Dumb

2.5K 207 11
                                    

Jeon terbangun dengan kepala yang terasa mau pecah.

Anak manis itu berusaha mengambil posisi duduk,

"Arrgh... " Jeon memegang kepalanya,  berusaha mengingat apa yang terakhir terjadi sebelum dia berbaring disini.

Mata cantiknya lantas melihat ke arah pakaiannya.

Hoodie hitam dengan aroma mint yang mengguar,  terasa sangat familiar dengan aroma mint akhir-akhir ini.

"Sial.... " Jeon mengumpat tatkala mengingat dia yang dipaksa untuk menenggak beer dengan keji,  mengingat hal itu membuat Jeon ingin mati saja daripada bertemu buronan nomor wahid di Korea itu. Dirinya sekarang ditahan karena alasan yang menurutnya konyol; Kim ingin menikahinya, Jeon rasa itu bukanlah alasan utama kenapa dia diculik. Dan dengan repot-repot Kim membuat orang tuanya menjadi ancaman kalau Jeon berani pergi. Apa-apaan?

Pakaiannya basah akibat beer itu, dan Jeon sudah tau alasan kenapa hoodie kebesaran melekat di tubuh indahnya ini.

Set!

Ketika menyibak selimut,  Jeon membolakan matanya ketika dia hanya memakai celana dalam saja dan sebagian hoodie menutupi paha mulusnya.

Jeon memeriksa tubuhnya, 

Tidak ada yang aneh.

Jeon menghela nafas.

Kriietttt

Pemuda cantik itu menoleh ke arah pintu, mendapati orang yang paling dibencinya sedunia sedang menatapnya.

Set!

Jeon membuang wajahnya, memutuskan kontak mata dengan buronan itu.

"Apa tidurmu nyenyak sweety? "

Mendengar hal itu dari Kim yang membuatnya Jeon ingin muntah.

"Sweety? "

Tidak ada jawaban dari Jeon,  saking bencinya,  Jeon tidak ingin melihat Kim ataupun suaranya,  jadilah pemuda manis itu menggulung dirinya dengan selimut sampai ke wajah dan menutup telinganya dengan kedua tangannya.

Kim menghela nafas.

"Kita akan ke Jinan,  siapkan dirimu"

Jeon terdiam,  dia tidak mau mendengarkan apapun dari Kim,  kepalanya pun masih pening akibat Tsingtai beer.

Dan bayangkan? Sekarang buronan itu mengajaknya untuk pergi ke Jinan,  Jinan adalah ibu kota provinsi Shandong, China. Perlu waktu kurang lebih empat jam untuk pergi dari Qingdao menuju Jinan. Dan Jeon ingin mati saja.

Set!

Kim menyibak selimut Jeon. Namun Jeon masih memunggunginya,  menekuk lututnya seperti janin.

"Aku akan memasukimu kalau kau tidak mau bangun sekarang juga! "

Set!

Detik berikutnya, Jeon telah mengambil posisi duduk di ranjang. Dan menatap sengit ke arah Kim.

Kim menaikan sebelah alisnya.

"Enyah kau dari hadapanku! Aku mau mandi! " Jeon lantas turun dari ranjang dengan tatapan membunuh.

Ketika Jeon melewati tubuh tinggi Kim,

Set!

"TURUNKAN AKUU! " pemuda manis itu berteriak ketika Kim menganggkat tubuhnya seperti karung beras di pundaknya,  Jeon memukul-mukul punggung lebar Kim.

"Perintah pertamaku telah dibantah,  sebuah hukuman pantas kau terima"

Blam!

Pintu kamar mandi ditendang,  membuat pintu itu tertutup kencang saat Kim dan Jeon masuk.

WILD FLOWERWhere stories live. Discover now