♡゙ : 1

3.9K 242 4
                                    

Callista menarik nafas lirih. "A-aku pulang duluan deh, makasih ya udah bantuin, tapi gausah repot-repot kedepannya."

"Lice, sebentar. Ekhem, maaf lo masih virgin kan?"

Perempuan kelahiran sembilan puluh delapan itu menghentikan pergerakan Callisa yang baru saja hendak pulang.

"Ji, kalo jual diri lebih baik jangan." ujar gadis bernama Joy memperingati.

Callista kembali duduk dihadapan kedua temannya, Joy dan Jihan lalu mengulas senyum tipisnya.

"Asalkan bayarannya cukup untuk operasi transplantasi jantung ayah, aku mau."

Joy menatap sahabatnya tak percaya. Astaga, memang sih biaya transplantasi jantung sangat mahal namun kan tidak sampai harus menjual diri juga.

Jihan mengulas senyum kecil. "Jadi gue punya temen, dia mandul gabisa kasih keturunan buat suaminya. tapi, keluarga suaminya minta keturunan untuk jadi penerus keluarga tersebut."

Menyadari keheranan Callista membuat Jihan berdehem agak keras. "Jadi, ini sebenarnya bukan jual diri juga sih. lebih tepatnya, minjem rahim lo, dan temen gue bakal bayar berapapun asalkan lo nerima tawaran ini."

Joy menyimak, menyeruput matcha hangat di dalam cangkir yang sudah mulai dingin.

"Suaminya setuju sama temen lo?" tanya Joy, Jihan menggeleng menjawabnya.

"Berarti gaada kesempatan ya.." Callista bergumam kecil namun masih bisa didengar oleh Jihan.

"Nah ini dia. Jadi suaminya nanti akan dijebak sama temen gue, pokoknya kalo lu mau lice, dia siap bayar berapapun mau lu minta satu apartemen atau saham juga dia sanggupin."

"Emangnya dia dari keluarga apa sih, kok kaya banget?" Tanya Joy mengernyitkan keningnya.

"Jeon corps. Temen gue ga direstuin untuk nikah sama Jungkook, CEO Jeon corps sekarang. Tapi dia first love Jungkook, jadi Jungkook tetap nikah walau tanpa restu orang tua dan keluarga sekalipun."

"Astaga Jeon corps? Lice, mending ambil tawarannya, lumayan banget lo mau minta kebun binatang juga dikasih sama Jeon family apalagi kalo sampe keluarganya tau kalo lo yang kasih keturunan ke mereka."

Callista diam mematung masih memahami ucapan Joy, ia tak ingin jadi pelakor namun disatu sisi ia butuh banyak biaya untuk melakukan transplantasi jantung ayahnya.

"Callista Askara.. gimana jawaban tentang penawarannya?" Jihan menegurnya saat Callista hanya diam tak bergeming.

"Kalo lo gamau buat gue aja deh." Joy menerobos menjawab.

"Temen gue nyarinya yang masih virgin, belum disentuh siapapun. lo sama gue kan udah."

Joy berdecak kesal mendengar pernyataan Jihan, sungguh ia menyesal memberikan mahkotanya kepada mantannya yang brengsek berselingkuh darinya.

Callista menatap Joy dan Jihan kemudian mengangguk.

"Oke, besok pagi kita ketemuan di cafetaria kek biasa."

"Joy mau ikut, boleh kan?" tanya Joy dengan senyum manisnya.

"It's totally okay, Joy."

❤️‍🩹ㅤ𖥔ㅤ

Jungkook menatap sang istri dengan tatapan memukau, bagaimana tidak malam ini sang istri hanya mengenakan piyama pendek dengan rambut yang dikuncir kuda membuat leher jenjangnya terlihat.

"You look as pretty as always." Puji Jungkook membuat pipi istrinya merona.

Pintu kamar besar itu diketuk, Wanita itu segera menghampiri untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.

"Maaf mengganggu, nyonya dan tuan besar sudah menunggu nyonya muda jennie dan tuan muda untuk makan malam bersama." Ujar pelayan paruh baya itu agak sedikit membungkuk.

"Ah baiklah, kami akan segera menyusul."

Jennie menghela nafasnya pelan, mempersiapkan hatinya untuk mendengar segala cacian keluarga Jungkook yang selalu memojokkan dirinya.

Lelaki bertato itu keluar dari kamarnya. "Ada apa, ayo makan malam."

Wanita itu mengangguk segera mengikuti langkah suaminya menuju ruang makan.

Semoga malam ini mereka tidak memojokkan ku lagi, batin Jennie.

Seperti malam sebelumnya, meja makan di rumah keluarga Jeon tampak senyap. Mereka semua hanya fokus pada makanan yang berada di piringnya masing-masing.

"Bagaimana, kapan kalian akan memberikan kami keturunan? Hei, aku sudah ingin berusia tujuh puluh tahun satu bulan lagi."

Jennie memelankan kunyahan makanan didalam mulutnya, melirik kepada sang suami yang berada disampingnya.

"Tidakkah halmeoni bisa untuk tidak membahas hal ini setiap hari?" Jungkook bersuara saat melihat Jennie yang nampak bersedih mendengar ucapan halmeoni.

"Tentu saja aku harus membahasnya. tiga tahun sudah kalian menikah, aku sudah mengatakannya sejak awal agar kau menikah dengan putri keluarga Kim, mengapa kau malah menikah dengan gadis jelata yang kau temui di jalanan?"

Kedua tangan Jungkook mengepal diatas meja, kemudian menggertak nya. Hilang sudah kesabaran Jungkook.

"Aku akan cepat memberikan keluarga Jeon keturunan, sebelum usiamu tujuh puluh tahun kau akan segera mendapatkannya!"

Setelahnya Jungkook berlalu dari meja makan, membuat keempat manusia yang berada di sana menatapnya tak percaya.

"Baguslah. Semoga keturunan keluarga Jeon tidak lahir dari rahim milikmu."

Jennie menarik nafasnya, menahan air matanya yang akan meluruh mendengar ucapan halmeoni keluarga Jeon.

· ˚ 𖥔 to be continued ⊹

· ˚ 𖥔 to be continued ⊹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Callista Askara

Kurz | Liskook ✔️Where stories live. Discover now