Cantika menggeram marah, "berani Lo ngelawan gue?" teriakan Cantika menggema di seluruh penjuru.

Plak.

Bugh.

Hanya kemarahan yang saat ini menguasai diri sang Queen of bullying itu. Tidak hanya menampar wajah cantik natural milik Aza, Cantika juga membenturkan kepala Aza ke dinding. Air mata Aza luruh seketika, matanya terpejam menikmati rasa sakit di kepala yang kian menjadi. Napasnya mulai memberat.

Srek.

Tak berhenti sampai disitu, Cantika menjambak rambut Aza dengan kasar. "Lo berani lawan gue, artinya Lo juga harus siap tanggung akibat dari ulah Lo sendiri!"

"Arghhh, Cantika lep-pass! Hiks-- please," rintihan Aza sama sekali tak diindahkan oleh Cantika. Seolah tuli dengan rintihan permohonan itu, Ia tetap menarik rambut Aza, bahkan tarikan itu semakin kuat.

"Percuma Lo nangis mohon-mohon sama gue, sampe Lo nangis darah pun, gue ngga akan lepasin Lo, Aza!" berangnya seraya kembali membenturkan kepala Aza ke dinding.

"Arghhh, please Cantika hiks--"

"Gue minta Lo jauhi El, apa itu susah? Gue ngga akan kek gini, kalau Lo mau turutin omongan gue, anjing!" bentaknya lagi.

"Cantika-"

Plak.

Plak.

Tamparan dua kali itu mendarat mulus di pipi Aza. Cairan kental berwarna merah pekat mengalir dari hidung serta sudut bibirnya. Bahkan pelipisnya pun ikut mengeluarkan darah akibat benturan yang disebabkan oleh Cantika.

"Tutup mulut sampah Lo!"

"Gue ngga akan berhenti, sebelum Lo sujud di kaki gue dan Lo janji sama gue, kalau Lo bakal jauhi El!"

"Lo bukan Tuhan yang seenaknya nyuruh orang buat jauhi pacarnya sendiri!" tubuh Cantika seketika menegang sempurna. Suara yang familiar itu, menusuk indra pendengarannya.

Sedangkan sosok dengan mata sipit namun mampu membuat nyali siapapun menciut hanya dengan tatapan tajamnya itu, menatap Cantika nyalang. Pandangannya beralih menatap gadisnya yang terduduk lemah di lantai toilet dengan bercak darah yang ada di sekujur tubuhnya. Napasnya memburu, hatinya sedang dikuasai oleh amarah yang menggebu. Dengan cekatan, Ia berlari ke arah Aza yang sudah tidak sadarkan diri.

Pandangannya kembali beralih pada Cantika yang masih terdiam, "gue akan pastiin, Lo bakal dapat balasan lebih dari apa yang Lo perbuat ke Aza. Entah itu gue atau Aza sendiri yang bales!"

Setelahnya, Ia membopong tubuh mungil Aza apa bridal style, untuk segera di bawa ke rumah sakit. Sementara Cantika mencak-mencak seperti cacing kepanasan. "Awas Lo Aza!"

--

Suasana koridor rumah sakit saat ini, dihiasi oleh suara isakan dari para sahabat Aza. Hati mereka dilingkupi oleh rasa bersalah dan penyesalan. "Seharusnya kita anterin Aza ke toilet tadi." papar Reyya yang kini duduk di sebelah Adit.

"Ngga usah pake seharusnya-seharusnya segala, lagian ini udah terjadi. Yang terpenting sekarang, kita berdoa buat Aza bisa cepet pulih!" sahut Vino menatap mereka bergantian.

Suara langkah kaki mendekat kian terdengar nyaring, sebelum suara wanita cantik yang diketahui Ibunda Aza itu, menginterupsi mereka. "Bagaimana kondisi Aza, El?"

El yang ditanya seperti itu, menghela napasnya pelan. "Maaf, Bun. El ngga bisa jagain Aza," ujarnya menunduk.

"Gue ngga butuh permintaan maaf Lo. Yang gue butuh sekarang, penjelasan!" cecar Fairuz menatap tajam El.

Cerita dimana Aza di bully oleh Cantika pun mengalir. Mulai dari Aza yang ingin pergi ke toilet sampai dimana Ia ditemukan dalam keadaan sedang di siksa habis-habisan oleh Cantika. Hal itu sontak membuat Fairuz dan Mahen murka.

"Kenapa Lo lengah, El?" Fairuz menarik kerah seragam yang El kenakan dengan kasar. El tak melawan juga tak memberontak. Dalam hati Ia merapalkan banyak kata maaf.

"Sorry," jika terjadi sesuatu pada gadisnya, El tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

Tunggu-tunggu! Kenapa Ia merasa sekhawatir ini sama Aza? Ingat El, hubungan Lo sama Aza cuma sebatas dare! El kembali memejamkan mata. Ini semua terjadi karena ulahnya yang tidak memikirkan resiko dari keputusannya 2 minggu yang lalu.

Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok dokter wanita yang tadi menangani Aza. Anggi berjalan menghampiri sang dokter, guna menanyakan kabar putrinya.

"Terjadi benturan yang cukup keras di kepalanya, hingga menimbulkan pendarahan di kepala. Beruntung Aza dengan cepat di bawa kemari, sehingga kami bisa segera melakukan tindakan transfusi darah."

"Apa Aza butuh donor darah, dokter?" tanya Fairuz tak sabaran.

Dokter tersebut tersenyum, "tadinya memang seperti itu. Tapi Alhamdulillah, stok darah di rumah sakit ini, yang sama dengan golongan darahnya bisa mencukupi kebutuhan darah Aza. Saat ini Ia belum sadar karena masih dalam pengaruh obat, dan mungkin akan sadar dalam waktu 1 hingga 2 jam kemudian. Jika lebih dari jam itu, kami akan lakukan tindakan lebih lanjut. Untuk saat ini, kondisi Aza sudah mulai stabil." jelas dokter ber-nametag Rinjani itu seraya beranjak dari tempatnya untuk kembali ke dalam ruangan.

Semua orang yang berada disana bernapas lega. Fairuz menatap tajam El yang kini sedang memejamkan mata, "kalau sampai terjadi sesuatu sama Aza, gue ngga akan biarin Lo hidup tenang, El!"

Mahen menepuk pelan pundak sang putra, "Aza ngga selemah yang kamu kira, Fai."



-+

<<TO BE CONTINUE>>

mau tau apa yang jadi penyemangat aku buat bisa lanjutin cerita Elano.
kamu nanyeeaa?

Aku, udah ada visual untuk cast El dan Aza loh gaiss👏
mau tau siapa? nih aku spill ya.

ELANO ALISTER DANENDRA

AZA SHAKILA THANA


cangtip dan gamteng kan gaiss? iya dongg. aku spill nya dikit aja ya, nanti kalau banyak-banyak nanti aku ga kebagian, mhewe.

eitss, tapi ada warning nya!
buat kalian yang baca cerita Elano, kalian bebas menentukan pilihan visual cast kalian masing-masing. maksudnya, kalian boleh menggambarkan sosok El dan Aza dengan imajinasi kalian sendiri. itu adalah hak kalian sebagai pembaca. kalau kalian sebagai pembaca boleh menggambarkannya sendiri sesuai dengan halu-an kalian, aku sebagai penulis juga bisa menggambarkannya menurut imajinasi ku. dan pilihan aku jatuh pada couple ini. so, aku ga pernah larang kalian untuk berimajinasi. jadilah pembaca yang bijak ya kawann.

cukup sekian warning yang dapat saya sampaikan, sekian terima duit-_

next or lanjut?

See u.

ElanoWhere stories live. Discover now