Chapter CII (When Mark Meets Haechan in Their Universe: Psyche)

Comenzar desde el principio
                                        

Sebuah kesempatan, yang pada akhirnya dimanfaatkan kembali oleh Mark, dengan mencuri ciuman dari bibir Haechan secepat kilat, hingga membuat belahan jiwanya itu ternganga begitu hebat saking syoknya dengan perilakunya yang terlewat clingy tersebut.

"Camar! Kau—"

Haechan sengaja menghentikan perkataannya, bukan karena dipotong kembali oleh Mark, melainkan dirinya sendiri yang secara mendadak menghela napas pelan, usai melihat Mark malah membalas omelannya dengan kekehan kecil.

"Ck. Kau benar-benar sesuatu, Mark Jung," ungkap Haechan pada akhirnya.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Mark masih dengan kekehannya.

Lagi-lagi Haechan mengerucutkan bibirnya.

"Aku baru sadar identitas aslimu sangat menyebalkan dan clingy," ucap Haechan sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada, "Tapi anehnya, aku juga merasakan semua itu pada Azure dan Hyungie?"

"O ya?" balas Mark singkat sambil mempererat pelukannya pada pinggang Haechan, "Tapi kau tahu sendiri kan, kalau Azure itu brengsek dan kejam, sedangkan Minhyung sendiri gentle dan perhatian?" lanjutnya menjelaskan perbedaan signifikan dari kedua alter ego-nya, "Bukannya keduanya sangat bertolak belakang?"

"Iya," balas Haechan tidak menampik di sela-sela kepalanya yang kini sudah bersandar di bahu Mark, "Tapi aku juga merasakan perpaduan dari keduanya saat kau menjadi Mark Lee dulu."

Seketika Mark tersenyum kecil.

"Jadi kau benar-benar menyadarinya?" tanya Mark sambil mengelus surai Haechan lembut.

Sebuah pertanyaan, yang secara refleks membuat Haechan langsung menoleh pada Mark.

"Tunggu, kau sudah menyadarinya? Sejak awal?" kata Haechan balik bertanya.

Mark menggeleng singkat.

"Lebih tepatnya sejak kau kehilangan ingatanmu, sekitar lima atau empat tahun yang lalu mungkin?" balas Mark sambil mengingat-ingat, "Aku juga tidak menyangka sifat Azure dan Minhyung bisa menyatu dalam personaku sebagai Mark Lee," lanjutnya menjelaskan, "Tapi kata Master, semua itu wajar terjadi, apalagi jika sudah berhadapan dengan pawangnya."

"Pawang?" tanya Haechan kebingungan.

Mark mengangguk.

"Master juga mengatakan kalau saat bersama Tuan Johnny, sifat dari seluruh alter ego-nya bisa muncul secara bergantian dengan ekstrim," ucap Mark lagi, "Semuanya terjadi karena hanya Tuan Johnny saja yang mengetahui dan terbiasa dengan semua alter ego-nya," jelasnya melanjutkan, "Berkat itu, hanya Tuan Johnny juga yang bisa mengayomi Master, hingga membuat seluruh alter ego-nya merasa aman untuk bermunculan, bahkan sampai menyatu dalam identitas aslinya."

"Benarkah?" tanya Haechan lagi tiba-tiba sangat tertarik, "Ternyata bisa begitu ya?"

Untuk kesekian kalinya Mark mengangguk.

"Dan sepertinya kau memang benar-benar pawangku, Hyuckie..." ucap Mark sambil mengusak-usakan wajahnya di surai bergelombang madu milik Haechan, "Rasanya nyaman sekali saat memelukmu seperti ini," lanjutnya sambil mempererat pelukannya pada sang matahari, "Dan juga menyenangkan sekali saat mengusilimu seperti tadi," lanjutnya diiringi kekehan kecil, "Aku menyukainya... Aku... mencintaimu... Sangat."

Jantung!

Jantung!

Jantung!

Masih sehat kan?!

Adalah seruan histeris dari benak Haechan yang mati-matian Ia tahan agar tidak lolos dari bibirnya, ketika mendapati bagaimana menggemaskannya sosok Mark saat ini, yang secara mendadak pula jadi begitu manja kepadanya.

Uhh...!

Apalagi saat secara tiba-tiba Mark kembali menyatukan kening mereka, diiringi senyum menawan yang mampu membuat detak jantung Haechan semakin menggila, hingga rona merah begitu suksesnya menghiasi wajah manis Haechan saat ini.

"Ma-Mark..."

"Baby Bear..." panggil Mark dengan ekspresi memohon, "Kiss me... please?"

Ugh...!

Saking gemasnya dengan tingkah Mark saat ini, pada akhirnya Haechan luluh juga dengan memberikan apa yang Mark mau, yaitu melayangkan sebuah kecupan ringan di bibir Mark.

Iya.

Benar-benar kecupan ringan kok.

Niatnya sih begitu.

Andaikata jemari Mark yang entah sudah sejak kapan bergerilya di belakang kepalanya itu tidak menahan pergerakannya, hingga membuat Haechan tidak bisa lari dari ciuman memabukan Mark untuk kesekian kalinya.

Iya.

Pada akhirnya Haechan kembali hanyut, ke dalam pagutan bibir Mark yang begitu memanjakan debaran jantungnya. Tidak sampai di situ saja, bahkan saking intensnya ciuman Mark kali ini, Haechan bisa merasakan bagaimana tubuhnya secara perlahan terdorong ke belakang, hingga kini punggungnya telah menempel sempurna di permukaan seprai, dengan sosok Mark yang menindihnya tanpa ragu.

"Mnhh..."

"Nhh..."

"Mhh... Markhh... Umnhh..."

"Mnhh..."

"Nghh..."

"Hyu... ckie..."

Obsidian bertemu hazel.

Di saat itulah, Mark sengaja memberi jeda pada ciumannya, sebelum meraih kedua tangan Haechan yang sempat menahan dada bidangnya agar tidak terlalu menindihnya, hanya untuk mengalungkannya di lehernya sendiri.

"Hyuckie..."

Tak hanya itu, seraya menyeka jejak saliva yang menghiasi bibir Haechan sebagai bukti dari betapa panasnya ciuman mereka barusan, Mark tak mampu menahan senyum miringnya saat menyaksikan bagaimana ekspresi Haechan saat ini, yang terlihat begitu menggoda dengan manik hazelnya yang telah membias sayu padanya, maupun rona di wajahnya yang semakin memerah hingga menimbulkan kesan sangat menggairahkan.

"Kita... baru saja menikah tadi siang..."

Usai berbisik dengan lirih diiringi manik obsidiannya yang turut membias sayu pada Haechan, Mark lagi-lagi merendahkan wajahnya hingga kening mereka kembali menyatu.

"Kau tahu... apa artinya... malam ini kan...?"

-

-

-

To be continued...
(November 30, 2022)
Mind to vote and comment? <3

###

Author's Note:
Hayoloh, pertanda apakah ini? XD

ReverseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora