8

2.2K 237 7
                                    

Rumah yang sesungguhnya

Kehangatan ruang keluarga

..................

Yang mana makna sebuah rumah? Sebagian orang bilang rumah adalah tempat berpulang paling hangat yang pernah ada, dan tempat dimana kebahagiaan dapat di ciptakan.

Mereka mengartikan rumah tak selalu berbentuk sebuah bangunan, dengan menjadikan manusia sebagai tempatnya bersandar, padahal dengan tegas Tuhan mengatakan untuk tidak berharap lebih pada yang mana hambanya.

Dipertemukan dengan orang yang baik adalah suatu keberuntungan, namun jika belum bukankah itu tandanya Tuhan tak salah memilih pundak. Yang kokoh menerima sebagian kecil dari ketidakadilan dunia.

Layaknya sebuah kompetisi, jadikan kenangan yang kelabu itu sebagai pelajaran. Dan dikompetisi berikutnya kau akan mengerti bagaimana kesedihan tak terlalu menyakitkan apabila kita tahu cara untuk mengatasinya.

.....

Jaemin menatap polos Haechan yang sedang sibuk mengomel akan bagaimana susahnya walau hanya menggoreng sebutir telur.

Dengan percaya diri ia menyuruh mbok Nia untuk pergi ke pasar berbelanja, dan ia yang akan bertanggung jawab untuk sarapan sibungsu.

Ceritanya sih hanya iri ketika tanpa sadar Jaemin mengatakan bahwa sarapan yang di buat oleh Jeno rasanya enak bukan main, Haechan iri.

Jaemin kembali menghembuskan nafas bosan, ini sudah ke empat kali kakak ketiganya itu memasukkan telur setelah telur yang sebelumnya bahkan lebih hitam dari pantat panci.

Ia hanya mengatakan bahwa sebentar lagi berhasil, kalimat yang bahkan sudah jaemin dengar puluhan kali pagi ini.

"Mas, tunggu mbok aja ya? Klok nggak tunggu ayah pulang jogging". Ucap Jaemin meyakinkan.

Haechan yang masih menggenggam spatula itu menoleh, nampak berfikir dengan serius tatkala menempelkan jari telunjuk di dahinya.

Mata polos Jaemin mengejap penuh harap, semoga rayuannya yang kesekian kali berhasil untuk membujuk kakak ketiganya itu.

Namun, harapan Jaemin seketika punah ketika Haechan dengan yakin menggeleng.

" No no no, adek kan tau kalok ayah jogging biasanya mampir pos ronda dulu tuh pasti ngobrol sama bapak-bapak kalok nggak ngobrol sama ibu-ibu komplek yang lagi belanja sayur. Kalok nunggu mbok yang ada adek kelaperan, big no! Mas nggak akan biarin adek kelaperan!".

Hufffttt Jaemin pasrah.

..........

Jaemin cukup penasaran hari ini, pasalnya setelah ayahnya datang sebagai penyelamat karena membawa kantong berisikan bubur ayam, kakak ketiganya itu bahkan belum beranjak untuk sekedar mandi dan hanya betah mengekori kemanapun Jaemin pergi.

Setelah bosan dengan kegiatannya yang itu-itu saja, Jaemin akhirnya memilih untuk menonton tv di ruang keluarga. Ditemani kakak ketiganya yang saat ini sedang santai memangku toples yang berisikan keripik ubi. Ayahnya? Ada urusan dengan pak RT katanya:)

Jaemin melirik sekilas Haechan yang matanya fokus melihat siaran tv. "Mas nggak kampus?"

Haechan menggeleng. "Hari ini mata kuliah mas cuma satu dek, itupun dosennya izin karena istrinya mau lahiran".

"Kok kakak sama Abang masuk, kan istri dosennya lahiran?" Jaemin mengejap polos.

"Pfffttt dek, kan dosennya banyak. Lagian nih ya kakak, Abang, sama mas tuh beda jurusan. Adek sihhh terlalu cuek".

ADEK || 00Where stories live. Discover now