali terasa perih, hingga terdengar ringisan beberapa kali. Pusing. Apa ini efek bercinta ditengah malam atau karena kehabisan energi untuk melayani burung Yeonjun setiap hari tanpa absen, apalagi sekarang dengan posisi seperti ini(?)

Tubuhnya sesekali terangkat, karena tenaga Yeonjun yang terlalu besar, kulit disekitar paha yang masih dicengkram pria jangkung itu sekarang berbekas kemerahan. Beomgyu memperhatikan dari pantulan cermin betapa kekarnya tubuh sang ayah, yang terlihat lebih indah dari fantasi.

Gerakan pinggul Yeonjun semakin brutal, desahan dua pria bersahutan mengisi bilik tersebut. "Beomgyu yah.." suara rendah Yeonjun diambang kepuasan, gerakannya begitu cepat dan liar.

"Yeonjun-ah.." lirih Beomgyu, nada suaranya seperti mau nangis, dan tampak menggigiti bibir bawahnya sendiri.

Ia tak sengaja telah menyebutkan nama sang ayah, alih-alih marah, Yeonjun justru semakin ingin menikmati setiap inchi tubuh sang anak, memposisikan jari tangannya dipermukaan bibir Beomgyu supaya lidah gemulai itu bermain dengan tangan Yeonjun, menggigiti ujung jemarinya, hingga menjilati sampai kebagian tengah telapak tangannya, yang mana sungguh geli.

STEPFATHER • YEONGYUWhere stories live. Discover now