Ciuman Panas

210 12 1
                                    

Agatha tengah fokus mengerjakan ulangan MTK yang mendadak. Banyak murid yang tidak terima dengan ulangan ini, namun bukan bu Dewi jika tidak memaksa. Bu Dewi pernah berkata "belajar yang rajin biar nanti kalau ada ulangan mendadak gak ngeluh"

Walaupun di kehidupan sebelumnga Agatha adalah gadis tomboy namun ia sangat pintar dalam mapel manapun. Contohya sekarang ia tidak mengeluh dan malah asik mengerjakan ulangan MTK dengan tenang.

"Waktunya 30 menit lagi anak-anak" Ucap bu Dewi mengelilingi meja para siswa dan siswi takut jika ada yang mencontek "jika sudah selesai taro di meja ibu lalu pulang"

Mereka yang mendengar kalimat dari bu Dewi pun langsung mengerjakan ulangan tersebut dengan cepat.

"Jangan cepet-cepet nanti nilainya Enol" ujar bu Dewi memperhatikan para Siswa dan Siswi.

"Bu" Agatha lalu mengancungkan tanganya ke atas.

"Ada apa Agatha?" Tanya bu Dewi.

"Saya sudah beres bu"

"Silahkan taro di meja ibu lalu pulang"

"Sttt.. Agatha gue liat dong" Rengek Vivi dengan wajah seperti sedang kekutan.

Agatha diam-diam membuat contekan. Hasil contekan miliknya ia serahkan kepada Vivi saat bu Dewi lengah.

Menaruh kertas tersebu di meja guru lalu mencium tangan bu Dewi dan keluar kelas dengan santai.

Agatha lalu berjalan mengarah ke kelas Gavin. Saat sudah sampai ia dapat melihat Gavin yang tengah tertidur pulas dengan kepala yang berada di atas meja. Padahal ada guru, memang si Gavin mah agak laen.

"Bosss" Panggil Jordi menggoyangkan tubuh Gavin.

Gavin tidak bergeming, ia sangat ngantuk mungkin karena sekarang sedang mapel bahasa indonesia.

"Cewek lu bos ada di deket pintu" panggil Jordi lagi. Tadi Jordi tidak sengaja melihat Agatha sedang berdiri di dekat pintu kelasnya.

Gavin sontak langsung duduk dengan tegap, saat sudah duduk ia tidak melihat Agatha. Namun saat ia mengarah ke jendela ia dapat melihat Agatha sedang berjalan sendiri dengan tasnya. Tunggu apakah Agatha sakit? Padahal ini masih jam pelajaran.

Gavin lalu berdiri dan pergi meninggalakn kelas.

"Mau kemana kamu Gavin. Ini masih jam pelajaran" Ucap guru tersebut.

"Ada orang tua saya bu"

Guru tersebut lalu menganguk tanpa bertanya lagi. Orang tua Gavin adalah pemilik sekolah ini jadia ia harus hati-hati.

...

Agatha saat sedang berada di halaman sekolah, menunggu taksi yang ia pesan. Hari ini sangat panas bahkan tenggorokonya sangat kering.

"Lama banget sih taksinya" gerutu Agatha menatap ke samping.

Namun tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Agatha sempat kaget namun pas di tau dia hanya diam.

"Sory baby. Seharusnya tadi aku gak tidur dan ngebiarin kamu kesini sendiri" Kata Gavin masih setia memeluk Agatha dari belakang.

"Gapapa, kamu juga butuh istirahat" Agatha lalu mengusap kepala Gavin "Gavin lepas malu ihh kamu meluknya lama" ujar Agatha mencoba melepaskan tangan kekar milik Gavin di pinggangnya.

"Gak mau aku maunya gini. Nyaman"

Agatha hanya menghela napas pasrah menghadapi sikap Gavin seperti Bayi besar.

10 menit menunggu taksi, akhirnya taksi tersebut datang.

"Atas nama mba Agatha"

Agatha lalu menganguk dan ingin pergi namun lengan kekar itu masih setia berada di pinggangnya.

"Gavin lepas ihhh"

"Gak mau aku maunya gini"

"Oke kalau mau kamu gitu. Sekarang juga aku bakal batalin pernikahan kita"

Gavin buru-buru melepaskan pelukan tersebut dan masuk ke dalam taksi.

"Sabar Agatha orang sabar punya banyak duit" gumam Agatha mengelus dadanya.

Agatha lalu masuk ke dalam taksi, di dalam taksi mereka hanya diam ntah kenapa. Gavin yang fokus memainkan ponsel sedangkan Agatha fokus melihat pemandangan di luar sana.

Gavin yang sedang bermain ponsel melirik sekilas ke arah Agatha. Lalu memainkan ponselnya lagi, padahal ia sedang ngambek tapi Agatha justru tampak tidak peduli.

Saat sudah sampai Agatha lalu turun dan hendak membayar namun lenganya di cekal oleh Gavin.

"Biar aku aja"

Agatha hanya menganguk lalu masuk ke dalam rumah, Agatha lalu menuju ke dapur untuk mengambil minum karna tenggorokonya kering.

Gavin lalu duduk di sofa dan melihat Agatha yang sedang minum. Wahh sangat terlihat seksi.

Saat sudah selesai Agatha lalu menaruh gelas tersebut dan ingin ke kamar.

Gavin lalu mengikuti Agatha dan masuk dalam kamar Agatha. Terlihat jelas Agatha sedang membuka baju.

"Seksi" Ucap Gavin tersenyum miring.

Agatha lalu menoleh ke belakang "Gavin kamu ke biasaan banget sihhh. Main masuk aja" kesal Agatha. Melempar baju sekolahnya ke Gavin.

Gavin dengan sikap menangkapnya lalu mencium aroma baju Agatha yang sangat wangi.

"Baju kamu wangi aku suka" Kata Gavin masih terus mencium baju Agatha.

Agatha berkedik ngeri melihat kelakuan calon suaminya ini "dasar mesum"

Gavin lalu menaruh baju Agatha dan mulai mendekati Agatha yang tengah memilij baju. Menarik Agatha untuk berhadapan denganya lalu memojokanya.

"Ga-vin ka-mu mau nga-pa-in?" Sungguh jantung Agatha rasanya dag dig dug.

Gavin lalu mulai mencium bibir Agatha perlahan-lahan Agatha membalas. Kedua tangan Agatha ada di bahu Gavin. Dan tangan Gavin berada di pinggang ramping Agatha.

Ciuman yang sangat panas bagi dua sejoli, perlahan-lahan ciuman Gavin turun ke leher Agatha yang sangat putih. Membuat tanda kemerahan disana.

"Ahhhh Gavin ge-li"

Gavin tidak menghiraukan Agatha ia terus menciumi leher Agatha hingga turun lagi pada dua gundukan milik Agatha.

"Ga-vin ja-ngan ki-ta belum sah" Agatha mencoba menahan lengan Gavin yang hendak membuka tanktop yang ia kenakan.

"Mau nenen''

*See you againn

(Gavin Jonatha Alexander)

AGATHA TRANSMIGRASIWhere stories live. Discover now