BONUS CHAPTER ·  ·  · ♡

1K 111 12
                                    

Felix cemberut saat Jisung sama sekali tidak mau melepas pelukannya, pelukan Jisung sangat erat membuat Felix agak sedikit susah bernafas.

"Jisung, aku lagi masak. Lepas dulu pelukannya."

Jisung merenggut, bukannya melepas pelukannya tapi yang Jisung lakukan malah mempererat pelukannya "Gak mau."

"Issshh Jisung, aku lama-lama sesak nafas." Ucapnya cemberut.

Jisung gemas, dengan gerakan cepat Jisung langsung mengecup bibir Felix "Jangan cemberut gitu, masih pagi nanti kalau aku kena serangan jantung mau tanggung jawab?"

Felix mematikan kompor, membalikan tubuhnya kebelakang dan langsung memeluk Jisung "Ya jangan dong, nanti yang jadi pendamping aku di altar siapa kalau bukan kamu?"

Senyum Jisung mengembang, aahh iya juga beberapa minggu lagi mereka akan segera menikah, pernikahan mereka harusnya dilaksanakan 3 bulan lagi karena faktor pekerjaan Jisung yang menumpuk.

Tapi siapa sangka jika Jifel mereka akan lebih cepat datang. Kabar itu baru mereka ketahui beberapa hari yang lalu karena melihat kondisi tubuh Felix yang agak kurang fit.

Saat itu Jisung memaksa Felix agar pergi ke dokter karena khawatir dengan Felix, dan keduanya terkejut saat mengetahui jika Felix sedang isi.

Felix agak kesal, Jisung semakin menempelinya faktor Felix sedang berbadan dua, aneh juga sikap Jisung jadi agak manja.

"Jisung, nanti aku mau ke cafe dekat taman kota, anterin ya."

Jisung yang sedang duduk menonton televisi menoleh "Gak ahh, males, badan aku berat dan pegel banget."

Nah kan, ini salah satu contohnya. Sebenarnya yang sedang isi itu Felix atau Jisung sih?!

Felix cemberut dengan kesal si manis berbalik badan dengan mulut yang tidak berhenti mengeluarkan sumpah serapah lantaran kesal dengan calon suaminya itu.

"Ngeselin banget Pak Jisung, awas aja nanti saya cari calon suami baru untuk baby Jifel."

Felix jika sedang kesal maka bahasanya mendadak menjadi formal, kembali kesemula saat mereka masih menjadi atasan dan bawahan.

Felix tersentak kaget saat tubuhnya di angkat--lebih tepatnya di gendong "Turunin saya, Pak Jisung!" Teriaknya.

"Tadi kamu bicara apa, hm?" Tanya Jisung.

Felix membuang wajahnya, enggan menatap Jisung yang sedang mengecupi pipi dan keningnya "Ngeselin banget, aku kesal sama kamu."

Jisung membawa mereka masuk kedalam kamar, menutup pintu menggunakan kaki, lalu menurunkan Felix di atas ranjang.

Felix dipeluk erat oleh Jisung, sesekali Jisung mengusap perutnya yang masih rata.

"Lebih baik tidur siang, aku lagi males banget kemana-mana." Jisung berucap dengan mata terpejam

Felix mendengus, tangannya terjulur mengusap surai Jisung "Aku lagi semangat gini, tapi kamunya malah malas. Aneh banget ihh sebenernya yang hamil siapa sih?"

Aneh juga, selama Felix hamil Jisung malah terlihat sedit malas dan sering mengantuk berbeda dengan Felix yang selalu terlihat semangat dan gesit.

"Ya kamu lah, mana mungkin aku yang hamil." Sahut Jisung.

"Tapi kenapa yang ngeselin malah kamu?"

"Gak tau, faktor aku bapaknya kali." Sahutnya asal.

•••

Jisung mendengus, menarik tangan Felix yang hendak berlari mengahampiri badut beruang di ujung sana.

"Felix sayang, hati-hati perut kamu udah melendung gitu, jangan lari-lari. Nanti kalau jatuh dan meletus bisa bahaya." Ucapnya.

"Berisik! Aku mau foto sama beruang itu Jisung!!"

"Iya-iya nanti foto, tapi jangan lari-larian ya? Janji dulu."

Bukannya menjawab Felix malah langsung berjalan--berlari kecil menghampiri badut beruang disana.

Jisung menepuk jidatnya, lelah karena selalu menasehati Felix selama 8 bulan agar berhenti berlari dan bergerak aktif karena di dalam sana masih ada Jifel yang sedang mengurung diri.

Selesai mengambil foto dengan beruang Felix kembali mengajak Jisung suaminya untuk pergi membeli cotton candy.

Jisung sedang mengantri, tangannya mengengam erat tangan mungil istrinya agar tidak lepas dan keluyuran di bazar yang besar ini.

Jisung menoleh saat Felix menarik kecil kemejanya "Kenapa, sayang?"

"Aku mau 3 cotton candy."

Jisung melotot, lalu setelahnya menggeleng kecil "Gak boleh, nanti sakit gigi."

Felix cemberut, mengusap perutnya dan memasang raut wajah sedih "Bapak kamu jahat, nanti kalau udah lahir jangan ditemenin. Awas ya kalau Jifel nanti ileran karena keinginannya gak di turutin." Felix berucap ketus.

Jika sudah begini Jisung bisa apa selain menurut dan pasrah.

"Iya sayang, 3 cotton candy."

Felix tersenyum kecil, mengecup pipi kanan Jisung lalu berbisik "I love you."

Jisung yang mendengar menjadi salah tingkah "I love you too, sayang."

[ TBC ]

••Lama gak ngecek book ini eh pas dicek lagi yang baca udah 10k lebih, kaget tapi seneng juga, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••
Lama gak ngecek book ini eh pas dicek lagi yang baca udah 10k lebih, kaget tapi seneng juga, hehe. Sebagai hadiah dan tadi pagi kebetulan lagi gabut..nih aku buatin bonus chapter (.づ◡﹏◡)づ. Semoga sukak :3

Btw yang suka cerita Taegyu ayo mampir di book baru aku!

Buboss! [Hanlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang