23. Next Level

345 53 1
                                    

Sekarang Naka lagi duduk di depan ayah Arya. Bukan buat main catur, tapi untuk diinterogasi. Naka menggigit bibir gugup, kakinya bergerak-gerak gelisah. Sumpah dari sekian banyak momen dia duduk berdua dengan ayah Arya, baru kali ini Naka merasakan aura mencekam yang mengerikan. Diam-diam Naka melirik tangan ayah, siapa tau ada pistol atau senapan buat nembak dia.

"Kamu suka sama anak ayah, Na?" Karena faktor gugup, mendengar suara bariton ayah Arya membuat Naka terlonjak kaget.

Naka mengangguk patah-patah, memutuskan untuk jujur. Daripada jujurnya nanti-nanti, terus April dijodohkan sama anak buah ayah. Naka mana rela.

Tatapan tajam ayah Arya masih tertuju pada Naka. Ditelisiknya lebih jauh anak sahabat sekaligus tetangganya ini. Ayah mengenal Naka sejak kecil, luar dalamnya ayah tentu saja tahu. Justru ayah merasa senang jika salah satu putrinya berakhir bersama pemuda di depannya ini.

"Yang mana?"

"April, yah." Jawab Naka pelan.

Alis ayah menukik tidak suka mendengar jawaban pelan Naka tadi. "Yang keras Nakama! Kamu laki-laki. Tidak ada laki-laki yang bersuara lemah seperti itu."

"Aprillia Meilen, yah." Balas Naka lantang. Barulah ayah Arya tersenyum sambil menepuk bahu tegang Naka. Agak horor sebenarnya melihat senyuman ayah yang mencurigakan. Ini Naka gak akan dilatih secara militer dulu kan untuk jadi calon mantu?

Ayah menghela napas panjang, lantas menerawang ke depan. Sorot matanya jelas terlihat sedih. Naka tadi tidak enak. Apakah ayah Arya tidak suka jika ia menyukai April?

"Tidak, Naka. Ayah malah suka kalau April sama kamu. Ayah gak perlu takut salah orang, karena ayah sendiri tahu kamu luar dalam." Ucap ayah menatap Naka. "Tapi ini perasaan wajar ketika seorang ayah menemukan laki-laki yang pas untuk putrinya. April adalah putri pertama ayah. Di mata ayah, April akan selalu menjadi putri kecil ayah yang suka menangis saat ditinggal jauh. April itu putri ayah yang cengeng kalau kartun kesukaannya gak tayang. Putri ayah yang kuat dan bisa diandalkan. Ayah sedih aja putri ayah sekarang punya orang lain selain ayah."

Naka terenyuh mendengar kalimat ayah Arya. Apakah di masa depan ia akan merasakan perasaan itu juga? Kesedihan saat putri kecilnya menemukan laki-laki lain.

"Naka, ayah tanya sekali lagi. Kamu siap menjadi laki-laki terbaik untuk  April?"

Naka mengangguk mantap. Naka berjanji dalam hati akan membuat April bahagia. "Naka siap, ayah."

💌

"Abang Na minta maaf ya, Ce. Jujur bang Na gak tau kalau yang dengerin itu Cece, kirain kak April. Cece mau maafin bang Na?" Naka berucap hati-hati takut membuat Cecil sakit hati.

Cecil menatap lurus Naka di depannya. Remaja perempuan itu tidak menampakkan ekspresi apapun. Lama-lama Naka jadi serba salah deh.

"Abang Na suka beneran sama kak April?" Tanya Cecil.

Naka mengangguk seraya tersenyum. "Kalo boongan mah mana mungkin abang Na minta izin ayah segala. Bang Na suka bener-bener beneran sama kak April."

Cecil ikut tersenyum lebar,"abang Na janji jangan nyakitin kakaknya Cece ya. Cece bakal marah banget kalau bang Na bikin kak April nangis kaya kemarin." Cecil mengangkat jemari kelingkingnya. "Abang harus janji sama Cece."

"Abang janji." Naka mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Cecil yang mungil.

"Abang abang, Cece mau kasih tau kalo kak April itu diem-diem suka lukis abang loh."

Friend to Love || Jaemrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang