Kembali Berbaikan?

400 52 3
                                    

Raizel sudah merasa sangat kenyang, ia memutuskan untuk beristirahat sebentar. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 6 sore, Raizel melihat ke samping, disana Hansel sibuk bermain ponsel dan ia baru sadar bahwa ponselnya belum dibalikkan.

"Mana ponsel gue?" tanya Raizel.

"Mati," jawab Hansel.

Karna ponselnya mati tidak ada gunanya juga ia meminta, jadi Raizel kembali memakan makanan yang sempat ia beli tadi.

Hansel mengarahkan ponselnya kearah Raizel dan memanggilnya, "Rai."

Cekrek!

Raizel tidak menyangka bahwa ia akan difoto. Ia menghampiri dan berusaha merebut ponselnya tetapi Hansel menyembunyikannya.

"Hapus foto gue," ucap Raizel.

"Ini adalah hari gue, lo gak berhak buat ngatur."

"Gue tau ini hari lo tapi gak harus kan lo foto gue tanpa izin. Itu wajah gue, gue berhak buat larang!"

"Tapi lo bilang hari ini gue bisa lakuin apapun. Sedari tadi yang banyak kemana-mana adalah lo, apa gue protes?"

"...."

Ah, sialan!

Raizel menyerah. Ketika ia hendak menarik tangannya, ia ditahan. Tangannya menjadi digenggam oleh Hansel. Raizel mencoba melepaskan tetapi Hansel tidak mau melepaskannya.

Baru saja Raizel akan protes tetapi Hansel bangkit dan berucap, "ayo pulang."

Mendengar kata pulang Raizel langsung bersemangat, ia sudah sangat lelah. Perutnya kenyang dan ia ingin segera mandi lalu tidur, itu adalah nikmat yang sesungguhnya.

"Ayo!"

"Berhenti makan, terlalu kenyang mendatangkan kesialan," ucap Hansel.

"Gue gak percaya kayak gituan," balas Raizel dan menghabiskan makanannya.

Mereka berdua jalan menuju mobil. Raizel tanpa disuruh langsung masuk ke mobil dan duduk disana. Ia berniat mencari posisi yang nyaman dan akan tidur sebentar.

"Bangunin gue kalo udah sampe," ucapnya berpesan pada Hansel ketika mobil mulai berjalan.

Tidak sulit untuk Raizel terlelap, dalam menit kedua dia sudah tertidur sambil bersedekap dada. Hansel yang melihat itu tidak mau buru-buru sampai rumah.

Ia berhenti dipinggir jalan dan menatap terus kearah Raizel. "Sebenernya kebencian lo buat gue dateng dari mana? Seinget gue, gue gak pernah aneh-aneh sama lo tapi semenjak lo keluar dari rumah sakit hari itu lo malah jauhin gue dan jadi musuh. Gue gak suka lo jauhin gue sedangkan lo deket sama Zifan dan anggota Blackcostral. Rai, apa yang lo sembunyiin dari gue?"

Ia tahu semua yang diucapkannya tidak akan ada jawaban karna Raizel tertidur pulas, Hansel hanya menatapnya terus menerus. Ia mulai menjalankan mobilnya dan mengambil tangan Raizel untuk ia genggam sepanjang jalan.

"Rai, Raizel," panggil Hansel tetapi yang dipanggil tidak bangun.

"Rai."

Hansel mendekatkan wajahnya pada Raizel berniat untuk lebih berani membangunkannya tetapi siapa yang menduga bahwa Raizel akan bangun, karna terkejut Raizel menampar wajahnya karna terlalu dekat.

"Brengsek, ngapain lo?"

Hansel yang mendapat tamparan itu terdiam selama beberapa detik, "itu cukup sakit."

Raizel langsung memeriksa pipi yang ia tampar, "itu begitu merah. Oke gue minta maaf," ucap Raizel dan membuka pintu mobil. Tapi baru saja keluar ia kembali masuk dan mengambil ponsel yang terletak diatas dashboard.

PSYCHEWhere stories live. Discover now