perjanjian [chapter 10]

55 33 150
                                    

Seperti yang dibilang Isabella di telpon tadi, setelah pulang sekolah Ara bergegas kembali ke panti untuk bersiap siap pergi menemui ibunya untuk makan malam, sebenernya hari ini sangat melelahkan rasanya ia ingin membaringkan tubuhnya di kasur setelah pulang sekolah, namun karna janji dengan ibunya  ia harus menemui Isabella sang ibu.

Untuk masalah hukuman yang di berikan Bagas kepada Ara pun belum ia selesaikan karna tugas yang berikan  terlalu banyak sehingga mau tak mau nanti malam setelah pulang makan malam ia harus terjaga untuk menyelesaikan tugas nya tersebut, bagas memberikan batas waktu sampai besok dengan alasan "acara sudah semakin dekat" ntah lah apa yang dipikirkan ketua OSIS itu, membuat anggota nya menderita seperti sebuah kebahagiaan untuknya.

Sesampainya di panti ia langsung menuju kamarnya, tanpa di sengaja ia mengingat apa yang di ucapan Vivi tadi tentang kakanya yang meninggal karna Bagas.

"Apa benar?" Monolog nya sambil dengan tangan sibuk mengeringkan rambutnya yang basah

Ketukan pintu terdengar dari luar kamarnya.

"Ra ibu kamu udah dateng" suara bu panti yang terdengar dari balik pintu

"Iya bu, sebentar lagi" jawab araa.

Ia mundar mandir bergegas, lalu keluar menemui ibunya

"Aduh cantiknya anak ibu" puji Isabella saat melihat anaknya keluar dari kamar

"Kita langsung berangkat aja bu" ucap Ara

Isabella setuju "yasudah pamit dulu sama bu panti" ucap Isabella

Ara berpamitan kepada bu panti lalu mencium tangannya seperti biasa

"Oh iya, malam ini ara biar tidur di tempat ku dulu tidak apa apa kan?" Izin Isabella

Walau rasanya hati tak tenang tapi mau bagaimana lagi bu panti pun mengizinkan Ara untuk tidur di rumah ibunya itu.

Mereka berdua pergi dengan menggunakan taxi yang sudah Isabella pesan, sepanjang jalan ara merasa ini sebuah mimpi yang nyata tapi pun rasanya ada kegelisahan semenjak ibu nya datang menemuinya, ntah lah seperti sesuatu mengancam dirinya, seperti ibunya ada niat jahat kepadanya, walau pikirannya seperti itu Ara mencoba menenangkan dirinya dan berpikir positif terhadap ibunya itu.

Diperjalanan menuju tempat yang ntah kemana ibu nya mengajak, lampu lampu dari gedung gedung tinggi benar benar memanjakan matanya, bukan hanya itu mobil pun berlalu lalang seperti orang orang sibuk setiap harinya, belum lagi penjual penjual makanan yang menjajakan makanan di pinggir jalan membuat kota tersebut ramai, tak lama dari itu taxi yang mereka naiki berhenti di sebuah tempat yang sangat mencolok, Ara bingung dengan tempat itu benar benar baru pertama kalinya ia melihat tempat se mencolok ini dengan lampu lampu dominan berwarna biru tapi kadang juga berganti warna

"Ayu nak masuk" ajak Isabella

Perasaan aneh mulai muncul, perasaan tak enak dan menjanggal setelah masuk ke tempat itu, suara musik yang kencang, bau alkohol dimana mana, dan orang orang yang berjoget seperti orang kesurupan membuat Ara bergidik ngeri

"Tempat apa ini bu? Bukan nya ibu mau aja ara ma-" ucap ara lalu terpotong dengan kedatang seseorang menghampiri ibunya

"Lama sekali kamu Isabella" ucapnya

Orang itu seperti sedang dalam pengaruh alkohol, dari usianya seperti tak jauh dari usia ibu Ara, tubuhnya aga berisi dengan stelannya menandai kalo ia orang penting, orang itu melirik kearah ara "Ini anak mu yang kau ceritakan?" Ucapnya

Ara menoleh ke Ara ibunya "apa maksudnya?" Tanya nya bingung

"Tenang, ini om Vincent kenalan ibu" ucap Isabella

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bawa Aku Pulang | Jaemin [ON GOING]Where stories live. Discover now