Part 22

3.1K 342 71
                                    

Atmosfer di sekitar entah mengapa terasa mencekam di antara tiga wanita dewasa yang sedang berada di ruang yang memiliki meja yang begitu panjang dengan kursi yang berjajar rapi. Salah satu wanita yang menjabat sebagai sekretaris pribadi masih menjelaskan meski bulu kuduknya terus naik saat mendapatkan tatapan setajam itu dari sang atasan.

"Anjir serem banget tatapan si Gre, nervous sendiri gue jadinya"

Sementara di sisi lain, sang pelaku utama pembuat pertemuan ini terjadi salah tingkah sendiri saat mata tajam sang adik melirik ke arahnya beberapa kali. Yah saat ini Shani, Gracia juga Sisca bertemu untuk melangsungkan rapat pribadi mengenai kenaikan aset perusahaan. Ide yang sebenarnya sangat buruk untuk dilakukan tetapi harus Shani lakukan karena semua ini demi kepentingan bersama.

Janjinya yang ingin mengajak Gracia bermain harus sedikit diundur saat mendapat panggilan dari Sisca yang mau tak mau harus dia temui, Shani juga tak bisa meninggalkan Gracia yang masih dalam posisi duduk di mobilnya. Tak ada pilihan lain selain membawa Gracia mengikuti rapat mendadak ini, toh juga Gracia pemilik resmi perusahaan mereka jadi Shani rasa pilihannya tak salah meski pertemuan mereka bertiga harus diselimuti aura tak mengenakkan yang Gracia keluarkan.

"Jadi awkward nih suasana, ide gue terlalu gila ngajak ketemuan dua cewek yang mood-nya gak pernah wajar. Aduh ge, natap ke aku nya biasa aja tolong" Shani berucap dalam hati dan tersenyum kikuk saat Gracia menatapnya seolah ingin memakannya hidup-hidup.

Shani mengalihkan pandangannya ke arah Sisca yang juga tampak sungkan kepada Gracia, pandangan mereka bertemu dan Shani memunculkan senyum tipisnya seakan memberitahu Sisca jika semuanya baik-baik saja. Keduanya bertatapan beberapa detik sebelum dehaman wanita sinis itu mengalihkan seluruh perhatian.

"Apa yang mau kamu persentasikan lagi, nona Sisca? tolong dilakukan lebih cepat, waktu saya sangat mahal jika untuk melihat anda terdiam seperti ini" ucapan itu benar-benar menusuk Sisca yang tampak ketakutan sementara Shani juga merasa bersalah melihat guratan wajah Sisca yang begitu tampak ketakutan.

"Sisca, tolong jelasin yah.." Shani berkata dengan lembut sembari menampilkan senyum teduhnya yang membuat Sisca mengangguk dan membalas senyum itu tak kalah manisnya. Hal itu menjadi perhatian yang sangat memuakkan hati seorang Shania Gracia, ditatapnya tajam Shani yang tampak berani menampilkan senyum semanis itu kepada Sisca di depannya.

"Mata keranjang!!" batin Gracia merasa sangat sangat kesal.

"Jadi begini nona Gracia, PT. Arles Frikasnada resmi menanamkan saham ke perusahaan kita sebesar 15% dan jika total saham dihitung dari beberapa bulan yang lalu, saham perusahaan kita mengalami kenaikan sebesar 30,7% dari yang awalnya 25%. Meski kita harus mengejar 40% lagi untuk mencapai kata normal di perusahaan tapi ukuran untuk saham yang hampir bangkrut ini sudah sangat tinggi. PT. Arles juga telah menanda tangani surat perjanjian yang telah nona Shani buat untuk mereka" jelas Sisca begitu rinci. Dia menekan remot yang secara otomatis menggeser slide. Kini terlihat gambar grafik yang diartikan saham Harlan Company mulai menaik.

"Ini persentase saham perusahaan kita, sebenarnya sebelum anda datang bersama nona Shani, beberapa dari perusahaan lain hendak berbicara kepada anda untuk membahas kerjasama kepada perusahaan kita" alis Gracia bertaut mendengar itu.

"Lalu di mana mereka sekarang?"

"Saya meminta mereka menjadwalkan janji ulang kepada anda"

"Kenapa begitu?"

Sisca menunjuk ke arah Shani yang begitu serius mendengarkan presentasi Sisca. "Nona Shani yang meminta, beliau berkata agar anda bisa fokus untuk rapat kita kali ini, lalu agar anda juga tidak terlalu letih dalam menghadapi berkas-berkas tebal itu" Sisca menjawab pertanyaan Gracia meski tatapannya begitu fokus menatap Shani yang juga menatapnya.

Bersama Selamanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang