1O:: 𝓣𝓱𝓮 𝓚𝓲𝓷𝓰 𝓸𝓯 𝓢𝓷𝓪𝓴𝓮

139 11 0
                                    

.

.

.

      Tidak tahu berapa lama waktu yang sudah terlewatkan, aku akhirnya membukakan kedua mataku. Semuanya masih terlihat samar-samar, tapi aku bisa mendengar suara-suara yang terdengar begitu cemas disekitar ku. Kepalaku masih nyeri dan cenat-cenut, tubuh ku juga masih kurang mampu untuk bergerak lebih.

      Penglihatan ku berangsur-angsur mulai terlihat lebih jelas dan tidak buram seperti tadi, aku sudah meninggalkan peradaban muka datar. Aku menatap langit-langit ruangan, aku kenal sekali tempat ini. Sepertinya aku sedang berada di Hospital Wings. Merlin, Ada banyak sekali orang-orang yang berada di sekelilingku, wajah mereka terlihat begitu khawatir. Belum sempat aku bangun, seseorang sudah memeluk ku terlebih dahulu.

"Izzie!! Akhirnya kamu bangun, aku sangat khawatir!" Daphne berseru, memeluk ku begitu erat membuatku hampir tidak bisa bernapas. "Hey, kau memeluknya terlalu erat!"

Daphne segera melepas pelukan kami dan duduk di samping ranjang ku. Di sana aku bisa melihat Harry, Ron, Hermione, Daphne, dan Draco Malfoy, sedang berdiri tepat di depanku. Wajah mereka langsung berubah menjadi lega saat melihat ku bangun.

"Sudah ku bilang aku harus ikut, lihat kau malah menjadi seperti ini!" omel Malfoy. Dari wajahnya aku sudah tahu, dia terlihat khawatir sekali, tapi dia berusaha menyembunyikan-nya. Dia terlalu gengsi saja.

Harry langsung membalas, "Malfoy, kau tidak usah menggerutu seperti ibu ibu di siang bolong seperti ini! Izzie baru saja bangun, biarkan dia istirahat dulu!"

Malfoy mendengus kesal dan akhirnya diam juga. Aku belum sepenuhnya sadar akan apa yang terjadi.

"Madam Pomfrey, Izzie sudah bangun!" sahut Hermione, Madam Pomfrey yang mendengarnya langsung berlari menuju kami sembari membawa satu gelas perak dengan tergesa-gesa.

"Oh dear, silahkan minum ini. Ini akan membantu nyeri dikepala mu hilang, tapi ia tidak bisa hilang seketika. Kau harus menginap di Hospital Wings khusus hari ini saja." jelas madam Pomfrey, menyodorkan ku segelas penuh air... aneh. Aku pun mengambil gelas perak itu dan segera meneguknya.

Belum sempat ku habiskan, aku tidak sengaja menyemburkan air itu. Ugh, jangan salahkan aku, rasanya benar-benar hambar dan tidak enak seperti kau memakan tanah yang sudah di injaki orang. "Ewh, Pahit."

Madam Pomfrey menoleh padaku, "Oh ayolah, itu obat. Apa yang kau harapkan? kau mengharapkan rasa permen? tidak ada."

Dia pun bergegas pergi,berniat untuk menaruh kembali gelas perak yang ia bawa tadi. Harry, Ron dan Hermione langsung mengerumuniku. 

"Apa masih sakit, Izzie?" Tanya Ron dengan ekspresi gelisah. Aku menggeleng kan kepala. Rasa sakit nya memang sudah sedikit menghilang, walau masih ada sedikit nyeri-nyeri.

"Bagaimana kau bisa pingsan di Kamar mandi khusus perempuan, di lantai dua?" Harry bertanya.

Aku sendiri juga bertanya-tanya akan hal itu, yang ku ingat hanyalah--oh ya! visi itu. Setelah aku mendapatkannya aku tiba-tiba hilang kendali akan tubuhku dan tiba-tiba pingsan dengan sendirinya. Visi yang benar-benar absurd. Aku melihat suatu ruangan -- mungkin itu chamber, entahlah. Disana sedikit becek dan suasananya suram. Disepanjangnya dikelilingi patung ular. Aku melihat seorang gadis tergeletak di lantai itu, tepat di depan patung wajah seseorang. Aku mengenal wajah itu, aku pernah melihatnya di salah satu buku History tapi aku tak bisa mengingatnya. Tapi Gadis itu semakin pucat; hampir seperti mayat. Aku tak bisa melihat wajahnya, sial. Gadis itu memeluk buku, sepertinya itu Diary. Warna buku itu hitam pekat di sudut sudutnya terdapat ukiran emas. 

Aku mengangkat bahu, "Aku juga tak tahu. Mungkin karena kelelahan." Aku berbohong. Aku masih belum bisa mengendalikan kemampuanku sama sekali. "Lalu, bagaimana kalian bisa tahu kalau aku pingsan?"

ೀ︎𝖕𝖑𝖚𝖛𝖎𝖔𝖕𝖍𝖎𝖑𝖊 𝄁 Draco x Reader ⅋Where stories live. Discover now