CHAPTER 4

11.3K 2.2K 180
                                    

+44207602xxxx:
Santai Dayu
We're all have many things to do
Khusus saya banyak masalah yang harus dijelaskan

Dahayu Paramitha:
Termasuk yg keterlambatan setengah hari?
Makanan kadaluwarsa yg viral?

+44207602xxxx:
Hahaha kamu udah dengar juga ya
Yup. Lumayan bikin sakit kapala 🤦‍♂️
Tapi semua pekerjaan pasti bikin sakit kepala
So I'll be just fine

Dahayu Paramitha:
Semangat!

+44207602xxxx:
You too!
And please please don't cancel our plan today
Itu satu-satunya hiburan saya hari ini

Sembari menunggu yang lain datang untuk meeting, Dayu menatap barisan chat di ponselnya. Dayu pikir, dia orang paling sial hari ini karena heels sepatunya patah saat dia meeting dengan klien tadi pagi. Bukan masalah harga, hanya saja malunya itu yang luar biasa.

Namun, sepertinya Rasen menghadapi hari yang jauh lebih berat. Maskapai tempatnya bekerja terus-terusan didera masalah selama seminggu ini. Yang terakhir, salah satu penumpang mengeluh telantar di bandara karena pesawat delay seharian dan juga seorang selebgram mengunggah air mineral kadaluarsa yang didapat saat penerbangan. Sebagai Corporate Communication Strategic, Rasen harus menghadapi para wartawan dan memberikan klarifikasi atas nama perusahaan. Dayu heran kenapa Hilda—yang merupakan salah satu anak buah Rasen—malah masih sempat posting-posting foto makan siang di Belanda di IG Story-nya.

Kemarin Rasen menghubungi Dayu via WA untuk kali pertama dan mereka membuat janji temu. Tak banyak yang Hilda katakan selain bahwa Rasendriya Hamdan adalah atasannya di kantor, sebuah maskapai penerbangan komersil yang cukup kenamaan. Oke, tambahkan keterangan "Cowok paling hot yang pernah lo temui, setelah Chris Evans", yang langsung Dayu sambut dengan kernyitan. Selain hal itu, yang Dayu ingat, Hilda hanya sering mengatakan betapa fuckboy-nya atasannya itu. Sementara itu, bukan gaya Dayu untuk mencari tahu siapa teman kencannya kali ini—Dayu juga tidak punya waktu untuk itu. Foto profil Rasen tidak cukup menjelaskan, karena foto itu hanya menampilkan siluet seorang pria yang tengah panjat tebing. Namun, gaya ketik dan bahasa yang pria itu gunakan dalam chat-nya cukup menenangkan Dayu. Setidaknya, Dayu yakin bahwa Rasen bikan tipe cowok alay dengan typing yang menyebalkan.

Nggak lama dari chat Rasen, Dayu menerima chat dari Hilda yang membuat dahinya berkerut.

Hilda Maharani:
Anggap aja Rasen selingan beb
Seru kok dia, asyik jg
Biar lo tahu rasanya kencan sama fuckboy lol
Nih, gue udh siapin kandidat selanjutnya
Pilot. Tine's highschool friend. Pria baik2.

Makin gila, pikir Dayu dalam hati. Belum beres kencan ini, Hilda sudah menyiapkan kandidat lainnya. Dayu jadi merasa seperti digilir. Ini mulai menyebalkan dan melelahkan, tetapi Dayu tahu Hilda tidak akan berhenti. Haaah. Seharusnya Dayu memikirkan ini sejak awal. Membuat kesepakatan dengan Hilda sama seperti membuat kesepakatan dengan iblis. Tidak akan bisa melarikan diri. Gara-gara tergiur uang sewa apartemen, Dayu jadi terjebak.

"Hai, Day. Yang lain mana?"

Rantai pikiran Dayu terputus saat sapaan untuknya muncul. Enrico, Chief Marketing Officer, alias atasan yang dia tunggu-tunggu sejak tadi muncul.

"Hai, Mas," sapa Dayu. "Enggak tahu, Mas. Dari tadi gue sendirian. Kita jadi meeting enggak, sih?"

"Jadi, jadi. Sori-sori, tadi gue kena macet. Dia udah datang belum, ya?"

"Marketing Manager yang baru? Belum kelihatan."

"Pasti doi kejebak macet juga. Tadi ada truk terguling di tol."

DIHAPUS - Parafrasa Rasa Where stories live. Discover now