Zitao mengangkat buku di tangannya untuk menunjukkannya pada Yifan. "Aku mau ke kamarku untuk membaca ini"

Yifan mengangkat satu alisnya, Zitao yang berada di sampingnya kembali berjalan dan ia pun mengimbangi. "Dimana Baekhyun? Biasanya kalian bersama-sama"

"Baekhyun sedang berlatih bersama Kyungsoo, Sehun sedang sibuk, dan Jongdae sedang bersama Yunho"

"Sebenarnya latihan macam apa yang dilakukan Baekhyun dan Kyungsoo?" Yifan sedikit penasaran, di sampingnya Zitao hanya mengangkat bahu.

"Aku tidak sempat bertanya tadi. Kau sendiri?"

"Aku sedang menuju tempat latihan"

Bibir Zitao membentuk huruf o kecil, ia pun mengangguk paham. "Kau juga latihan?" Ia memiringkan kepalanya sedikit dengan satu alis terangjat.

"Jika kau berpikir karena aku son of Ares dan langsung menjadi hebat dalam ilmu perang, kau tidak berbeda seperti anak-anak di desa yang percaya jika santa itu nyata" Kata Yifan mendengus geli. Zitao mencebik, melemparkan kepalan tangannya di lengan Yifan.

"Kenapa tidak kau tunjukan padaku saja kalau begitu?" Muncul senyum jahil di bibirnya saat Zitao kembali menatap Yifan. Merasa sedang ditantang, Yifan mengangkat satu alis tebalnya mendengar hal itu.

"Oh, kau menantangku Zitao?" Sebaliknya, Yifan tampak terkesan dan sedikit pun tidak tersinggung dengan Zitao. Terdapat kerlingan senang di sudut matanya tanpa alasan yang jelas.

Siapa yang menyangka jika setibanya di arena latihan Zitao justru menambah teman baru di sana dengan seorang pria bernama Chanyeol. Sosoknya yang tinggi dan jabatannya sebagai seorang right hand Yifan, tidak membuatnya menjadi sosok yang menakutkan. Justru sebaliknya.

Chanyeol adalah versi Baekhyun dengan tubuh yang lebih tinggi, Zitao bahkan sempat terkejut saat pria itu memperkenalkan diri dengan senyum lebar di wajahnya. Dan keakraban itu terjadi begitu saja, Zitao senang mendengar Chanyeol yang bercerita banyak hal tentang apa saja yang pernah dia lawan, dimana saja dan seperti apa wujud mereka.

Terkadang Zitao dan Chanyeol tertawa, terlihat asyik membicarakan sesuatu, tidak menyadari tatapan Yifan yang berada di sisi lain arena dan memperhatikan kedua sosok itu dengan tatapan tajam dan wajah yang sedikit tidak ramah.

Sudah tugasnya untuk melatih prajurit kerajaan, dan Chanyeol seharusnya membantu dirinya mengarahkan mereka. Belum lagi statusnya sebagai Pangeran yang membuat tugasnya lebih banyak, Yifan sedikit kesal harus membiarkan Chanyeol bersama Zitao yang masih asyik mengobrol, sementara saat ini ia harus memeriksa laporan yang berisi tentang daftar nama prajurit yang terluka.

Dan Yifan mendapatkan ide saat ia mendengar suara tawa Chanyeol.

"Chanyeol!" Panggilnya cukup keras. Yifan mendekat pada pemuda itu yang berisi bersisihan dengan Zitao di pinggir arena. "Berikan laporan ini pada Yunho" Ujarnya sembari menyodorkan kertas itu setelah berada cukup dekat.

Chanyeol yang menerima laporan itu pun mengangkat satu alisnya setelah memeriksa isi laporan. "Kenapa tidak kau minta penjaga saja?"

"Just do it"

Mendengar keseriusan pada suara Yifan, Chanyeol tidak memiliki pilihan lain dan tidak ingin berargumen lagi. Ia pun mengatakan pada Zitao akan melanjutkan ceritanya nanti sebelum ia berjalan pergi dari arena latihan.

Menyisakan Zitao yang kini memperhatikan busur di tangan Yifan dan pria itu menyadarinya.

"Kau bisa memanah, Zitao?" Pertanyaannya begitu tiba-tiba karena Zitao sedikit terkejut mendengarnya. Nymph cantik itu menggelengkan kepalanya ragu.

DEMIGOD AND THE NYMPHWhere stories live. Discover now