38.

1K 132 14
                                    


Pukul satu pagi unit apartemen Naren didatangi oleh tamu tidak di undang. Sudah puluhan bell yang berbunyi nyaring di dalam apartemen mereka. Tapi penghuni nya masih sangat terlelap.

Setelah beberapa menit Yasmine terbangun mendengar bising itu. Tetapi saat ingin bangun untuk memastikan siapa tamu nya daksa nya tertahan karena pelukan suami nya yang erat.

Masih enggan berbicara pada suami nya, Yasmine mencolek lengan suami nya beberapa kali hingga membuat pria itu terbangun.

"Kenapa sayang?" Naren menatap sang istri dengan suara yang parau.

Tanpa menjawab Yasmine langsung bangun dari kasurnya, lalu wanita itu melihat intercom apartemen nya untuk melihat siapa tamu yang datang selarut ini. Dan ternyata yang bertamu semalam ini adalah Bian dan Vania.

Buru-buru Yasmine membukakan pintu apartemen nya dan betapa terkejutnya istri dari Bian itu langsung memeluknya seraya menangis tersedu-sedu.

"Loh Kak Vani kenapa?" Tanya Yasmine menatap Bian yang terlihat tidak enak menganggu malam-malam.

"Sorry ya dek, tadi Vania pengen nasi goreng buatan kamu. Tapi abang ga enak ganggu kamu eh dia langsung nangis pas abang larang"

Yasmine menatap Bian seraya mengelus punggung Vania "Ya ampun gapapa dong bang. Namanya juga perempuan ngidam. Lain kali langsung datang aja"

Tiba-tiba datanglah Naren yang masih menggunakan sarung, berniat menyusul istri nya tapi pria itu juga sedikit kaget saat melihat Bian yang terlihat lesu dan Vania yang berada di pelukan sang istri berdiri tepat di depan pintu unit mereka "Sayang, siapa yang da-- Loh! Tumben amat pada disini."

Bian meringis menatap Naren sambil mengedikkan bahu nya , membuat Naren semakin heran karna tidak mendapatkan jawaban.

"Yaudah yuk, kita masak nasi goreng nya sekarang." Yasmine mempersilahkan Vania dan Bian masuk ke dalam unitnya. Sedangkan Naren yang masih bingung dengan apa yang terjadi, menahan lengan Bian yang akan memasuki apartemen nya.

"Ada apa sih?" Bisik Naren pada Bian.

"Biasa ngidam nasi goreng nya Yasmine. Sorry ya bro, kita jadi ganggu" balas Bian dengan berbisik juga.

Naren mengangguk paham "Yaelah gapapa kali. Segala minta maaf. Namanya juga ngidam, dulu waktu Yasmine hamil Jendra kan lo yang selalu ada kalau bini gue ngidam."

"Tapi tetep aja lo yang nyari, Ren. tugas gue mah cuma deliver doang"

"Yaudah masuk aja dulu Bi. Takutnya Vania makin sebel kalau lo gak masuk-masuk"

Naren dan Bian kemudian duduk di kursi bar apartemen sambil memperhatikan Yasmine yang mulai memasak sedangkan Vania tengah ikut membantu menyiapkan bumbu-bumbu nasi goreng.

"Aa mau nasi goreng gak?" Tanya Yasmine singkat pada suami nya.

Naren tersenyum, pria itu sangat senang ditanya oleh istrinya. Sebab selama beberapa hari ini hanya Naren lah yang banyak bertanya, sedangkan Yasmine menjadi pasif. "Boleh sayang"

"Bang Bian mau juga kan?"

Bian mengangguk sambil menguap "Boleh dek gapapa. Laper lagi jadinya"

"Yang, aku bobo sama Yasmine ya habis ini?" Vania menatap suami nya dengan tatapan memohon.

Bian menoleh pada Naren meminta peraetujuan. "Ren.."

Naren mengangguk "Gak papa. Biar kita tidur bareng Ajen aja habis ini"

Bian menjadi semakin merasa tidak enak pada sahabat nya itu. Sebab Bian tahu, kalau hubungan Naren dan istrinya masih belum berbaikan. Apalagi Yasmine masih mogok bicara pada sahabat nya itu.

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang