2. Tinggal Di Asrama

14 5 4
                                    

"Beradaptasi dengan lingkungan baru memang sulit, tapi semoga Allāh Ta'ala mudahkan. Aamiin."
|| Putri Vellyza ||
🖋️🖊️🖋️🎥

Hari yang di tunggu tiba, mereka telah mengemasi barang-barang yang akan diperlukan di pesantren nanti. Berangkatlah mereka dianter oleh Mbah yang ada di kampung mereka yang sudah di anggap saudara sendiri. Vellyza agak bersedih, karena salah satu dari orang tuanya tidak ikut serta. Namun demikian, neneknya ikut mengantar cucu kesayangan itu dengan suka cita.

Dalam perjalanan menuju ke pesantren, pemandangan hamparan sawah terlihat indah menyejukkan mata dengan warna hijaunya. Alam yang indah nan menyejukkan merupakan dari tanda dari kebesaran Allāh Subhanahu Wa Ta'ala.

Terus melaju meninggalkan kampung halamannya, dan semakin menghilang jua pemandangan Indah nan asri itu. Meninggalkan ribuan kenangan untuk sementara waktu. Jarak yang di tempuh memang lumayan jauh sehingga dari pagi sekali mereka berangkat menggunakan mobil minimalis punya Mbah.

Tidak bisa dielakkan memang, lagi-lagi hanya karena hal sepele membuat Lia dan Vellyza berantem. Wajahnya yang lucu dari Vellyza membuat dia diketawain oleh saudara sepupu yang ikut mengantarnya. Dia pun langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Menjadi cerita tersendiri untuknya dalam perjalanan menuju tempat untuk menimba ilmu.

Meski sempat terkena macet karena melalui sebuah pasar bukan karena lampu merah. 15 menit berlalu dan mereka melanjutkan perjalanan menuju pesantren 'Ulul 'Azmi.

Sudah menghabiskan waktu kurang lebih 100 menit atau sekitar 1 jam setengah lebih sedikit sampai tiba mereka di pesantren itu. Mungkin, kalau tadi terkena macet bisa sampai lebih cepat. Tepat pukul 09.00 WIB mereka sampai.

Mereka cukup terkagum-kagum dengan bangunan pesantren yang masih terbilang baru itu. Mereka segera disambut oleh Ustadzah yang memang telah piket atau berjaga menunggu kehadiran mereka yang bisa dibilang sedikit telat 1 bulan dari santri baru lainnya.

"Assalamu'alaikum Ustadzah." Sapa mamahnya Lia.

"Wa'alaikumussalam iya Bu mari." Jawab Ustadzah itu dan mengajak mereka ke ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu, Ustadzahnya menanyakan perihal siapa yang akan masuk ke pesantren itu. Mamahnya Lia mengatakan anaknya yang bernama Siti Aulia dan Putri Vellyza sambil memberikan berkas sebagai persyaratan formalitasnya.

"Oh iya perkenalkan nama saya Ustadzah Rabiatul Hana Salsabila. Bisa panggil Ustadzah Hana." Ustadzah Hana memperkenalkan dirinya sambil tersenyum.

"Jadi jangan sungkan. Kebetulan saya penanggung jawab asrama kalian nanti bersama beberapa santri yang lainnya." Lanjutnya menjelaskan.

"Kalo boleh tau, sekamar itu berapa orang ustadzah?" Lia pun bertanya.

"9 sampai 10 orang, karena kebetulan disini pakai tempat tidur tingkat." Jawab Ustadzah Hana tersenyum dengan anggun di balik cadarnya yang terpancar dari tatapannya.

"Oh gitu."

"Kalau gitu sekarang kita bisa lihat-lihat dulu ya ke kamar." Ajak Ustadzah Hana itu.

Mereka pun segera menuju kamar yang telah di tentukan. Dalam perjalanan menuju kamar itu, mereka melewati sebuah taman yang indah dimana ada pohon rindang yang indah dengan dialiri sungai-sungai kecil yang memperindah suasana taman itu. Vellyza pun melihat seorang pria yang sedang rebahan di atas bangku taman yang berada di DPR (Dibawah Pohon Rindang) yang ada di taman itu.

Vellyza hanya terdiam dan menolehkan pandangannya lagi ke depan dan mereka bertemu dengan beberapa santri Akhwat dari berbagai tingkatan, termasuk yang sekelas dengannya bahkan ada juga yang sekamar dengan mereka. Salah satu santri itu segera menyalami ustadzah Hana dan mamahnya Lia, neneknya Vellyza dan dia segera menuju kamar memberitahukan kalau ada teman baru mereka. Mereka menyambutnya dengan suka cita.

Mereka segera berpenampilan agak lebih rapi dari sebelumnya. Sesampainya Vellyza, Lia, Ustadzah Hana dan lainnya di kamar. Mereka di sambut dengan baik dan suka cita. Para santri itu menjawab salam mereka.

Ustadzah Hana memperkenalkan ke 7 santri yang ada dikamar itu.

"Nah, yang tadi ketemu di depan itu namanya Asma Maudy."

"Hai. Salam kenal." Sapa Asma dengan sopan sambil salaman dengan Vellyza dan Lia.

"Salam kenal, aku Lia."

"Salam kenal aku Icha."

"Oh panggilan kamu Icha?" Tanya ustadzah Hana yang baru tau.

"Iya Ustadzah, karena nama saya agak susah." Jawabnya dengan sopan.

"Emang nama aslinya siapa?" Tanya salah satu santri yang sedang memegang buku bacaan dan tingginya sama dengan Vellyza menggunakan gamis biru muda.

"Vellyza. V-E-L-L-Y-Z-A. Putri Vellyza." Jawabnya dengan sambil sedikit mengeja.

"Kenapa nggak di panggil putri aja?" Tanya kembali santri itu.

"Eh jangan nanti ketuker lagi sama Putri Kirana." Jawab Asma mencoba membantu Vellyza.

"Oh iya ya, Ustadzah baru sadar. Dimana dia? Kok nggak ada dikamar?" Tanya Ustadzah Hana yang baru menyadari santrinya kurang satu.

"Tadi sih izin ke perpustakaan ustadzah, ada sekitar 10 menit yang lalu. Tapi belum balik-balik." Jawab salah satu santri yang berada paling ujung di belakang yang lain.

"Oh yaudah, nanti ustadzah cari."

"Kalian berteman yang baik ya, karena kalian adalah saudara. Jadi jangan sampai bertengkar apalagi sampai terdengar ke pemilik pondok, bisa berabe urusannya." Ustadzah Hana memang selalu memberikan pesan positif ke santri didikannya serta santri yang lainnya. Untuk selalu bersama dalam keadaan apapun.

Lalu yang lainnya pun kenalan dengan Vellyza dan Lia.

"Oh iya nama aku Wirdatus Sholihah bisa panggil Wirda." Ujar santri yang tadi pegang buku.

"Kalau aku Aminatusyifa Khaulani. Bisa panggil Syifa." Ujar Syifa yang berada di samping Wirda.

"Aku Husni Zahra. Bisa panggil Husni." Ujarnya yang berada di belakang Syifa.

"Salam kenal juga." Jawab Icha dan Lia bersamaan.

"Kalau aku Nadya Azzahra dan kembaran aku Nasya Azzahra." Ujar Nadya yang merupakan kakak dari Nasya, yang mereka berada di samping kanan Asma.

"Salam kenal Nadya, Nasya."

"Aku Aliyah Sulistyani." Ujar Aliyah yang tadi mengatakan Putri Kirana sedang berada di perpustakaan.

"Alhamdulillah kalau kalian langsung akrab ya. Kalau begitu, Ustadzah tinggal dulu ya. Mau nyari Putri."

Semuanya juga pamit, termasuk rombongan yang nganterin Vellyza dan Lia itu. Mereka semua mengucapkan hati-hati.

Dan hari terbaru di pesantren pun baru akan dimulai oleh Vellyza dan Lia. Berharap diri mereka betah. Itu yang selalu dibicarakan oleh batin mereka.

"Bismillah.. Beradaptasi dengan lingkungan baru memang sulit, tapi semoga Allāh Ta'ala mudahkan. Aamiin." ujar Vellyza dalam hati.
================================
~~~~Putri Vellyza//Queen of Heart~~~~ ❣️❣️

Author : @rifer_story 🖋️🖊️
Genre : Spritual - Romance (Romansa Religi), Fiksi Remaja, Sci-fi, Adventure.
Disclaimer this love Copyright ©01112022

Putri Vellyza || Queen of Heart ||Where stories live. Discover now