-----------------------------------------------------------
Di kediaman Kusanagi.....Rimuru:"jika salah satu diantara kami mati, kau akan bertanggung jawab?"
Shion:"ya, tentu saja. Aku akan mengirimkan surat wasiat mu pada keluargamu nanti."
Rimuru sedikit menyeringai. Semua orang disana tidak menyadari Rimuru sedang memikirkan sesuatu yang menakutkan.
Rimuru:"oke.
Pertarungan sampai mati."
Raiko:"tidak, jangan...!"
Terlambat.
Rimuru sudah menyetujuinya.
Shion tersenyum tipis.
Shion:"bawa wanita ini menyingkir." Sambil berjalan melewati Raiko, dia berkata seperti itu.
Salah satu bawahannya menundukkan kepalanya lalu membawa Raiko secara paksa.
Raiko:"tidak...! Tunggu...!"
Rimuru dan bawahan Shion yang satunya berjalan menuju tengah lapangan.
Raiko:"ini salahku....! Jangan libatkan siapapun...!" Batinnya berteriak ingin menghentikan mereka.
Raiko tau bahwa Shion telah berbohong mengenai peringkat kedua orang bawahannya
Sebenarnya, kedua orang itu memiliki kekuatan yang setara dengan Kelas Hitam. Mengalahkan mereka hampir menjadi tugas yang mustahil bagi Raiko.
Shion:"kalau begitu, perhatikanlah teman berhargamu itu mati disini...."
Raiko ditahan oleh bawahannya Shion. Dia tidak mampu melawan karena sihirnya yang terlalu kecil untuk menguatkan tubuhnya sendiri.
Rimuru:"hei, kau sudah siap, kan?"
??:"tentu saja. Apapun yang Boss katakan."
Rimuru:"boss huh...? Dia memanggilnya seperti pemimpin organisasi gelap saja."
Shion:"jangan berbasa-basi.
Mulai saja pertarungannya...!"
??:"perkataan boss adalah mutlak. Maaf bocah, aku akan serius..!"
Sihirnya bergejolak keluar dari tubuhnya. Dia memasang kuda-kuda khas aliran Penghancuran.
Dia memegang pedangnya dengan kedua tangan lalu sedikit menundukkan tubuhnya agar bisa langsung menebas dengan kuat.
YOU ARE READING
Otherwordly Demon Lord Rimuru Tempest
Fantasy".....BENERAN?! eh?! apa-apaan itu! apakah kau benar-benar mampu menciptakannya?! vesta-kun?!" "ya, berkat bantuan anda dan teori dunia tidak terbatas yang anda ajarkan pada saya, saya berhasil membuat mesin ini." Rimuru benar-benar tidak tau harus...