Chapter 1

276 50 12
                                    

"Miss Anna!"

Sebuah panggilan mengalihkan perhatian Anna yang sedang mempersiapkan perlengkapan mengajarnya. Tidak jauh dari mejanya terlihat dua orang pria dengan pakaian formal dan seorang wanita berpakaian mini dress peach di sebelahnya. Salah satu dari pria tersebut adalah Steven, pria 33 tahun yang tentu saja sudah dikenal baik oleh Anna sebagai kepala sekolah Hope for Generation, sebuah sekolah internasional tempatnya bekerja.

"Yes, Sir? May help you?" Anna bertanya sesaat setelah menghampiri mereka. Tak lupa pula ia tersenyum hangat menyambut pria serta gadis kecil yang terus menggenggam tangan wanita itu.

"Let me introduce you guys. This is Mr. Daniel and this is Annie. Do you remember the student that had the trial session with Ms. Tanya last week when you didn't come? This is her. She'll be the new student in your class," jelas Steven sambil memperkenalkan kedua orang tersebut.

"Also, this is Surti, susternya Annie. She'll be waiting for her everyday," lanjut Steven sambil memperkenalkan wanita di samping Annie.

"And everybody... She's Miss Annabelle and she'll be Annie's homeroom teacher from now on. You can call her Miss Anna."

Selesai berjabat tangan dengan pria bernama Daniel tersebut, Anna langsung mengalihkan perhatiannya pada gadis kecil yang sedang menggenggam boneka beruang di tangan kirinya. Wajahnya merupakan perpaduan Kaukasia dan Asia yang sangat unik dan cantik. Rambut panjang wavy-nya yang kecoklatan semakin sempurna dipadukan dengan bando berpita merah yang dikenakannya. Ah! Jangan lupakan mata biru besar yang sedang menatapnya saat ini. Anna benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama!

"Hi Annie! I'm Ms. Annabelle. You can call me Miss Anna!" sapa Anna sambil membungkukkan tubuhnya agar sama tinggi dengan Annie. Sayang. Bukannya menyapa, Annie justru mengeratkan pelukan pada bonekanya dan menundukkan kepalanya.

Menghadapi murid pemalu bukanlah hal baru bagi guru TK seperti Anna. Selama 7 tahun ia berkutat di dunia pendidikan, Anna telah bertemu dengan murid yang memiliki beragam latar belakang serta kepribadian yang berbeda. Masing-masing anak tersebut akan memberikan respon berbeda-beda ketika pertama kali bertemu dengannya. Tak terkecuali dengan Annie.

"Annie, look at your teacher and say hi to her. She's talking to you right now." Suara bariton Mr. Daniel mengalihkan perhatian Anna yang sedang berusaha berkomunikasi dengan Annie.

"H... Hi Miss Anna..." jawab Annie takut-takut. Tampaknya teguran sederhana namun berotoritas dari Mr. Daniel cukup bermanfaat dan membantu.

I think he's a good father, though he's not close with her daughter. Maybe Annie is closer with her Mom. Begitulah pemikiran Anna ketika melihat interaksi keduanya. Meski canggung dan tidak terlalu dekat, namun setidaknya sang putri mau mendengarkan perkataan ayahnya.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit untuk berbincang dan bercanda dengan Annie, Anna dapat bersyukur karena sebuah senyuman tipis terukir di bibir tipis gadis itu. Tak lama kemudian, bel pun berbunyi. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 dan artinya setiap siswa sudah berbaris dan siap untuk masuk kelas. Setelah mengambil perlengkapan mengajarnya, Anna pun kembali dan mengulurkan tangannya pada Annie. Ia pun tersenyum menatap lekat wajah murid barunya itu dan berkata "Annie, would like to see your new class and meeting your friend? I promise you it'll be fun."

Anna berharap-harap cemas menunggu respon Annie. Untunglah usahanya membuahkan hasil. Pelan-pelan, Annie melepaskan genggaman tangannya dari suster dan menggenggam tangan Anna. Sambil berjalan menuju kelas, Anna pun melangkah menggandeng tangan Annie, diikuti dengan Steven, Daniel, dan Surti di belakang mereka. Hatinya bersorak-sorai penuh kemenangan karena satu tantangan berhasil dilalui. Sedikit demi sedikit, ia pasti bisa mendekati gadis kecil pemalu ini.

Entangled AgainWhere stories live. Discover now