# 03 -

19 3 0
                                    

‼️Harsh word ‼️(Cuman satu sih, tapi gapapa wkwk)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


‼️Harsh word ‼️
(Cuman satu sih, tapi gapapa wkwk)






Bangun dari tidurnya, seseorang segera mencari dimana letak handphone-nya.
Tubuhnya bergetar hebat entah apa yang terjadi, ia masih sibuk mencari dimana letak handphone yang ia taruh sebelum tidur.

Suara nyaring benda benda yang tak sengaja ia jatuhkan tak pula ia hiraukan, matanya bergerak gelisah mencari benda pipih itu.

"Kamu cari apa? Berisik banget!"

Gerakannya terhenti saat suara ibunya dari luar kamar itu mulai datang, ia menatap ragu kearah pintu yang ia kunci sebelumnya.

"Gapapa!" Jawabnya asal.

Setelah meyakinkan diri bahwa ibunya sudah pergi dari depan kamarnya, ia kembali sibuk mencari handphonenya.

Disudut ruangan, dibawah kasur, di nakas tempat tidur, diatas meja belajar, benda itu sama sekali tak ia temukan.

Tak lama ia pergi dari kekacauan kamarnya dan mencari handphone miliknya itu dikamar mandi.
Siapa tau ia lupa dan menaruhnya tak sengaja dikamar mandi tadi.

Ia membuka gagang pintu dengan perlahan, kemudian melihat ada handphonenya diatas westafel tempat cuci tangan dikamar mandinya.

Dengan tangan dan kaki gemetar hebat, ia berjalan beberapa langkah dari pintu kamar mandi mendekati arah westafel.

Ia mengangkat handphone itu, dengan jari bergemetar ia mulai membuka pin password handphonenya.
Karena jarinya bergemetar ia selalu salah membuka pin password handphonenya sendiri.

"Arghh!" Kesalnya.

Mencoba menarik nafas dan tenang dari kepanikan yang ia buat sendiri, ia menutup mata sejenak kemudian tangannya bergerak lincah membuka password handphonenya.

Berhasil.

Setelahnya ia segera mencari aplikasi chat lalu mencari salah satu kontak yang ada disana.

Ia menarik nafas kembali lalu memencet icon call yang tertera didalam aplikasi tersebut. Kemudian ia menaruhnya di samping daun telinganya, menunggu jawaban dari seseorang disana untuk mengangkat teleponnya.

Gagal.
Telepon itu berdering namun tak kunjung diangkat oleh orang itu.

"Anjing—"

Ia melempar handphonenya asal, berjongkok dengan bersandar pada dinding kamar mandi, ia menutup telinganya kuat kuat.

Bayang bayang itu terus muncul.
Membuatnya semakin gelisah dan takut.
Ia terus meracau hal hal aneh didalam kamar mandi.

Berusaha menyadarkan dirinya sendiri. ia mengambil handphone yang ia lempar tak jauh darinya, ia melihat jam di handphone; pukul 23.45.

Tak lama notifikasi muncul di status barnya. Ia ditelepon balik oleh orang yang tadi ia telepon.

Dengan buru buru, jari bergetar itu mengangkat telepon dengan cepat.

"Halo? Lo kenapa!?"

"................"

"Jawab gue! Lo kenapa!?!"

"Takut......."

".......Jangan keluar kamar, gue otw kerumah lo sekarang!"














































"loh kok tumben lo berdua telat? Barengan lagi masuk kelasnya," heran junkyu melihat jihoon dengan asahi terlambat datang ke kelas.

"Hah? Oh tadi motor gue rusak tiba tiba," alasan asahi.

"Kemaren gue pake jalan aman aman aja dah" ucapan jeongwoo membuat asahi menggaruk tengkuknya bingung.

"Yaudah sih, itu kan kemarin. kemarin ama sekarang beda lah.. siapa tau emang motor asahi rusaknya tadi pagi" jaehyuk membela asahi.

"Udah ah ngapain debat motor sih, gue mau duduk" kesal asahi lalu melewati jeongwoo jaehyuk dan memilih duduk disamping mashiho.

"Kalo lo ji? Kenapa telat?" Tanya hyunsuk yang tiba tiba menyambar dengan tangan disaku celananya.

Jihoon mengerutkan keningnya "suka suka gue,"

"Eh ji, mata lo item kaya panda! Lo serius gapapa? Dari kemaren kaya beda banget," tanya junkyu cepat.

"Gue gapapa, gue masih sekolah dan aman aman aja kan?"

"Lo ada masalah apa sih dari kemaren? Gue gak suka sikap lo yang seolah-olah nyembunyiin sesuatu dari kita," tanya haruto menghampiri mereka semua.

"Gue rasa juga lo beda, lo gamau cerita sama kita kita?" Tanya jaehyuk ikut khawatir.

"Engga."

"Yaudah...."

Canggung menghampiri mereka, setelah jawaban dari jihoon tadi mereka saling diam seolah berbicara dalam batin.

Jihoon cukup tertutup untuk masalah pribadi, dia bukan tipe yang suka mengumbar rasa sakit kepada orang lain. Ia bahkan tak pernah membicarakan tentang orangtuanya, keluarganya, dan apapun itu yang bersifat pribadi.

Jika semua orang disini saling kenal orangtua masing masing, berbeda dengan jihoon yang tak pernah memperkenalkan orangtuanya dan bahkan junkyu yang sudah berteman dari kecil-pun tak pernah jihoon ajak untuk main kerumahnya atau sekedar kenal orangtua jihoon saja tidak.

Tak lama bel pelajaran berdering.
Membuat mereka satu persatu duduk ke tempat masing masing.

Guru pelajaran pun masuk dan menyapa murid kelas.

"Kita absen dulu ya,"
Satu persatu nama mulai dipanggil secara berurutan.

"Junghwan?"

Tak ada yang menyauti nama itu, kelas senyap tak ada jawaban.

"Hyunsuk, junghwan ga masuk?" Tanya guru itu. 

Eh kemaren junghwan juga gak masuk deh kayaknya..
"enggak bu, dia juga ga bilang sama saya,"

"Yasudah ibu anggap junghwan alfa"






( To Be Continued )

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

amongst | TreasureWhere stories live. Discover now