33

282 28 5
                                    


Fiki mulai mendekati zweitson

" Berhenti atau-- "

" Atau?"

Ucapan zweitson di potong langsung oleh fiki. Zweitson takut janin yang ia kandung kenapa napa, karna zweitson sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga anak itu sampai dia lahir dan tumbuh dengan kasih sayangnya, apapun akan zweitson lakukan untuk anak nya walau dia hadir tanpa di sengaja dan ayah dari anaknya saja tidak mau menerimanya.

" Lo mau apa son? Ini, ini, atau ini?" Tanya fiki, ia memperlihatkan beberala alatnya pada zweitson, shandy hanya bisa memalingkan wajahnya, ia perlahan berjalan mendskati fenly yang masih mencoba membuka ikatan tali pada tubuhnya, sedangkan fajri yang sudah ikut di tali hanya menunggu apa yang akan terjadi

" Fen, diem, tali itu ga bisa lo buka kalo kaya gitu, harus ada yang bukain" bisik shandy, fenly berhenti melakukan hal itu sesuai apa yang diucapkan shandy, ia menatap zweitson yang ketakutan, jika bisa, fenly ingin dia saja yang ada di posisi zweitson, karna nantinya juga fenly akan mati, pikir fenly yang tak ada habisnya tentang akhir dari semua ini adalah entah ia kembali ke ranjang rumah sakit atau malah ketempat batu yang biasa di sebut dengan kuburan

Ctak!

Ctak!

" ARGHH" teriak zweitson, perut bawahnya mulai terasa sakit, ia hanya berharap, anak yang sedang dikandungnya baik baik saja

" FIKI!!" teriak shandy, melihat zweitson yang kesakitan membuat hatinya teriiris, shandy tak bisa melakukan apapun disini.

" Sakit" cicit zweitson

Selama fiki bermain main dengan zweitson, shandy mencoba membuka tali yang menjerat fajri, dengan cepat ia membuka tali yang melilit fajri, fajri bersembunyi di belakang fenly, ia membantu fenly melepaskan dirinya dari tali tali itu, baruntung penjagaan disana cukup lemah karna hanya ada shandy yang 'menjaga' disana

" Kenapa lo lakuin ini fik? Kenapa fik?" Tanya zweitson untuk mengalihkan perhatian fiki agar ia tak sadar jika fajri sudah terbebas dari ikatan tali nya

Fiki mengambil HP nya yang berada di saku celananya, ia memperlihatkan sebuah foto anak perempuan dengan senyuman manisnya pada zweitson

" Afika Varellino, adik perempuan juga adik satu satunya elfiki varellino, dia meninggal karna gagal ginjal di umurnya 7 Tahun karna gaada yang bisa bawa dia ke rumah sakit saat itu, varellino adalah nama ibu gw, meisya varellino sedangkan ayah gw adalah hartono alfonso. Hartono adalah marga yang dulu mengalami kebangkrutan di perusahaannya karna tuan arganta yang terhormat mencabut saham dari perusahaan ayah gw. Kenapa gw kaya gini? Karna gw pengen fajri tau apa yang gw alami, karna fajri anak tunggal, jadi kayanya gw bunuh fenly aja daripada bunuh fajri. " ucap fiki

Ikatan fenly terbuka, fajri, fenly, shandy, dan zweitson menatap fiki iba, karna tak mudah harus menceritakan kembali masa lalu yang tak bisa dibilang bahagia itu kembali secara gamblang.

" Kenapa harus fenly?" Tanya fajri

" Karna kalo cuman orang tua lo cerai atau mati, lo masih punya fenly, so gampang aja sih bikin orang tua lo cerai dengan foto editan itu dan bikin fenly benci sama lo, tapi itu belum apa apa. Jus jambu itu, harusnya lo minum, bukan zweitson yang minum, dan malah shandy yang bisa nikmatin tubuh zweitson yang gw kira lo bakal tergiur sama zweitson saat itu. Awalnya gw kira semuanya berantakan, tapi, zweitson dengan bodohnya bilang ke lo kalo dia hamil dan fenly juga tau ji. Thanks to zweitson yang udah bikin kalian salah paham. Fenly menjauh dari kalian, afen gw pulangin ke ausi This is easier than I thought " ucap fiki

" Tapi, kenapa lo malah jujur sen? Gw kan harus kaya gini ke kalian" ucap fiki, ia bertepuk tangan

Beberapa orang datang dan menahan fajri,fenly, dan shandy. Mereka menodongkan pistol pada mereka bertiga

INFINITE LOVE || Fenji un1tyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora