Beomgyu menggeleng. "Coba om lihat kondisi tubuhmu." Yeonjun berdiri dari tempat duduknya kemudian berucap ketika ia sudah sampai didepan Beomgyu namun kali ini tanpa meja yang pembatasi. "Berdiri.." Beomgyu berdiri sesuai perintah Yeonjun.
Beberapa saat memperhatikan pemuda yang masih basah itu, tiba-tiba terdengar suara gesper ikat pinggang yang dibuka. "Orang tuamu bibit unggul.." ujar Yeonjun dengan gerakan terburu melorotkan celana panjangnya, kemudian mengeluarkan benda panjang dari dalam celana dalamnya, ini jauh dari perkiraan Beomgyu. Seketika anak itu kesulitan menegak ludah.
Besar panjang dan berurat. Apa miliknya kelak akan terlihat seperti itu juga?
Yeonjun menggerak-gerakan kepemilikannya sendiri naik turun dengan tangan kemudian tangannya yang lain menekan kebawah kepala belakang Beomgyu, hingga anak itu bersimpuh tepat didepan kejantanan Yeonjun. "Masukan kedalam mulutmu." Ujar lelaki paruh baya itu.
Mungkinkah Beomgyu dipergunakan sebelum dibunuh?
"Bagus, lakukan lagi.." Yeonjun menekan kepala pemuda itu, menenggelamkan penisnya sampai menusuk kerongkongan Beomgyu beberapa kali. Beomgyu menghisap benda itu dan membiarkan Yeonjun mendorong kejantanannya keluar dan masuk.
"Mulutmu pegal hm?" Tanya Yeonjun yang sudah jelas jawabannya, iya. Setelah Yeonjun mengeluarkan penis yang dipenuhi oleh cairan kental bening dari mulut Beomgyu, yang ditanyai pun mendongak sembari mengangguk sebagai jawaban, terlihat cairan precum Yeonjun berceceran melalui mulut mungilnya yang sedikit terbuka.
"Berdiri." Titah Yeonjun lagi, satu tangan Yeonjun memijat si junior yang masih mengeras dan satunya lagi melingkar di pinggang Beomgyu untuk mengangkatnya duduk diatas meja. Kemudian menarik celana pendek Beomgyu sebelum sempat tangan mungil itu mencegahnya. "Buka kakimu yang lebar Beomgyu.."
Lagi-lagi yang lebih muda hanya menuruti walau sempat ragu, menampilkan lubang pink yang terlihat manis miliknya.
Yeonjun mengusapkan jemari yang berlumur cairan precum kepermukaan lubang itu kemudian menekankan dua jemarinya kedalam secara perlahan. Lubang Beomgyu menghisap seluruh jemarinya dengan kuat. Disamping itu, pemuda ini sangat bersih, layaknya buah plum segar.
Dada Beomgyu naik turun merasakan jari Yeonjun didalam analnya, perih, Yeonjun mengoleskan cairannya sebanyak mungkin keanal Beomgyu hingga didalam sana terasa licin.
Dia tidak melawan? Pikir Yeonjun melihat reaksi Beomgyu.
Yeonjun mulai memasukan kepala penisnya kedalam pelan-pelan. Beberapa detik kemudian benda itu masuk hampir keseluruhan, dalam juga.
Sekitar mata Beomgyu sekarang memerah dan berair, ia mencoba untuk tidak mengeluh kesakitan namun saat Yeonjun mulai menyentak analnya, "Engh-! Om.." Beomgyu pun mengerang kecil.
Diremasnya kedua lengan kekar yang lebih tua. Sensasi yang kuat. Salah dugaan Yeonjun telah mengira Beomgyu sudah terbiasa melakukan hal seperti ini. "Om ga akan bunuh saya kan?" Tiba-tiba Beomgyu bertanya disela-sela Yeonjun menjalankan aktivitas membobol miliknya, air mata menetes melewati ujung mata sayu pemuda itu, menahan sakit didalam sana, namun tetap membuka lebar-lebar selangkangannya yang semakin memerah. Dengan erangan-erangan manis disetiap hentekannya.
"Kamu kira saya pembunuh?" Laki laki itu menyunggingkan senyum dengan dengusan menatap wajah yang tidak bisa dideskripsikan milik si pemuda. Beomgyu kembali mengangguk namun dengan tatapan terfokus pada analnya. "Iya.."
Suara benturan antara kulit diatas kulit mengisi heningnya ruangan itu. "Setelah membunuh saya, om mau jual organ dalam saya kan?" Tanya Beomgyu lagi saat kecepatan gerakan Yeonjun mulai bertambah dan bertempo, Beomgyu mendongak menatap mata Yeonjun dengan pandangan lelah yang malah terlihat sedang menggoda.
Sekali lagi Yeonjun dibuat tersenyum, air mukanya bercampur dengan rasa nikmat merasakan penisnya terjepit didalam sana. "Lucu sekali kamu. Beomgyu masih SMK ya, nanti om yang bayar biaya sekolahnya.." Suara Yeonjun, perlahan gerakannya semakin cepat mengubrak-abrik anal Beomgyu.
"Jangan bohongi Beomgyu om enh.." ucap Beomgyu terbata, tangan yang berada dipinggang Beomgyu menahannya semakin erat, berusaha mungkin agar Beomgyu tidak dapat membuat jarak. Aneh saja, tiba-tiba anak ini sangat penurut dibanding dengan saat pertama kali membujuknya dijalan tadi. Dan bolehkah Yeonjun berkata, Beomgyu juga menikmatinya?
Ia melihat anak itu sesekali menjilat dan menggigiti jemari sendiri, dengan tatapan haus sembari beberapa kali menegak ludah. Tak ada niat melawan sedikit pun meski ia merasa begitu kesakitan didalam, tapi sepertinya Beomgyu menganggap hal itu berbeda.
"Om- ah.." Beomgyu tidak tahan, kini ia meremas sebelah nipple dari luar baju kaos, terkadang terlihat berusaha meraih selangkangannya sendiri. Hal itu memperjelas jika Beomgyu murni suka berhubungan badan.
Awalnya Yeonjun benar-benar hanya ingin mempergunakan anal dan mulut Beomgyu untuk memuaskan nafsunya semata. Tapi yang ia dapatkan malah lebih dari pada itu. "Nama om siapa?" Tanya Beomgyu disela-sela hujaman.
"Yeonjun."
Jawab yang lebih tua singkat. "Engh, om Yeonjun.." suara anak ini, membuatnya gila. Tatapan matanya seakan haus bercinta.
Hingga akhirnya Yeonjun berhasil mencapai klimaks, dan beberapa saat kemudian mengeluarkan kejantanannya dari sana.
"Kau senang?"
"Hm.." Beomgyu mengangguk disela nafasnya yang ngos-ngosan. Sadar akan jawabannya sendiri, Beomgyu jadi malu sembari mencoba menutup selangkangannya yang berlumurman cairan sperma. "Awh-, perih.." erang Beomgyu, akibat itu terlalu lama membuka dan dijejal dengan benda besar milik Yeonjun.
Entah sejak kapan penampilan Yeonjun sekarang sudah kembali rapih, ia membuka kedua kaki Beomgyu lagi dan membawa sebungkus tissue basah, menariknya selembar, kemudian menyapukan benda dingin itu disekitar anal Beomgyu dengan hati-hati. "Shh-.." desis si pemuda ketika ia berhasil menutup kembali selangkangannya yang sudah bersih.
"Bagaimana kalau Beomgyu tinggal sama om?" Tanya Yeonjun sembari membantu Beomgyu turun dari meja dengan satu tangan kekar membuat tubuh mereka sekarang saling menempel satu sama lain, Beomgyu spontan mendongak, bertumpu tangan pada bahu lebar Yeonjun. "Om bakal bayarin kebutuhan hidup kamu.." tawar Yeonjun lagi, sembari menyisir surai Beomgyu agar tak menghalangi pengelihatan anak itu yang kentara sedang kesulitan menyeimbangkan tubuh.
Sejenak Beomgyu terlihat berpikir dan mulai melepaskan tangannya dari pundak Yeonjun, begitupun Yeonjun melepaskan tangannya dari pinggang Beomgyu. "Tidak." Jawab Beomgyu beberapa saat kemudian sembari menggeleng. "Ibu dan ayah saya.." ucapnya tergantung.
"Baiklah, jika begitu temui Johnny, dia akan memberikanmu pakaian pengganti dan bayaran."
𒈔𒄆𒈔
_SIKE!_
YOU ARE READING
STEPFATHER • YEONGYU
Fanfiction[HIATUS LAMA] Sebenarnya foster child atau s*xpartner?
stepfather|1
Start from the beginning
