xiii. Something Else Is Revealed

1.5K 507 77
                                    

Untuk pertama kalinya dalam hidup, Jai melihat pertengkaran antar sahabat dengan masalah yang cukup besar. Jai pikir seorang elf tidak mungkin berbohong pada sahabatnya sendiri, terutama elf cahaya. Tapi apa, yang dia lihat sekarang mematahkan semua persepsi itu. Melihat bagaimana Heafen marah dan hendak membunuh Fael, entah kenapa Jai tidak ada niat sedikit pun untuk mencegah.

Air mata Heafen menjelaskan semuanya. Marah, kecewa, tak percaya, semua itu menjadi satu. Mereka yang melihat, turut merasakan apa yang Heafen rasakan. Menyangkut orang tua bukan hal kecil. Anak mana yang tidak sakit hati setelah tahu bahwa orang tuanya tiada di tangan ayah sahabatnya sendiri.

"Kak Jai, ini tidak benar, kan?" Ivon bertanya sebab berusaha tidak percaya.

"Aku tidak tahu... tapi Heafen tampak... kecewa. Bukankah itu menjelaskan semuanya?"

Baru saja dikelilingi orang baik dan mau berteman dengannya, hari ini pertemanan ini sepertinya akan hancur. Ivon benci situasi seperti ini. Ivon benci pada kenyataan kalau mereka tidak dapat bersatu karena perbedaan. Aidyn menghilang entah ke mana, Fane dan Erland belum sadarkan diri, dan kini Heafen hendak membunuh sahabatnya sendiri.

Apakah salah berteman dengan orang lain yang berbeda dengan kita?

"Kau boleh membunuhku jika kau mau," kata Fael. "Sekali lagi, maafkan aku."

Heafen bergeming, dadanya naik turun, napasnya memburu. Entah apa yang dia pikirkan, dia menurunkan anak panahnya, menghadap Raja Heolstor dan Arthur. Oh tidak, apakah Heafen ingin membunuh mereka juga? Orang penting seperti mereka pasti tahu sejak lama, Heafen pasti marah karena mereka tidak memberi tahu kebenaran.

Tiba-tiba, dia melempar anak panah dalam genggamannya. Saking terarah dan kuatnya lemparan anak panah itu, anggota dari Kelompok Bertato Ular Kobra berteriak kesakitan akibat anak panah Heafen yang tepat sasaran, menancap tepat di dada. Aksi tak terduga dari Heafen tersebut seketika menghidupkan suasana, orang-orang mulai bersuara dengan hebohnya.

"Gila kau, Heafen! Kukira kau hendak membunuhku!" Seru Jai karena arah anak panah Heafen sebelumnya adalah ke arahnya.

"Thanatos pasti benci memiliki anak buah sepertimu." Heafen menyeringai, "kau boleh berkata seperti itu untuk memecah belah kami. Tapi aku tahu lebih dulu, jauh lebih lama dari yang kau kira. Dan aku pun tahu kebenarannya."

"K-kau tahu?" Tanya Fael terbata-bata.

"Ya, aku tahu sejak berita kematian orang tuaku tersebar luar di Dunia Il. Saat itu, seseorang datang padaku, mengatakan yang sebenarnya dan memintaku agar tidak membencimu."

Heafen mengusap air mata dengan jari telunjuk, bersikap seolah-olah tengah mengejek anggota Kelompok Bertato Ular Kobra itu. Kemudian dia berkata, "bagaimana, Fael? Sandiwaraku sangat baik, bukan? Kau yang mengajariku dulu, ini kesempatan bagus untuk membuktikan kemampuanku."

Raja Heolstor tertawa terbahak-bahak setelahnya. "Hahahaha! Kau hebat, Heafen. Seorang ksatria sepertimu ternyata pandai bersandiwara. Perubahan sikapmu sangat alami. Kau lihat Fael, dia sangat terkejut hingga wajahnya memucat bak mayat, melebihi dirimu!"

"Kau salah, Barnard. Fael memang tidak tahu, tapi aku mengetahui semuanya," ucap Heafen mendekati anggota Kelompok Bertato Ular Kobra itu, menatapnya tajam.

"Ayah Fael membunuh kedua orang tuaku bukan tanpa alasan. Thanatos mengendalikan mereka! Mereka bisa membantai prajurit perang lain jika ayah Fael tidak menghentikan mereka! Dan kau... kau membunuh ayah Fael ketika ia lengah. Sementara kau membunuh ibu Fael saat ia menangis karena kehilangan suaminya." Heafen melanjutkan.

Fakta mengejutkan terungkap. Tak ada lagi yang perlu disembunyikan. Heafen paham, Fael pasti terkejut mendengar fakta mengenai orang tua mereka yang ia sembunyikan. Heafen dan Fael sama-sama menyembunyikan sesuatu, mereka sama-sama takut akan respon masing-masing. Karena mereka tidak mau apa yang mereka sembunyikan itu berujung pertengkaran. Fael yang selama ini merasa bersalah pada Heafen pasti merasa malu dan marah, sementara Heafen akan merasa bersalah pada Fael dan teguh pendirian kalau hal itu belum waktunya untuk diungkapkan.

Barnard berteriak kala anak panah di dadanya ditarik kuat oleh Heafen. Sakit memang. Namun, dia masih bisa tertawa dan berbicara. Dia seorang iblis, tidak mungkin mati hanya dengan satu buah anak panah. Ditambah lagi Thanatos telah memberinya kekuatan beberapa tahun yang lalu sehingga dia mudah menjalankan perintah.

"S-selamat, ka-kalian membuang waktu."

"Kau bicara apa? Tidak terdengar jelas di telinga," kata Heafen berpura-pura tidak mendengar.

Barnard tertawa lagi. "Se-sebaiknya ucapkan s-selamat tinggal pada i-ibumu, Ivon."

Sorot mata Heafen semakin tajam, anak panahnya digenggam kuat. Sebelum dia bertindak, Barnard lebih dulu ditendang kuat oleh anak Dewa Ares yang diselimuti amarah karena tak suka ibunya disebutkan.

"Kubunuh kau jika mengatakan hal itu sekali lagi!"

Barnard terkekeh, tidak sedikit pun berniat berhenti bicara. "S-seharusnya kau tidak d-di sini, Ivon. Anak buah Thanatos y-yang lain d-dalam perjalanan untuk me-membunuh ibumu. Ah, mungkin mereka s-sudah tiba d-di sana."

Wajah Ivon memucat. Pikirannya mendadak kosong.

"Kita harus kembali!" Raja Heolstor berseru. "Aku merasakan aura iblis yang kuat. Walaupun tempat ini jauh, aku bisa merasakannya. Aura iblis ini milik Thanatos!"

"O-oh? Hahaha, t-ternyata tuanku turut serta," ucap Barnard kembali tertawa.





CRASH!





Kekuatan milik Raja Heolstor menebas kepala Barnard. Barnard membuat waktu mereka terbuang sia-sia. Lebih baik dibunuh dengan cepat daripada ditinggal kemudian melarikan diri.

"Fael, gunakan sihirmu untuk berteleportasi!" Perintah Heafen.

Fael mengangguk kaku. Kedua tangannya terangkat setinggi dada, membuat pola abstrak berwarna kuning keemasan di lantai yang mereka pijak. Raja Heolstor turut serta, tidak peduli bila fakta bahwa dia masih hidup terungkap dan menjadi bencana.

"Jai, jangan melebihi garis!"

Jai refleks melompat ke dalam pola, hampir saja dirinya tidak terbawa. Karena setelah Jai melompat, kekuatan teleportasi Fael aktif dan mereka pergi dari sana. Tidak dengan satu orang, yakni Arthur.

Arthur tersenyum simpul. Lalu merubah penampilannya menjadi seorang wanita cantik berpakaian serba putih dengan rambut panjang berwarna hitam dan tergerai. Setidaknya, ia sempat bertukar tempat dengan sang suami sebelum kedatangan mereka. Arthur tidak boleh bertemu dengan mereka sebelum Erland bangun.

"Semoga mereka membawa berita baik."

Hiyaa, siapa yang sangka Fael bunuh Barnard si anggota Kelompok Bertato Ular Kobra? Malah Raja Heolstor yang bunuh wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hiyaa, siapa yang sangka Fael bunuh Barnard si anggota Kelompok Bertato Ular Kobra? Malah Raja Heolstor yang bunuh wkwk. Lagipula, Barnard itu iblis, bukan orang atau manusia. Salah tebak deh~

Terus spoiler tentang Fael bunuh orang, bunuh siapa dong? 🤡

Spoiler: sesuatu terjadi, membuat Ivon marah besar.

[ii] IL: Another World | EnhypenWhere stories live. Discover now