Sebuah tangan terulur, membantu Beomgyu berdiri, si anak mendongak sembilan puluh derajat keatas memandangi wajah Yeonjun. "Mulai sekarang panggil saya ayah." Lalu mendapatkan usapan dirambutnya.






"Ini peralatan sekolahmu Beomgyu, dengarkan kata-kata pak Choi ya!.."

Sang anak segera menerima tote bag penuh yang berisikan seragam dengan buku-buku itu, yang demi apa sangat berat, Yeonjun sampai berbalik dan mengambil alih Tote bagnya.

"Biar ayah saja.." Yeonjun mengangguk sekali dengan senyuman khas, tangan lebar bertekstur kasar itu tak sengaja menyentuh punggung tangan Beomgyu yang mungil membuat mereka bertemu pandang selama beberapa detik. Yang lebih muda segera membuang muka, terlihat menggemaskan.

"Kalau begitu saya dengan Beomgyu pamit.."

"Silahkan pak. Beomgyu jadi anak yang penurut ya.." ujar sang ibu. "Dengerin kata-kata pak Choi.. Selamat tinggal sayang, ibu tetap sayang kamu.." kata sang ibu menekankan makna anak penurut dalam kalimatnya, senyum penuh kepalsuan, yang paling banyak bicara, dan tak pernah lelah berpura-pura, kemudian segera mendapat tepokan dilengan kanan oleh sang suami.

Apa setelah ini, Beomgyu akan hidup sebagai pemuas nafsu sang ayah tiri? Atau sebagai anak biasa yang akan mematuhi perkataan orang tua seperti pada umumnya?

_anaktiri._

"Sekarang kau sudah mendapatkan anak itu, mau di apakan?"

"Ku jadikan anak tiri."

"Kau serius? Lantas apa kau sudah memikirkan perasaannya?"

"Apa pentingnya perasaan?" Yeonjun membuang toothpick yang habis dipakai ke asbak rokok.

"Baiklah selama tidak ada masalah. Lakukan apa yang kau inginkan, aku tidak akan ikut campur.."

"Lagi pula.." gumam Yeonjun. "Anak itu suka melakukan seks dengan pria dewasa. Mungkin dia memang senang saat kita melakukannya?"

"Dasar..."

_pemuasnafsu._

Keesokan pagi, di kediaman Choi Yeonjun, Beomgyu sudah siap berangkat ke sekolah hari ini. Disini serba glamor kearah manapun ia melirik. Tidak ada dua orang yang selama ini menghantui ketenangannya, ini sudah lebih dari pada cukup.

Begitu menginjakan kaki dilantai paling dasar, ia langsung disambut oleh sang ayah tiri yang juga sudah siap dengan pakaian kantor. "Beomgyu, ayah antar kamu kesekolah ya?"

"Tidak usah om. Beomgyu naik taksi saja, nanti malah merepotkan.." jawab Beomgyu seketika mengutuk diri, lupa bagaimana harusnya ia memanggil om cabul itu sekarang, juga bagaimana harusnya bertingkah.

"Sekolahmu dan tempat kerja ku satu jalur, ayo ayah antar saja.."

"Baiklah."

Hening menyelimuti perjalanan, hingga laju mobil Yeonjun tiba-tiba memelan, Beomgyu yang penasaran melihat kearah Yeonjun dan seketika membelalakan kedua mata lebar-lebar. "Beomgyu, ayah bisa minta tolong?"

Entah, Beomgyu harus mengumpat atau bagaimana? Yeonjun melonggarkan sabuk yang melingkar di pinggang, dan menarik kebawah resleting celananya kemudian mengeluarkan benda yang telah merobek lubang analnya kemarin. "Bagaimana caranya?"

"Duduk dipangkuan ayah.. " Yeonjun terlihat mengaplikasikan pelumas pada kejantanannya sembari memecah fokus, mengendarai. Dengan ragu-ragu, Beomgyu akhirnya melepas sepatu dan celana abu-abu panjangnya agar lebih leluasa.

"Menghadap kearah ayah."

"Baiklah." Yeonjun menggesekan kepala penisnya dipermukaan anal Beomgyu, kemudian memasukan benda itu hingga membuat Beomgyu meringis.

"Bergerak.."

Menuruti perintah Yeonjun, Beomgyu mulai menggerakan bokongnya pelan-pelan, khawatir dapat mengganggu Yeonjun yang sedang mengemudi. Sebenarnya hal ini tanggung, tapi Yeonjun ingin melakukannya bagaimanapun juga.

"Sayang sekali, kita sudah sampai, biarkan ayah mengantarmu besok lagi." Kalimat singkat dari sang ayah yang penuh makna.

_selesaikan._

Sepulang sekolah, Beomgyu dijemput Johnny. Yeonjun pulang sangat larut, sehingga setiap jam tidur ia tidak melihat Yeonjun pulang.

Hal yang sama kembali terulang dikeesokan harinya dan hari-hari berikutnya.

Pagi itu Beomgyu kembali melayani sang ayah tiri didalam mobil sembari berkendara, "bergeraklah Beomgyu, lebih cepat." Untuk pertama kalinya Beomgyu mendapat tamparan dibokong.

"Engh-! Ya yah.."

Beomgyu meremas pundak Yeonjun, analnya masih terasa perih mau sebanyak apapun ia sudah melakukannya dengan sang ayah tiri. "Sakit yah.." begitu lirih Beomgyu saat kepunyaan Yeonjun berkedut didalam dan semakin mengeras.

"Hari ini saya ingin kamu menyelesaikan ini baru pergi."

Beomgyu hanya mengangguk menelan ludahnya dengan kasar meski bel masuk sebentar lagi akan berbunyi, mereka berhenti beberapa meter didepan gerbang sekolah.

Yeonjun menurunkan jok hingga posisinya sekarang lebih rendah dan membuat Beomgyu leluasa bergerak diatasnya. Kedua tangannya menumpu pada perut Yeonjun yang dibaluti dengan kemeja, ia bergerak secepat yang ia bisa, mata sayu dan alis tertaut, dengan desahan yang ramah ditelinga.

Merasa berada diambang klimaks Yeonjun kembali menegakkan posisinya, memegang pinggang ramping Beomgyu dan menggerakannya naik-turun dengan cepat. "Ayah.. emh!. " Beomgyu memejamkan mata, tak berdaya. "Sedikit lagi Beomgyu.." Gumam Yeonjun dengan nafas terburu, menyentak kejantanannya dalam-dalam.

"Hah...." Desahan panjang keluar dari mulut Yeonjun. Hangat yang terasa menyenangkan menyembur didalam sana hingga melumuri bongkahan pantat Beomgyu

"Sebentar, ayah akan antar kamu masuk. Sudah jam tujuh lewat, saya tidak akan membiarkan kamu dihukum."

Keesokan harinya..
6.40 AM

Tumben sekali Beomgyu belum turun. Yeonjun memperhatikan alroji yang melingkar ditangan kirinya sudah beberapa kali sejak tadi.

"Pagi tuan? Anda sedang menunggu apa?" Dan Johnny yang selalu siap siaga pun terlihat menghampirinya.

"Beomgyu." Jawab Yeonjun. "Kau lihat dia?" Tanya Yeonjun, mengantungi kedua tangan.

"Maaf tuan, hari ini minggu. Dia mungkin masih tidur didalam kamar."

Setelah mendengar perkataan Johnny, Yeonjun menunduk, menutup rapatkan bibirnya sembari berkacak pinggang, terakhir mengangguk. Bagaimana ia bisa lupa? Hari minggu itu sama dengan hari libur. "Kalau begitu, katakan padanya jika aku akan pulang larut. Jangan lupa urus makannya. Dan pastikan malam ini dia tidur dikamarku."


𒈔𒄆𒈔

_malamyangpanjang._

STEPFATHER • YEONGYUWhere stories live. Discover now