"Sumpah bukan temen gue."

"Mimpi apa gue punya temen kaya gini ya tuhan, ck," sahut Aneska.

"Udah ah pusing gua sama lu pada, mending balik deh. Ntar malem kita shopping," ujar Elaine ke tiga temannya.

"Wah mantap, ayolah guys mari pulang .. marilah pulang bersama sama," kata Miyuki. Sedangkan Alie dan Aneska sudah pergi lebih dulu meninggalkan Miyuki karena ia sedikit malu dengan kelakuan temannya yang satu ini dan Miyuki pun tersadar ia ditinggalkan oleh kedua temannya.

"Woi jancok! Tungguin gue," Teriak Miyuki dan ia pun berlari mengejar mereka. Elaine yang melihat kelakuan ketiga temannya itu hanya tersenyum dan menepuk jidatnya dengan tangan, "Haduh gini amat gua punya temen."

***
Elaine berjalan menuju ruang kerjanya dan dengan menggunakan lift untuk sampai disana. Setibanya di sebuah ruangan kerja bernuansa putih dan juga hitam dengan barang barang yang tersusun rapih dan juga bersih. Tempat dimana ia bekerja sekaligus memantau semua karyawan. Ia mengamati satu persatu barang yang ada disana.

Ia mendekati meja dan mengambil secangkir teh hangat yang kini sudah mulai dingin, lalu berjalan dengan anggun ke arah kaca yang terdapat di ruangannya lalu memandangi kaca tersebut dimana ia bisa melihat dengan jelas rumah rumah penduduk dan juga para pedagang dibawah sana.

Elaine melamun dan memikirkan ucapan temannya tadi, "Eh tapi by the way, kenapa gak cari pacar aja si kan lumayan kalo semisal bisnis Lo ada acara atau yang lainnya kan biar ada yang nemenin juga," tutur Aneska dengan panjang lebar.

"Lagian ayolah move on dari laki-laki brengsek itu El, buat apa juga mikirin tuh anak," sahut Alie.

"Gua gak mikirin dia Al , cuma gua belum bisa aja buat jatuh cinta lagi," jawabnya.

Lalu entah kenapa menjelang sore ini, tiba-tiba ia teringat akan dia. dia masa lalu, dia cintaku dan dia yang membuatku merasakan rindu yang tak bisa terungkapkan pada masa itu. Tetapi kini berubah menjadi benci dan menyebabkan goresan di hati yang sangat membekas karena ulahnya.

*Flashback On.
Tiga tahun yang lalu.

Pagi itu seorang perempuan yang cantik dan juga memiliki senyum yang manis, kini usianya sudah memasuki ditahap yang bukan remaja lagi melainkan ia sudah menjadi perempuan yang dewasa. Perempuan yang sangat suka dengan balapan motor.

Perempuan itu sedang asik duduk di balkon dan meminum secangkir teh hangat sambil memandangi pemandangan yang ada di hadapannya ini. Perempuan itu ialah Elaine, ia menunggu dan berulangkali membuka ponselnya untuk melihat apakah ada satu pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya itu.

"Kemana sih, tumben banget belum kirim pesan," lirih Elaine sambil melihat ponselnya.

"Huft .. ," ia menghela nafasnya. Tapi tak lama kemudian ponselnya berdering, ia pun cepat cepat melihatnya siapa yang telah menelepon. Akhirnya sang kekasih telah menelepon dirinya

Ting ... Ting ...

"Halo sayang," ucap lelaki di sebrang sana via telepon.

"Iya sayang, aaa i Miss you babe," jawab Elaine.

"Miss you babe,"

"Kapan kamu ke Indonesia sayang?" tanya Elaine kepada sang kekasihnya.

"Minggu depan sayang."

"Benarkah? Aku yang akan menyusul kamu ke bandara nanti," jawab Elaine dengan sangat gembira.

"Apa kamu masih suka balapan babe?" Tanya laki laki di sebrang sana.

"Masih, tapi tidak begitu sering."

Call Me Elaine [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now