Dream Illusion #1

116 27 3
                                    

Berada ditaman yang sejuk, penuh dengan pohon rindang, bunga warna-warni yang sedang mekar. Aku berjalan mengitarinya, melangkahkan kaki perlahan sambil menikmati suasana. Disini, aku merasa tenang dan nyaman. Aku bisa menjadi diriku sendiri, menghabiskan waktu hanya dengan diri sendiri. Namun, tak lama ada panggilan darurat dari Handphoneku. Itu dari markas, aku segera merapat.

Ternyata tidak begitu jauh dari taman tadi, aku segera memasuki Markas sembari mencari yang lainnya. Tapi, gedung itu kosong dan aku tidak bisa menemukan siapapun disana. aku mencari kesemua sudut ruangan yang ada dan hasilnya nihil. Gedung itu memang kosong, lalu ada pesan masuk di handphoneku bertuliskan,

"PENCULIKAN TERJADI DITENGAH KOTA, SEGERA MERAPAT"

Mungkin semua sudah berada disana pikirku, aku bergegas pergi lagi sambil membawa senjata yang ada. Sesampainya aku di lokasi yang dimaskud, aku melihat banyak sekali masyarakat yang mendekat dan beberapa polisi yang kewalahan menenangkan situasi, aku menghampiri rekanku dan dia memintaku langsung menghadap komandan. Dengan rasa takut dan bersalah karna terlambat aku menghampiri komandan yang sedang siaga memantau sekitar.

"Gresha, kamu lambat sekali, situasi mulai tak terkendali. Masyarakat memaksa untuk mendekat tapi tempat ini tidak aman, penculik itu membawa senjata lengkap"

Mataku mencoba memperhatikan sekitar dan berharap menemukan celah untuk melumpuhkan penculik itu

"Kamu masuk kedalam, bernegosiasilah gre. jangan sampai ada korban!" Tegas komandan

"H-ah ijin ndan, tapi saya tidak..."

"Ini perintah!!" sentakan itu keluar dari mulut komandan yang membuatku tidak bisa mengelak

Aku mulai mengendap-ngendap mendekati penculik yang bersembunyi di gedung tua, selangkah demi langkah aku mulai memasuki gedung. Tercium aroma parfum yang tak asing bagiku, parfum seseorang yang dulu pernah ada dikehidupanku. seketika jantungku berdetak dengan hebat, langkah kaki terhenti dan nafas mulai sesak.

"Jangan sekarang ku mohon" Rintihku menahan sesak yang mulai membuat tubuhku melemah

Sosok penculik itu muncul dari balik tembok membawa pedang samurai, dia mendekat dan tersenyum sinis melihat aku tumbang dihadapannya.

"Kita bertemu lagi yaa.... Kakak" ucap penculik sambil terus mendekat

Mendengar suara itu, aku mengenalinya. Badan ini menjadi kaku dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Pedang samurai yang dipegang diarahkan ke leherku sembari kepalanya mendekat..

"Apa kakak ingat?" wajah itu tepat didekatku

"Tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisiku kak" lanjutnya sambil mengangkat pedang itu keatas lalu..

JLEBBB.....

Mendarat tepat didadaku. Tubuhku yang sudah tidak berdaya hanya bisa merasakan sakit yang teramat dan tak lama suara Handphoneku kembali berbunyi

*Alarm Handphone berbunyi*

KRIINGG KRIING

Aku berbangun dari mimpi buruk yang terasa nyata, sakit didada itu bukan sekedar mimpi. Aku masih merasakannya, sesak nafaspun masih aku rasakan. Dengan susah payah aku meraih Handphone untuk mematikan alarm. Kekita aku coba berdiri dari kasur, rasanya tubuh ini sudah bertarung semalaman, tidak ada tenaga tidak ada kekuatan. Rasanya ingin berbaring saja.

Di kamar mandi, aku masih merasakan sakit didada. Dengan rasa penasaran, aku mencoba membuka bajuku dan melihatnya,

DEGGG

Jantungku seperti henti, ternyata bukan hanya rasa sakitnya yang nyata tapi lukanya juga. Ada bekas luka panjang tepat didadaku, aku terus merabanya dan ini sungguhan. Luka didalam mimpi itu ada disini. Masih terheran dengan kejadian ini, tapi ini bukan yang pertama kalinya aku alami.

GreshaWhere stories live. Discover now