bonchap

64 14 0
                                    

Terimakasih kepada para pembaca yang sudah menemani Alisha sampai akhir. Ini adalah bonus chapter dan sedikit percikan percikan di dalamnya.

-Happy reading-

13 Oktober, 2024

"Happy birthday to you.."

"Tiup lilin nya nak" Mahesa selesai meniup lilin. Anak laki laki tampan itu kemudian berhambur ke pelukan papa nya. "Selamat ulang tahun, Mahesayang" Alister sedikit memberi kecupan pada kedua pipi serta keningnya.

"Cucu nenek udah dua tahun aja, selamat ulang tahun anak ganteng!" Ucap Aira sembari memeluk sang cucu. Dengan polos nya Mahesa berganti ingin di peluk Rian, membuat yang lain tertawa saking gemas nya.

Benar, hari ini merupakan ulang tahun Mahesa ke dua tahun. Alister merayakannya di markas Vennu. Mereka sengaja menghias tempat itu dengan sedemikian rupa, sehingga acara hari ini dapat berjalan dengan lancar.

Pukul sepuluh pagi, mereka masih disini. Setelah selesai acara, Alister hanya menyaksikan Mahesa yang sedang bermain bersama Tara, Hanni, dan anak anak anggota lainnya. Setelah tahun berganti tahun, tak sedikit anggota Vennu yang memutuskan untuk menikah dan akhirnya mempunyai anak. Alister jadi tidak terlalu khawatir karna Mahesa punya teman, meskipun dia tak punya ibu.

Sejak kepergiannya Alisha dua tahun yang lalu, Alister tak pernah bahkan tak berminat mencari ibu baru untuk putra nya itu. Meskipun sudah di kenalkan berkali kali pada beberapa gadis oleh yang lain. Saat ini, kehidupan kantor dan hanya mengurus Mahesa sudah cukup menjadi sebuah ketenangan untuknya.

Di sisi lain, seorang wanita cantik yang mengenakan dress putih polos, sedang menatap Mahesa dari kejauhan. Terlihat kedua sisi bibirnya naik, menciptakan senyuman tipis. Dengan wajah tenang nya, serta tatapan mata yang begitu tulus, dia perlahan berjalan mendekat.

Tok! Tok! Tok!

Ketukannya pada pintu itu seketika dapat merubah suasana 360°. Keadaan yang asalnya ricuh, kerusuhan dan tawa dimana mana, kini seakan di kutuk menjadi bisu dan tak dapat berbicara apa apa. Lebih tepatnya, saat menatap sang pengetuk pintu itu lah yang membuat mereka terdiam.

Nafas Alister tercekat, dia menatap sang gadis dengan pandangan kabur akibat air matanya yang tiba tiba tergenang. Perlahan beranjak, melangkahkan kakinya berniat lebih mendekatkan diri kepada gadis itu. Tubuhnya bergetar, jantungnya berdetak lebih cepat, begitu pula yang di rasakan semuanya.

Pandangan keduanya kini bertemu, Alister kesusahan menelan salivanya. Tatapan matanya yang tenang, serta senyuman tipis di bibirnya sungguh membuat Alister terhipnotis.

"Aku pulang, Alister.."

Alister mencoba memeluknya, dan betapa bahagianya perasaan Alister ketika merasakan tubuhnya yang nyata, hidup, bahkan pelukannya dibalas. Pelukan itu terasa semakin erat. Alister bersumpah, dia benar benar tidak ingin melepaskan pelukan ini.

"Tuhan.. kalau ini mimpi, jangan pernah bangunin aku lagi" Gumamnya. "Bukan mimpi kok, aku nyata" Tangis Alister semakin mengeras mendengar itu.

7 menit, akhirnya pelukan di lerai oleh sang gadis. Dia beralih mengedarkan pandangannya pada yang lain.

"Kenapa jadi diem gini? Gak percaya gue nyata? Gue masih hidup, guys.. peluk dulu dong kalo mau di ceritain, gak kangen? Dua tahun loh" Sontak semua orang berhamburan untuk memeluknya. Mereka saling berpelukan menumpahkan rasa rindu satu sama lain.

ALISHA [ SELESAI ]Where stories live. Discover now