Simplify Our Heartbreak | [35]

46.7K 10.2K 4.9K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiii.





Baru banget selesai ngetik. Jadi pasti banyak typo karena ngga diedit lagi hehe.  Silakan tandai aja yaaa kalau ada typo.






Tapi mau dikasih api yang banyak dulu boleh nggak? :") 🔥🔥🔥🔥🔥





Spam emot juga dong. Wkwk. Banyak maooo

***







Tidak pernah sebelumnya Arjune sesemangat ini setelah melalui perjalanan bisnisnya. Rencana satu minggu di Makassar harus dia ingkari sendiri, karena ternyata dia harus membereskan lebih banyak hal di sana. Dia memperpanjang waktu kerjanya. Menghabiskan waktu dua minggu dan hari ini dia baru tiba di Jakarta, bersama Favita yang sejak tadi membacakan jadwal kerjanya dua hari ke depan yang ternyata masih begitu padat.

Namun, lelahnya tidak terasa. Dia terlalu kebas oleh rasa ... rindu? Berkali-kali Arjune hanya menanggapi ucapan Favita dengan gumaman seadanya, lalu kembali sibuk sendiri. Sejak tadi dia mencoba menghubungi Davi, tapi belum ada respons sama sekali. Dia harus memberi tahu bahwa dia rindu, ingin menemuinya hari ini, dan hal pertama yang ingin dia lakukan saat bertemu adalah memeluknya.

Ingat pada apa tujuannya sekarang. Arjune akan melamar wanita itu untuk ketiga kali. Dia sudah meminta Favita memesankan satu set perhiasan yang akan dikirim  malam ini padanya. Setelah itu, dia tidak akan lagi memberi Davi waktu. Dia akan memaksa sampai berhasil memilikinya.

Karena dia yakin, bahwa cintanya tidak sedang berlabuh sendirian.

Arjune tiba di kawasan gedung apartemennya beberapa saat kemudian. Keluar dari mobil, garis air hujan menyapanya tipis meninggalkan jejak di tubuhnya. Arjune mencegah Favita untuk ikut turun dan memayunginya, dia hanya berpesan. "Jangan lupa antar pesanan saya malam ini ya, Ta."

Setelah mendengar Favita menyanggupinya, Arjune bergegas masuk. Entah berapa pesan yang sudah dia kirimkan hari ini pada Davi, berisi kalimat yang isinya nyaris sama. Dia rindu, rindu sekali. Dia melangkah dengan dada yang nyaris sesak, kadang tersenyum sendiri ketika membayangkan bahwa hari ini dia bisa kembali melihat wanita itu, mendapati wanita itu bergerak dalam jarak pandang yang dekat, berada dalam jangkauannya.

Ada derap langkah cepat yang teredam karpet tebal di koridor, Arjune melewati cahaya-cahaya hangat lampu di atas langit-langit lurus itu. Arjune terus melangkah. Pintu pertama yang menjadi tujuannya saat ini adalah, pintu unit apartemen wanita itu yang berada di seberang pintu kamarnya.

Dia menekan bel, satu kali.

Menunggu. Tidak ada respons.

Sekali lagi. Menunggu. Masih tidak ada sahutan.

Simplify Our HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang