Kesal

62 13 1
                                    

Raizel tidak menyangka bahwa berkas-berkas terus berdatangan padanya. Butuh beberapa waktu hingga di mejanya sudah bersih dari berkas sialan perusahaan ini.

Rencana awal adalah bersantai sebagai bos dan bertemu Blackcostral tetapi siapa yang menduga bahwa jadwalnya akan padat melebihi jadwal seorang aktor!

"Kapan jadwal gue kosong?" tanya Raizel pada Zifan, ia bosan dan memilih datang pada ruangan Zifan yang berada didepan ruangan.

"Bulan depan di tanggal delapan sampai sepuluh," jawab Zifan sambil memeriksa jadwalnya.

"Bulan ini?"

"Bulan ini jadwal full dengan rapat dan kunjungan," jawab Zifan lagi. Kali ini ia tidak memeriksa jadwal dilaptopnya.

Raizel menatap Zifan yang sedang membantunya memeriksa berkas. Ia mendekat pada meja Zifan dan berbicara layaknya ia bukan seorang bos.

"Ayo kita bolos," ucap Raizel.

Zifan yang mendengar itu membulatkan matanya, masih tidak bisa percaya bahwa Bosnya mengajaknya pergi disaat jadwal padat seperti ini.

"Kalo Tuan Dyl--"

"Dia bukan bagian dari perusahaan ini jadi keputusan ada di tangan gue. Lo mau bantah perintah atasan?" tanya Raizel sambil menatap Zifan tegas.

Dibawah tatapan serta kekuasaan Raizel, Zifan tidak bisa berkata-kata, bagaimanapun Raizel adalah bos dan dia tidak berani membantah apapun.

"Tapi besok acara penerimaan posisi, saya hanya tak---"

"Kita bolos hari ini bukan besok!" Ucap Raizel dan langsung menarik tangan Zifan agar cepat berdiri. Mereka masuk ke dalam lift khusus untuk bos dan langsung tiba di basement.

"Kita akan kemana?" tanya Zifan sambil membuka pintu untuk Raizel.

"Kit---"

"SEKRETARIS ZI!!!" Teriak seseorang sambil melambaikan tangan.

Raizel dan Zifan menoleh, ia melihat seseorang berlari dari kejauhan. Membawa map dan berteriak dengan keras seakan ia sudah lelah karna berlari.

"Rayya, ada apa?" tanya Zifan dengan lembut.

"Itu... CEO dari Perusahaan Li datang... D... Dia meminta bertemu dengan Tuan Xu..." Rayya masih mengatur nafasnya seakan oksigen di sekitarnya sangat tipis.

"Sebentar," ucap Zifan dan langsung menghadap Raizel yang sudah memasuki mobil dengan sopan. "Tuan, CEO dari Perusahaan Li datang hari ini."

"Apa kita ada temu janji sama dia?" tanya Raizel dengan malas.

"Di jadwal tidak ada tapi kemungkinan ada hal mendesak yang ingin dibicarakan. Anda harus menemuinya agar kesan mereka baik tentang Anda," ucap Zifan dan sedikit membungkuk.

Raizel menutup matanya sebentar sebelum dengan malas keluar dari mobil yang baru saja ia naiki. Sebenarnya Raizel tidak begitu ingin terlibat dengan banyak orang dan urusan bisnis apalagi sekarang ia sedang ingin bolos tetapi tingkah Zifan sangat sopan dan terlihat sungkan membuat Raizel merasa tidak baik menolak.

"Antar dia keruangan saya dan buatkan minuman setelahnya," ucap Raizel dan berjalan dengan tidak tergesa-gesa, tidak menunggu yang lain untuk menjawab perkataannya atau bersikap formal padanya.

Raizel berjalan sangat lambat seakan ia menghindari bertemu dengan orang ini. Karna jalan Raizel yang sangat santai dan begitu sangat hati-hati seakan lantai yang akan dipijaknya akan runtuh jika ia menginjaknya, bahkan Zifan yang mempunyai kesabaran hati, kelembutan, kesopanan dan tidak bisa menyela ucapan atasannya yang suka menggantungkan kalimat ketika dilanda kebingungan itu, dirinya sampai harus menutup matanya sebentar.

PSYCHEWhere stories live. Discover now