9. Kuat

149 43 4
                                    


I will never let you escape
-Sadw

❄️❄️❄️
.
.
.

Saat Sadewa berkata untuk menjadikan Galena babu, maka gadis itu benar-benar menjadi babu. Sulit bagi Galena untuk menerka perilaku pemuda yang baru Ia ketahui nomornya kemarin saat berlari ke warung Yudis.

Gila.

Satu kata yang bisa Galena simpulkan untuk mendeskripsikan Sadewa Abipraya. Ia baru saja terpaksa memberikan nomornya pada Sadewa karena pemuda itu terus mendesak Galena. Ia mengancam akan menyebarluaskan suasana rumah Galena yang penuh akan keributan. Diam-diam mengambil video yang menjadi aib bagi Galena.

Galena menurut dan memberikan nomornya pada Sadewa. Dan saat pertukaran nomor itu terjadi maka resmilah seorang Galena menjadi babu dari Sadewa Abipraya.

"Apa?" Tanya Galena berbisik menjawab panggilan Sadewa. Walau sudah berbisik tetap didengar oleh Guru sejarah kelasnya.

"Laper nih, beliin gue makan dong babe."

"Ga bisa. Masih ada guru"

"Yaudah aja kalau mau 'party' lagi. Liat ke jendela deh"

Gadis itu melihat kearah jendela, ingin tahu apa yang dimaksud Sadewa. Sesuai dugaan, Sadewa dan hal buruk merupakan kesatuan. Dibawah pohon sawo, Sadewa dikelilingi beberapa pentolan sekolah yang terkenal sebagai geng pembully ulung. Bersama menatap Galena dengan senyum miring.

Tanpa sadar Galena meremat tangannya takut. Sial, dia benar-benar dijadikan mainan oleh Sadewa. Pemuda itu bahkan mengedipkan sebelah matanya untuk mengejek.

"Galena, silahkan keluar dari kelas saya."

Galena terkejut menyadari semua pandangan menuju kearahnya. Banyak dari mereka yang pandangannya seolah berkata sudah muak. Pandangan gurunya juga tidak menunjukkan tanda akan ada keringanan.

"Maaf pak," kata Galena tanpa bantahan keluar dari ruangan kelas. Atmosfer ruangan sama sekali tidak menunjukkan penerimaan.

"Gue mau kesana, tapi gue mau mereka pergi." Galena kembali berbicara memberi syarat.

"Awww, lucu banget sih. Mau berduaan aja lu sama gue?"

"Terserah."

"Chill babe, lo beliin dulu gue makan dikantin. Kita makan disini. Gue tau lo miskin, sebut aja nama gue ntar digratisin sama abangnya"

Gadis itu menutup sambungannya. Memasang wajah masam, berjalan ke kantin sekolah melaksanakan perintah Sadewa. Ia berencana membelikan bakso mercon roket duar. Sadewa kira hanya Ia yang bisa menyebalkan?

Sementara itu Sadewa yang memperhatikan dari bawah pohon sawo tersenyum lebar. Wajah masam Galena tidak ada tandingannya. Ia merasa jiwanya seakan terbang keudara hingga raga meleyot bersandar pada Galang.

"Cuk, gue kayanya bisa mati muda dah... gemes banget ayang"

"Yakin lo sama Galen? Kayanya mantan-mantan lo cantik bohay mulusss dah. Kehabisan cewe? Mau gue downloadin miechat?" Balas Galang masih tidak mengerti jalan pikiran Sadewa.

EarphoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang