26. Yeee Terusin!

9.5K 1.5K 23
                                    

Pentungan tidak akan menyelesaikan masalah.

Iya, percuma. Berhubung Monica tipikal emak-emak mau menang sendiri. Aku ucapkan seribu sampai jutaan fakta mengenai Damian pun tidak akan menembus sanubari miliknya yang dipenuhi oleh Vivian love Tristan.

Balas argumen? Tidak perlu. Ada rencana lain. Rencana besar yang akan mengantarkanku kepada kemenangan. Jadi, ketika Monica dan Tristan cekcok lempar bola opini kanan kiri asyik-asyik-asyik, ponsel dalam saku milikku sedang berada dalam mode rekam. Jangan tanya berapa jam Tristan dan Monica adu mulut, begitu Monica pulang baterai ponselku tinggal segaris, merah pula!

Usai mengamankan bukti, lekas pindah data ke laptop dan kirim surel ke alamat Liam. Tidak lupa bubuhkan tanda sayang berupa "DATA PENTING JANGAN SAMPAI TERHAPUS" di judul surat.

Balas opini? Duh tidak perlu. Di dunia ini tidak semua percekcokan harus kuladeni. Lagi pula, tiada habis pertikaian. Kasihan tenggorokkan, serak. Hei mengapa sih manusia doyan menonton perkelahian baik berupa adu ludah seperti suara kwakwakwa gukgugukgukguk meaaaaaw sampai saling pukul? Apakah barangkali dalam diri setiap orang terpendam hasrat panas berupa pertumpahan darah? Alias, semua manusia doyan segala hal berbau gladiator?

Alasanku tidak menanggapi Monica.

Pertama, dia pro dengan perceraian antara Violet dan Tirstan. Wah mengapa aku harus menepis komoditi utama pembantu proses cerai? No, no, no dooooong! Bagus dia tidak tertarik mempertahankan Violet sebagai menantu. Istilahnya gayuh bersambut? Bersambung? Ah pokoknya oke deh dia mendorong Tristan cerai?

Kedua, berkelahi dengan Monica tidak mendatangkan kebaikan. Nanti saja ketika aku sudah cerai dan memenangkan hak asuh Damian. Salah-salah pemberontakanku akan dinilai hakim sebagai sebentuk ketidakbaikan. Bisa mempersulitku dalam melindungi Damian dari Tristan.

Percayalah, Tristan pasti memanfaatkan ikatan erat antara diriku dan Damian. Dia akan berusaha mengikat Damian di sisinya agar aku tidak terbang ke kandang tetangga cakep bernama Liam. Memang kurang ajar cowok bernama Tristan. Mengapa dia tidak seperti Tristan dalam balada petualang Raja Arthur sih? Jentelmen!

Aku tidak akan kalah!

Adapun yang patut disayangkan olehku ialah, kualitas rekaman. Semoga saja Liam bisa mengolah data (entah dengan bantuan ahli teknologi mana pun) dan menjadikan bukti sebagai salah satu alat pengantar keberhasilanku memenangkan permintaan cerai.

Oh ya, apa Monica berhenti melakukan teror?

Ya namanya juga mertua dalam masa gemas-gemas minta tabok, pada hari tertentu dia datang tanpa pengumuman. Masa bodoh sih dia ingin memonopoli Tristan. Aku tidak peduli. Bahkan ketika Monica dengan penuh percaya diri melakukan promosi seperti: "Tristan, kamu harus coba masakan Vivian." Di meja makan tergeletak kue cokelat dengan hiasan berupa sekumpulan buah kering dan kacang. "Mama tadi ketemu Vivian. Dia minta Mama mampir ke apartemennya. Vivian sabar, telaten, pekerja keras, dan masih menyempatkan diri sekadar memasak buat kamu, Tristan"

Kenapa aku bisa terjebak dalam acara pamer mantu?

Jawab: Pada hari Minggu yang manis dan cerah ini aku berencana memasak makanan kesukaan Damian. Mau tidak mau ketika asyik menguleni adonan kue, datanglah Madam Lampir dan putranya.

Aku pun menyibukkan diri dengan kegiatan hantam adonan sesuka hati. Anggap saja ada Monica dan Tristan yang minta dibejek, diulen, dihiyaaaa dalam adonan tersebut.

Alih-alih mengomentari hidangan manis yang diberikan Monica kepadanya, Tristan justru berlama-lama memperhatikanku. (Ah bolehkah aku minta keajaiban? Seperti kabar dari Liam bahwa urusan perceraian akan dipercepat dan aku bisa pindah?)

Violet is BLUE (Tamat)Where stories live. Discover now