Part 9

4.3K 467 72
                                    

Saat ini empat bersaudara di keluarga Harlan tengah duduk di ruang bioskop mini di rumah mereka, semua ini diusuli oleh Zee yang katanya merindukan nonton bareng seperti dahulu dan tentu saja langsung disetujui oleh Shani

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini empat bersaudara di keluarga Harlan tengah duduk di ruang bioskop mini di rumah mereka, semua ini diusuli oleh Zee yang katanya merindukan nonton bareng seperti dahulu dan tentu saja langsung disetujui oleh Shani. Kini Zee duduk di sebelah Christy yang tampak fokus sedangkan Shani dan Gracia duduk di sofa yang berseberangan dengan dua bungsu itu.

"Ahhh gak asyik banget!! masa ending-nya satu keluarga meninggal sih? mana matinya tragis banget" protes si bungsu membuat ketiga saudaranya menggelengkan kepala.

"Ini udah ketiga kalinya kita nonton film yang kamu request ampe hapal loh aku dialog semua pemainnya dan kamu terus-terusan protes padahal tahu cerita ini berakhir sad ending, aneh kamu Toy" Shani tertawa mendengar ucapan Zee, tangannya terangkat mengelus kepala Zee yang sepertinya akan beradu argumen dengan Christy.

"Yah aku kan cuman berharap mereka berempat bahagia!! sedih tahu rasanya disaat udah bisa kompak malah satu per satu dari mereka harus meninggal"

Gracia menggelengkan kepala, jika sudah begini sebagai kakak dirinya diwajibkan untuk memisahkan perdebatan yang tak berfaedah ini. Segera dia dudukkan dirinya di tengah Zee dan Christy yang tampak saling menatap tajam satu sama lain, kedua tangannya terangkat dan menutup netra dua adiknya yang tampak berkelahi lewat tatapan mata.

"Udah diem, jangan ada yang berantem atau kita semua balik ke kamar!!" mendengar ancaman itu membuat Zee serta Christy kembali ke posisi duduk awal mereka, memeluk bantal yang tersedia dan fokus menatap layar lebar dihadapan mereka.

Shani tertawa lepas melihat adik-adiknya yang ketakutan atas ancaman yang Gracia berikan, dia bahkan tak sadar jika sudah menjadi pusat perhatian di ruang bioskop mini itu. Shani usap air matanya yang tanpa sadar mengalir, tawa yang tadinya begitu terdengar indah kini mulai sirna berganti menjadi tatapan penuh tanya kepada ketiga saudaranya.

"Suara ketawa ci Shani lucu, nge-bass kayak abang-abang" Zee mengangguk setuju mendengar ucapan Christy sedangkan Gracia hanya tersenyum tipis dan kembai menatap ke depan.

"Enak aja, masa cici disama-samain kayak abang-abang sih? jahat banget" Zee dan Christy tertawa melihat wajah Shani yang mengerucut kesal, keduanya bangkit dari duduk mereka dan kini bergelayutan manja di lengan Shani mengabaikan keadaan Gracia yang harus menepi begitu jauh.

"Et dah nih bocah dua, woi cici masih di sini mohon maaf" sungut Gracia menatap tajam kedua adiknya yang malah cengengesan tak jelas, dirinya benar-benar tidak dianggap jika Zee dan Christy sudah bergelendotan di lengan Shani.

Shani mengabaikan itu, dia tatap jam tangannya yang telah menunjukkan pukul sepuluh malam, besok masih hari jumat yang menandakan kedua adiknya harus sekolah. Tangannya mengambil remote dan menekan tombol berwarna merah membuat layar yang tadinya berwarna menjadi gelap tanpa sinar.

"Udah jam sepuluh, waktunya Zee sama Kitty tidur. Besok sekolah dan gak ada yang boleh telat, no comment don't sulk. Tidur sekarang atau besok berangkat sendiri" ucapnya begitu tegas membuat Zee yang hendak protes terpaksa menuruti permintaan kakak pertama saat Shani melayangkan ancaman yang begitu menakutkan bagi mereka berdua.

Bersama Selamanya [End]Where stories live. Discover now