PART 11 | PESTA

78 9 3
                                    

•NEARBY•

•PESTA•

"Soobin, kapan kamu akan bangun?"

Yeonjun menatap nanar suaminya yang sudah 1 Minggu terbaring tidak berdaya di ICU. Soobin sendiri untungnya langsung mendapatkan antidote atau penangkal racun untuk racun yang ada di tubuhnya. Namun dokter mengatakan bahwa karena efek racunnya yang sangat kuat, beberapa sel di tubuh soobin mati sehingga soobin perlu waktu untuk memperoleh kesadarannya.

Yeonjun sendiri memutuskan untuk menuntut Hwanwoong dalam percobaan pembunuhan berencana dengan motif dendam tak beralasan. Namun entah kenapa berkas tuntutannya belum diserahkan ke pengadilan oleh pengacaranya.

"Kapan kamu bangun soobin? Aku kangen loh sama kamu," kata yeonjun bingung sekali. Ia merasa tak berdaya karena soobin yang koma.

"Kesadarannya tidak menunjukkan perubahan begitupun hal lainnya seperti aktivitas jantung dan persentase oksigennya. Anda mungkin bisa memikirkan untuk melakukan donasi organ pasien ke bank organ. Tapi anda tidak perlu terburu-buru karena sejauh ini batang otak pasien masih hidup,"

(Batang otak itu adalah pusat dari segala aktivitas krusial manusia ya! Batang otak sesuai namanya yaitu berbentuk batang dan letaknya ada di bawah otak besar. Batang otak mengatur fungsi dasar seperti kesadaran manusia. Kematian batang otak bisa dinyatakan jika pasien dinyatakan hilang kesadaran dan tidak bisa memberikan respon apapun saat dilakukan uji kesadaran, pernafasan dan denyut jantung tidak bisa bekerja tanpa bantuan dari ventilator dan pasien harus memiliki alasan jelas untuk dinyatakan mengalami kerusakan otak)

"Tolong soobin, bangun...." Yeonjun kembali menangis karena melihat soobin tak kunjung bangun. Satu-satunya harapan yeonjun adalah soobin masih memiliki denyut jantung spontan (jantung berdenyut tanpa bantuan apapun baik alat maupun obat-obatan. Bukan bahasa medis!). Jika soobin kehilangan denyut jantungnya lagi, maka yeonjun harus merelakan soobin untuk pergi selama-lamanya.

"Soobin..." Yeonjun terus menggumamkan nama soobin. Berharap soobin bisa kembali. Dirinya yang tak terlalu percaya hal mistis jadi mencoba melakukan sesuatu untuk menggiring jiwa soobin yang pergi.

Saat yeonjun menggenggam tangan soobin sembari menangis. Yeonjun merasakan adanya tegangan otot di tangan soobin.

Yeonjun segera melihat monitor namun monitor tidak menunjukkan sesuatu yang berbahaya seperti kejang. Tiba-tiba mata soobin mulai terbuka.

"Soobin!!" Yeonjun segera memanggil dokter dengan alarm.

"Kamu gapapa kan?" tanya yeonjun namun soobin tak bisa menjawab karena mulutnya terdapat tabung intubasi untuk membantunya bernafas.

"Pasien mendapatkan kesadarannya lagi," kata dokter lalu mulai mengecek tingkat kesadaran soobin. Dokter tentu saja tak melewatkan mengecek bola mata soobin untuk melihat adanya pelebaran pupil dan respons pupil mata untuk melebar dan menyempit sesuai rangsangan cahaya.

"Pasien bisa dicoba untuk pernafasan spontan. Tolong dimatikan ventilatornya," kata dokter dan suster mengangguk. Dokter mencabut selang yang tersambung dengan tabung intubasi.

Setelah dimatikan, tampak soobin mulai bernafas dengan normal. Dokter dengan perlahan melepaskan tabung intubasi agar soobin merasa nyaman.

"Sementara meskipun sudah sadar namun kita tunggu 6 jam ke depan. Jika 6 jam tidak ada hal buruk terjadi maka kita bisa pindah ke ruang rawat reguler," kata dokter dan yeonjun mengangguk.

Yeonjun langsung memeluk soobin. Ia sangat bahagia sekali bahwa soobinnya kembali padanya lagi.

"Kangen," kata soobin pelan.

NEARBY | YEONBIN [END]Where stories live. Discover now