Bruk!

Karena terlalu sibuk berbicara dengan Kurama membuat Naruto lupa memperhatikan keadaan di sekitarnya hingga akhirnya dia bertabrakan dengan seseorang. Orang yang ia tabrak adalah seorang pemuda dengan perawakan sedang dengan rambut coklat. Tidak salah lagi, itu adalah....

"Maaf telah menabrakmu Issei" Ini adalah kedua kalinya mereka bertabrakan dan selalu akibat kesalahannya. Yahhhh ia terlalu sibuk berbicara dengan Kurama. Issei hanya melihat sekilas Naruto dan pergi meninggalkanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

'Anak itu masih belum bisa bersikap baik' Kurama menggeram melihat pengabaian yang dilakukan Issei.

'Ambil saja positifnya. Setidaknya ia tidak bersikap kasar seperti waktu itu'

"Yahhhh karena kalau tidak...." Ia tersenyum dingin dan matanya perlahan berubah menjadi merah berputar pelan membentuk Sharingan 3 tomoe.

"Aku akan benar-benar mengambil naga itu darinya"

.
.
.
.
.

Putri ular yang terkutuk kembali menatap dirinya didepan cermin. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sering melihat dirinya sendiri di depan cermin. Yahh bisa dikatakan cermin ini adalah teman yang satu-satunya ia miliki selama bermilenia. Atau lebih tepatnya berteman dengan dirinya sendiri.

Tapi ada yang berbeda dengan dirinya saat ini. Ia nampak tersenyum bahagia sembari mematut dirinya di depan cermin. Bahkan sesekali ia memutar badannya yang telah mengenakan gaun indah berwarna putih kebiruan yang memiliki pola salju.

Darimana Medusa mendapatkan gaun jika ia hanya tinggal dalam hutan belantara di Underworld? Tentu saja Naruto.

.
.
.

"Apa aku boleh membuka hadiahnya?" Naruto dapat merasakan dengan jelas pandangan berbinar dari Medusa saat ini.

"Hmmm... Apa kau tidak ingin membukanya saat aku sudah pulang?" Medusa menggelengkan kepalanya dengan cepat. Sepertinya ia sudah sangat tidak sabar membuka kotak hadiahnya.

"Aku buka ya?" Naruto menganggukkan kepalanya merespon permintaan Medusa. Perlahan tangannya membuka tali pita berwarna hijau yang sudah disimpulkan dengan sederhan sehingga lebih memudahkannya. Tangannya perlahan mengangkat tutup kotak merah yang berhiaskan manik-manik.

Didalam kotak tersebut terdapat sebuah gaun berwarna putih kebiruan yang terlipat rapi. Perlahan tangan Medusa meraih gaun tersebut dan membentangkannya. Terlihat gaun itu memiliki hiasan berupa manik-manik serta memiliki corak diamond dan salju yang berselang-seling.

"Kau menyukainya?"

Ekspresi Medusa perlahan meredup. Tentu, ini adalah hadiah yang sangat cantik menurutnya. Tapi apakah ia pantas? Dirinya sekarang bukanlah manusia lagi dan hanyalah putri ular terkutuk yang memiliki penampilan menyeramkan dengan rambut ular serta sisik disetiap kujur tubuhnya. Tambahkan jika ada yang melihat matanya, bukannya jatuh cinta, orang lain akan menjadi batu jika melihatnya.

"Jujur aku sangat menyukainya Naruto, tapi aku tidak bisa" Melihat wajah bingung Naruto ia langsung melanjutkan.

"Kau bisa lihat sendiri kan wujudku sekarang? Aku tidak pantas mengenakan pakaian seperti itu" Perlahan Naruto berjalan mendekatinya dan melakukan sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Gyuttt

"E-eeeh sakit" Naruto menarik kedua pipi Medusa hingga membuatnya kesakitan.

"Dengar ya putri ular" Naruto melepaskan tarikan tangannya. Medusa memegang kedua pipinya yang telah memerah. Ia memang memiliki sisik disetiap tubuhnya namun tetap saja tarikan Naruto membuatnya kesakitan.

A Devotion for The Cursed MaidenWhere stories live. Discover now