PART 5

357 28 10
                                    

Prem terbangun ketika merasakan pundaknya dikecupi dengan penuh gairah. Kejantanannya juga diremas dengan penuh hasrat. Suasana kamar itu semakin gelap karena lampu-lampu sudah dimatikan, hanya cahaya dari bulan yang belum ditutup memancarkan cahaya temaram memasuki kamar.

Pria yang mencumbunya ini sangat bergairah. Jemarinya menggoda Prem, dari dada turun ke bagian selatannya dan memainkannya dengan sangat ahli, dengan sangat bergelora. Bibirnya yang panas mencumbui sisi telinga dan leher Prem. Membuat Prem makin terjaga, dan kemudian tersadar bahwa dia sedang bersama Boun yang dicintainya.

"Boun?" Prem mengelus punggung Boun yang sudah mulai menindihnya. Lelaki itu menempatkan dirinya di antara paha Prem dan menyentuhkan kejantanannya yang sudah sangat keras ke sela paha Prem.

Boun tampak terlindungi bayangan gelap dalam temaramnya kamar. Dalam penglihatannya yang masih mengantuk, Prem melihat Boun tersenyum samar. Tetapi tatapan lelaki itu tampak tajam, membuat Prem ketakutan sejenak, namun ketakutan itu langsung ditepisnya. Mungkin karena ada kegelapan yang meliputi Boun sehingga membuat lelaki itu tampak menakutkan, tetapi Prem yakin Boun tidak akan menyakitinya. Boun mencintainya juga, dan lelaki itu akan menjaganya. Prem memejamkan matanya sekejap, lalu membukanya lagi dan mulai melingkarkan kedua kakinya dipinggang Boun. Tatapan matanya memandang Boun sayu sehingga terlihat begitu mengundang nafsu.
Boun tersenyum dengan penuh gairah sambil menatap Prem yang mulai memejamkan matanya kembali. Bayangan gelap semakin melingkupi tubuhnya.

"Kau akan menikmatinya sayang... dan kita baru saja mulai." bisiknya parau, lalu menenggelamkan dirinya dalam-dalam di tubuh Prem. Pemuda yang sangat diinginkannya.

Prem sedikit mengernyit ketika menatap Boun yang tiba-tiba berbeda. Lelaki itu tampak begitu bergairah, tatapan matanya seolah akan melahapnya hidup-hidup dan meskipun kegelapan meliputi sosok lelaki itu, Prem bisa merasakan nafsunya yang meluap-luap.

Dengan penuh nafsu, Boun memposisikan dirinya di tengah paha Prem, kemudian meluncur masuk tanpa permisi, menyatukan dirinya.

"Ahh! Boun!"
Prem mencengkeram pundak Boun, sejenak menahan rasa tidak nyaman, karena meskipun ini adalah yang kedua kali Boun memasukinya, namun tetap saja terasa sakit. Tetapi laki-laki itu nampaknya tidak mau menunggu, Boun langsung menggerakkan tubuhnya dengan penuh gairah, seakan begitu kehausan dan akan mati kalau tidak dipuaskan.

Gerakan Boun sedikit kasar, lelaki itu mengecupi seluruh wajah Prem lalu bibirnya melumat bibir Prem dengan penuh gairah, melahapnya tanpa batas. Bibirnya melumat bergantian bibir atas dan bibir bawah Prem, menyesapnya, menghisapnya, mengulumnya, dan menikmati bibir itu sesukanya. Lidahnya menelusup masuk begitu dalam dan intens. Ciuman itu menyatukan bibir dan lidah mereka, lalu bergerak menggoda, seiring dengan gerakan pinggul lelaki itu yang semakin cepat di bawah sana.

Percintaan itu keras dan cepat. Boun tidak lembut lagi, tetapi setidaknya dia membawa Prem ke puncak kenikmatan dengan cepat dan meledak, hingga Prem hampir tak sadarkan diri ketika akhirnya Boun mencapai puncak kepuasannya, sekali lagi meledakkan dirinya sangat jauh didalam tubuh Prem.

Napas mereka terengah-engah dengan tubuh yang berkeringat. Prem membuka matanya dan bertatapan langsung dengan mata tajam itu. Boun menatap Prem seakan menembus ke hatinya. Lelaki itu tampak berbeda. Tiba-tiba perasaan takut itu datang lagi, membuat Prem bergidik dan merasakan dorongan untuk menjauh. Tetapi Boun secara mendadak meraih pinggang Prem dan membalikkan tubuhnya supaya membelakangi Boun. Lelaki itu menempelkan bagian selatannya yang mengeras dibagian belakang pinggul Prem. Jemarinya menelusur penuh gairah, menyentuh paha Prem dan mengangkatnya ke atas.

"Boun...?" suara pemuda manis itu sedikit teredam bantal yang mulai dibasahi keringat itu. "Aku belum puas sayang, malam ini belum selesai untuk kita..."

FROM THE DARKEST SIDE (BOUNPREM VER)Where stories live. Discover now