Ya.
Ten tahu.
Bila dalam kemurkaan yang terpenuhi akan rasa kecewa tersebut, Mark telah mencapai batasnya untuk menahan diri.
Dengan segala emosi yang terpendam begitu menyakitkan, bukanlah hal yang mengejutkan ketika pada akhirnya Mark memiliki niat untuk menghabisi nyawa ayah kandungnya sendiri, dengan menembaknya dari jauh menggunakan pistol yang ada di tangannya saat ini.
Iya.
Ten tidak ada niatan untuk menahannya.
Karena baginya, Jaehyun pantas mendapatkan semua itu; mati di tangan putra kesayangannya sendiri.
Setidaknya itulah pemikiran keji yang sempat menyambangi pemikiran Ten maupun Mark, andaikata sosok Taeyong dengan segala ketidaktahuannya itu hadir, dan secara tidak sengaja mampu membuat Mark menunda pergerakan dari jari telunjuknya untuk menekan pelatuk pistol tersebut.
Tak hanya Mark yang kini tertegun, Ten pun juga turut terdiam dalam pergejolakan emosinya yang tidak menentu. Terlebih saat menyaksikan bagaimana pilunya tangis Jaehyun akan permintaan maaf yang terus terucap di bibirnya, maupun ekspresi sedih dari Taeyong yang hanya bisa terus menenangkan kehancuran emosional Jaehyun dengan memeluknya begitu erat.
Seluruh pemandangan yang terpantul begitu jelas dari kaca jendela balkon yang tertutupi tirai tipis tersebut...
...pada akhirnya membuat kewarasan Ten kembali mengendalikan emosinya, hingga membuatnya berjalan mendekat pada Mark yang masih terpaku, untuk menggenggam pelan pistol yang sedikit bergetar di tangan Mark akan kekacauan emosinya yang tak terbendung.
"Aku benci mengatakan ini," ucap Ten sambil meremat pistol tersebut, "Tapi membunuh ayahmu tidak akan menyelesaikan apapun."
Iya.
Mark tahu.
Mark atau bahkan Ten sekalipun, memang sudah sejak awal mengetahui semua itu.
Dengan alasan itu pula, mereka berdua benar-benar kesusahan untuk mengeksekusi Jaehyun selama bertahun-tahun, karena terlalu banyak orang yang mereka sayangi akan menjadi korban di dalamnya.
Sebab, sebagai pemimpin Keluarga Jung saat ini, Jaehyun tentunya harus bersih dari segala tuduhan, atau nyawa Taeyong maupun kedua adik Mark akan dipertaruhkan karenanya.
Tentu saja.
Keluarga Jung memang terkenal kejam pada diri mereka sendiri, apalagi pada aib apapun itu yang berkemungkinan menghancurkan reputasi mereka.
Bayangkan.
Apa jadinya jika Jaehyun ketahuan oleh Keluarga Besar Jung, telah melakukan tindakan keji pada keluarga kecilnya sendiri, maupun calon menantunya; sang calon pewaris Keluarga Bangsawan Seo?
Tentu saja kejahatan tak termaafkan itu, hanya akan menghantarkan kehancuran lain di hidup Mark, oleh karena keluarganya yang berkemungkinan akan dicoret dari silsilah Keluarga Besar Jung.
Mark pribadi, tidak peduli akan semua hal memuakan itu.
Tapi Mark juga tahu, dirinya tidak bisa egois.
Sebab nyawa dan masa depan Taeyong, Jeno maupun Sungchan turut dipertaruhkan di sini. Dan sebagai putra maupun kakak pertama di keluarga kecilnya, sudah menjadi tanggung jawab Mark untuk tidak gegabah dalam segala tindakan maupun keputusannya.
Iya.
Apalagi jika semua ini menyangkut mataharinya; Seo Haechan.
Mark pun tahu.
Jika Ia tidak lagi menjadi bagian dari Keluarga Jung, kemungkinan dari dirinya untuk mempersunting belahan jiwanya itu akan hilang, oleh karena Keluarga Besar Seo yang tidak akan membiarkan salah satu keturunan mereka untuk menikahi seorang pecundang dan tak berharga di mata dunia.
Kejam?
Iya.
Begitulah hidup.
Dan meratapinya maupun menyalahkan keadaan juga tidak akan menyelesaikan apapun.
Maka dari itu, pada akhirnya yang bisa Mark lakukan saat ini adalah menutup mata, mengatur napasnya begitu dalam, sebelum menurut pada Ten yang tengah menuntunnya untuk menyimpan kembali pistol tersebut di sisi tubuhnya.
"Ya. Ayahku yang bodoh itu bisa menunggu," ucap Mark di sela-sela pergejolakan emosinya yang mulai mereda, "Tapi tunanganku tidak," lanjutnya dengan tangan yang secara mendadak terkepal begitu erat, "Mengembalikan ingatan Hyuckie lebih penting sekarang."
Ten mengangguk.
"Aku harap Candy punya kabar baik untuk kita."
Mark hanya terdiam sebelum menyusul pergerakan Ten yang terlebih dahulu telah menghilang dari hadapannya.
Meninggalkan Jaehyun, yang tak kunjung berhenti menyesali seluruh perbuatannya dalam raungan tangis yang semakin menyayat hati.
-
-
-
To be continued...
(November 5, 2022)
Mind to vote and comment? <3
YOU ARE READING
Reverse
Fanfiction"Bisakah kau berhenti membuatku semakin jatuh padamu?" "Tidak akan. Bahkan semesta telah menuntunmu agar terjatuh padaku. Untuk apa aku melawan takdir?" *** Berawal dari kesalahpahaman "panas" yang tidak sengaja tercipta di salah satu ranjang ruang...
Chapter XCV (Mark's Hidden Memory No. 5)
Start from the beginning
