01. Dibawah Turunnya Salju

29 3 5
                                    

Hello hello Viavyz, gimana nih kabar kalian? Baik?

Note:: DIHARAP JANGAN PLAGIAT, KARENA MEMIKIRKAN ALUR LEBIH SUSAH DARIPADA MEMBACA!

01. DIBAWAH TURUNNYA SALJU

Vania melihat kearah belakang.
"ANJRIT, KOK BISA" kaget Vania

"Bisa apa babe? " tanya Langit menggoda Vania

"A-anda k-kenapa s-sih? Kok ngikutin saya? " tutur Vania

"Why? Ngikutin? Iya, saya mengikuti kamu. Karena kamu calon istri saya! " jawab Langit

"Dih, sape lu? Saya ga pernah punya calon Suami ya! " sinis Vania

"Apa? Kamu tidak menganggap ku Babe? " lontar Langit

"Babe babe, Babi sekalian. Enak aja manggil gue babe, lo pikir lo sapa? " batin Vania yang mendumel

"Em, om, dibelakang ada apa?? " ucap Vania menunjuk belakang

Langit mengarahkan kepala ke belakang. Vania berhasil kabur. Vania berlari kearah Lobby Apartemen.

"Shit, saya ketipu! Leander. Cari tau semua hal tentang Vania Graziell Bianchi! " titah Langit

Langit berjalan kearah lobby apartemen yang sama.

"Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu? " tanya resepsionis

"Apartemen saya, di lantai berapa? " tanya Langit tanpa babibu

"Di lantai empat, dekat kamar nomor duaratus tigapuluh tiga" jawab sang resepsionis

Langit berjalan kearah tangga, koper miliknya dibawa oleh supirnya

Langit melihat Vania. Yang berjalan di tangga.

"Vania Graziell Bianchi! " panggil Langit

"Anjing, mampus, aduh aduh. Gimana nih" panik Vania

Vania berlari diatas tangga. Langit tak sempat mengejar, alias dia malas untuk mengejar

Vania sungguh waspada. Vania membuka pintu seperti terburu-buru. Vania masuk, lalu berjalan kearah dapur untuk memasak mie kuah.

Selesai makan, Vania memutuskan untuk tidur.

00.00 WIB

Seorang pria memasuki apartemen Vania menggunakan kunci cadangan. Dia langit Langit berjalan kearah pintu kamar Vania, kali ini. Kesempatan berpihak ke Langit, kamar Vania tidak terkunci.

Clek

Langit berjalan kearah kasur. Disana Vania tertidur, cantik, itu yang ada dalam fikiran Langit.

"Kenapa kau selalu menghindari ku babe? Padahal Appa mu. Memberikanmu untuk ku" gumam Langit

Langit berbaring disebelah Vania. Langit memeluk Vania erat,

Vania yang setengah sadar, merasakan berat dibagian perutnya. Vania membuka mata, melihat Langit yang tengah memeluknya erat.

"HUEE TOLONG, ADA OM OM PEDOFIL" teriak Vania reflek

Langit terbangun dengan kaget.
"Ada apa babe? Kenapa kau teriak?" tanya Langit

"ANDA NGAPAIN DI KASUR SAYA? EOMMA, ANAKMU SUDAH TIDAK VIRGIN" tangis Vania

"Hei, hei. Tenang babe, kamu masih Virgin sayang. Aku tidak mengambil Virginmu, tenang babe" Langit memeluk Vania yang histeris

"A—apa? T—tunggu, kenapa anda bisa masuk ke kamar saya! " kesal Vania

"Itu? Rahasia babe" balas Langit

Tiba-tiba, Langit mencium bibir Vania. Vania membeku,

"Anjer, ini om om pedofil. Nyium gue, eomma, bibir anakmu sudah tidak virgin" batin Vania mendumel

"IH DASAR, MENCARI KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN! " Vania menjambak rambut coklat Langit

"Babe, stop. Sakit" cegah Langit

Vania membabi buta. Tidak ada kkesempatan, Langit membanting Vania aga sedikit kasar.

"Shibal, ngapain anda melempar gue! " kesal Vania

Emosi langit dipuncak, langit merobek piyama milik Vania. Gundukan besar Vania terlihat yang masih terbalut Bra.

"Langit lepasin! " berontak Vania

Langit mengikat tangan Vania. Langit membuka bra itu dengan paksa, gunung kembar milik Vania terlihat.

Plakk!

Vania menampar keras Langit.

"HEI OM OM PEDO, SADAR OM! " teriak Vania

Dibawah turunnya salju menjadi Saksi dimana cinta Langit kepada Vania

BERLANJUT

hayo apa yang mau dilakuin Langit?
Sorry lama yah lopyuuu

SkyvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang