Final Step : Irresistable Desire

97.2K 2K 170
                                    

Yoshino POV

Pikiranku buram. Aku sudah tak bisa berpikir jernih lagi. Tubuhku bergetar dan terasa panas. Mataku masih tertutup meskipun tangan dan kakiku sudah bebas. Meski begitu, aku tak bisa bergerak karena tubuhku terasa lemas dan seluruh energiku menghilang.

Aku masih tergeletak lemas karena orak seks tadi. Mahiro belum menyentuhku kembali setelah dia mencapai klimaksnya tadi. Entah kenapa tubuhku menginginkan sentuhannya kembali.

"Nnnhhh ... ahh ..."

Suara aneh keluar dari bibirku ketika merasakan dorongan yang sangat pada penisku. Aku menginginkan sentuhannya, tidak, aku membutuhkan sentuhannya. Aku ingin Mahiro memuaskan hasratku. dengan perlahan, kusebut namanya.

"Ma-hi-ro ... nnhh ..."

"Hmm?"

"Ngh ... ku-mo-hon ... sentuh aku ..."

Setelah aku mengatakan kata-kata yang menjatuhkan harga diriku itu, ada jeda beberapa detik sampai Mahiro meresponnya.

"O ho, tak kusangka kau seperti itu Yoshino."

Mahiro menggodaku dengan menyentuh ereksiku.

"Enh ... memangnya kau kira siapa yang membuat aku begi-nnhh ahn."

"A hha. Berarti aku yang memenangkan game ini. Ne, Yoshino?"

"Emmh ... ahh ... jangan menggoda-ku Mahi-ahh ..."

Mahiro meremas ereksiku yang membuat tubuhku terlonjak sedikit. dia kemudian mulai memberi kecupan pada perut, dada dan leherku.

"Mmmhhh ... ahhh ... ma-hiro ..."

"Ya, Yoshino. Ucapkan terus namaku. Aku akan memberikan apa yang kau mau."

Setelah dia berbisik di telingaku, Mahiro kemudian menciumku dengan penuh nafsu. Ciuman yang membuatku semakin tak bisa berpikir. Kubalas ciumannya, dan kami berdua tenggelam dalam ciuman penuh gairah.

Mahiro POV

Aku cukup terkejut ketika mendengar Yoshino meminta sentuhan dariku. Aku kira dia tak akan pernah membuang harga dirinya walaupun dunia akan kiamat. Pulih dari keterkejutanku, aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung menyentuh tubuh ramping Yoshino. Menelusuri setiap lekuk tubuhnya dengan bibirku. Yoshino mendesah dengan manisnya. Entah kenapa, namaku terasa berbeda ketika Yoshino mendesahkannya.

Tak kuasa lagi menahan godaan Yoshino (walau aku yakin Yoshino tak sadar kalau dia sedang menggodaku dengan pose dan desahan erotisnya) kucium bibirnya penuh nafsu dan dia segera membalasnya. Bibirku menyunggingkan senyum disela ciuman kami. Entah kenapa merasakan Yoshino membalas ciumanku membuat hatiku berdesir dengan harapan. Kulepaskan ciumanku dan kupandang wajah Yoshino yang memerah. Apakah mungkin Yoshino memahami dan membalas perasaanku?

Kuangkat kedua kaki Yoshino dan kuletakkan di atas bahuku. Ku arahkan jari-jariku ke lubang Yoshino yang sudah memerah. Kumasukkan satu jari ke dalamnya.

"Ngh ... ah ... ma-hiro ..."

Setelah merasa Yoshino mulai terbiasa, kumasukkan jari kedua dan mulai merengganggkan lubang Yoshino.

"Ah ... Ah .."

Kumasukkan jari ketiga dan menggerakkannya keluar masuk lubang Yoshino.

"Nggh ... aaahhh ... ma-hiro ... sa-kit ..."

Tangan Yoshino mencengkram seprei dengan erat dan dia juga menggigit bibir bawahnya. Melihat itu, aku langsung mencium bibirnya. Yoshino membalas ciumanku dengan lembut. Tubuh Yoshino menjadi lebih rileks. Ku lanjutkan kegiatan tanganku di bagian bawah tubuh Yoshino. Yoshino terus mendesah disela ciuman kami, dari desahan kesakitan menjadi desahan kenikmatan. Aku melepaskan ciuman kami dan fokus pada pekerjaanku. Ketika kurasa persiapannya sudah cukup, aku mengeluarkan jariku dan memposisikan milikku di depan lubang Yoshino.

Game (Zetsuen fic)Where stories live. Discover now