1.

3K 246 27
                                    

Hari minggu pagi yang cerah memang paling cocok untuk berolahraga pagi, sekedar jogging atau bersepeda ke taman di area apartemen. Seperti yang dilakukan oleh Yasmine dan putra semata wayang nya yang sudah duduk di bangku taman kanak-kanak. Rajendra Ferdinand Arsenio.

"Bunda aku mau itu" tunjuk Jendra yang melihat sosis bakar kesukaan nya.

Yasmine menunduk kearah putra nya lalu mata nya tidak sengaja melihat tali sepatu sang putra yang tidak terikat dengan baik lalu ia pun berjongkok membenarkan tali sepatu sang putra. "Kan masih pagi kita juga belum mulai olahraganya sayang"

"Tapi aku mau itu bunda. Aku lapelll"

"Iya kita beli itu tapi nanti ya sayang. Kita jalan dulu terus kita sarapan baru deh kita beli sosis nya"

"Tapi jangan beli satu ya bunda. Aku mau makan itu banyak-banyak"

Yasmine terkekeh seraya mengelus rambut putranya gemas. "Boleh tapi kalau sakit jangan cari bunda ya"

Jendra menggelengkan kepala nya "Gak mau bunda. Yaudah aku mau beli tiga ya"

"Masih banyak dong itu"

"Aku itu mau beli lima bunda. Tapi aku udah kulangin. Jadi tiga itu sedikit loh bund"

Yasmine terkekeh geli dengan tingkah putranya yang semakin hari semakin pintar "Yaudah yaudah tapi jangan sekaligus ya sayang"

Jendra mengangguk patuh "Janji bunda"

Melihat putra nya yang sangat sangat menyukai sosis bakar ia benar-benar tidak tega menolak keinginan sang putra. Sebisa mungkin ia wujudkan yang penting Jendra nyaman.

Terlebih sejak perceraian nya dengan sang mantan suami tiga tahun silam. Dengan hadirnya Jendra menjadi perlipur lara di hati nya.

"Hallo anak ayah yang super ganteng" Sapa seseorang yang berada diatas sepeda lengkap dengan helm dan kaca mata nya.

Jendra pun menoleh ke sumber suara dan mata nya membelalak kaget. Melihat ayah nya yang sudah melepas kaca mata hitam nya membuat ia bertepuk tangan heboh "Woaahh ayah kelen banget"

Dengan angkuhnya sang ayah justru bergaya dengan sok tampan yang sebenarnya memang tampan namun di mata Yasmine sangat menggelikan.

Tidak sengaja matanya beradu pandangan dengan sang mantan istri membuat Narendra yang sedang bergaya didepan putra nya menjadi terdiam sedikit salah tingkah namun ada yang kurang jika ia tidak menggoda sang mantan istri.

"Kenapa ngeliatin aku? kamu terpesona ya?"

Pertanyaan Naren membuat Yasmine memutar bola mata nya jengah.

"Kamu lebih cocok jadi tukang urut keliling malah. Baju item, celana item mana pake kaca mata item"

Naren cemberut seketika "Ini tuh style Yas, come on... kata anak aku aja aku keren"

"Iyalah kan dia anak kamu. Kalau anak orang lain pasti nyangka kamu tukang urut keliling"

Jendra menjadi bingung melihat perdebatan kedua orang tua nya yang saling mendebat.

"Bunda emang ayah udah bukan doktel lagi ya kok bunda bilang ayah jadi tukang ulut" tanya Jendra dengan polos nya. Yang membuat Yasmine tertawa geli namun sebaliknya Naren justru mendengkus sebal.

"Ayah, ayah belalti ayah temenan dong sama mak elos yang suka pijit-pijit aku itu loh"

Naren menatap mantan istrinya sinis "Enak aja. Jendra masa ayah udah keren gini dibilang tukang urut sih. Ayah bukan tukang urut tau"

"Jadi ayah masih doktel dong ya"

"Masih dong sayang nya ayah" Balas Naren sambil mencubit kedua pipi anak nya yang gemas kepada putra nya yang sangat pintar ini.

Second Chance(?)Where stories live. Discover now