Giselle langsung merangkul Karina, "gak lupa kan hari ini ada presentasi?"

"Nggak dong. Jamnya Pak Arfan siang, kan?" Giselle menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan masuk kedalam kampus, Karina se fakultas dengan Yeji dan Giselle- Hubungan Internasional. Sedangkan Aisha dan Yiren di Fakultas Ekonomi dan Komunikasi.

"Duluan ya guys," pamit Aisha dan Yiren. Karina mengangguk, melambaikan tangan kearah mereka berdua.

"Yuk langsung ke kelas" ajak Yeji, namun langkah mereka harus terhenti saat seseorang meneriakkan nama Yeji. Membuat ketiga wanita itu menoleh, padahal yang di panggil kan cuma Yeji.

"Apa lagi?" Tanya Yeji malas ke seorang pria yang mirip dengannya. Laki-laki jangkung itu tersenyum manis, "uang yang di kasih Papa" ucapnya sambil menjulurkan tangan kearah Yeji.

Dengan malas, Yeji membuka tas-nya dan memberikan beberapa lembar uang kepada kembaran laknatnya itu. "Dah tuh, sana pergi"

"Hehehe, makasih kembaranku. Semoga pdkt sama Jeno-nya lancar" cowok itu nyengir, kemudian melesat pergi sebelum kena lempar sepatu oleh Yeji. Mukanya sudah memerah, sedangkan Giselle tertawa melihat sang sahabat di ledek.

"Itu kembaran lo, Ji?" Tanya Karina, selama berteman dengan Yeji, baru kali ini ia melihat laki-laki yang di akui Yeji sebagai kembarannya itu.

"Iya, namanya Hyunjin. Jangan deket-deket sama dia, soalnya nyebelin" sahut wanita itu. Mereka kembali berjalan menuju kelas.

"Kok gue jarang liat lo bareng dia?" Tanya Karina lagi. Giselle ketawa, "katanya dia ogah deket-deket sama Hyunjin di kampus. Oh ya, sama dia gak mau jadi perantara Hyunjin sama cewek-ceweknya yang gila"

"Hah?" Karina mengerutkan alisnya bingung. Cewek-ceweknya yang gila?

"Ish, Hyunjin tuh playboy banget. Gue suka greget liatnya, karena tau gue kembarannya Hyunjin, jadi tuh cewek apa-apa minta tolong ke gue. Masa gue pernah ditanya Hyunjin kalau mandi gimana? Ya mana gue tau! Lagian ogah banget gue mandi bareng sama dia" jelas Yeji dengan wajah kesalnya.

Karina hanya membulatkan mulutnya, mengangguk mengerti. Agak serem sih, bisa-bisanya nanya hal kayak gitu.

Mereka akhirnya sampai di kelas, Karina langsung duduk dan mengeluarkan bukunya.

"Rajin banget udah belajar aja" celetuk seseorang di samping Karina. Wanita itu menoleh, tersenyum menanggapi ucapan Jaemin- teman sekelasnya. "Daripada gabut, yaudah gue belajar aja"

"Hmm, anak rajin mah beda. Eh, Sel, si Felix kemana deh?" Tanya Jaemin kepada Giselle yang sibuk berdiskusi tentang presentasi mereka dengan Hyunjun.

"Hah? Lah, bukannya dari tadi di kelas? Terakhir kali kan pas gue nyamperin Karina si Felix masih ada di kelas kok" jawab Giselle bingung. Dia mengedarkan pandangan ke seisi kelas, tapi tidak menemukan kehadiran cowok yang menjadi kembarannya itu.

"Kayaknya Felix ke toilet deh tadi" jawab Hyunjun, berusaha menjawab ke khawatiran Giselle. Wanita itu langsung menghela nafas lega, kembali fokus pada kegiatannya.

"GUYS PAK ARFAN GAK MASUK!" Seru Sanha heboh begitu masuk kedalam kelasnya, membuat beberapa orang yang ada di dalam kelas langsung berseru-seru.

"Beneran gak nih? Nanti tiba-tiba Pak Arfan masuk aja, gue belum siap soalnya buat presentasi" tanya Heejin memastikan. Sanha mengangguk mantap, "beneran. Tadi guru piket yang ngasih tau"

Red StringWhere stories live. Discover now